MTQ Sulawesi Tenggara di Konawe Utara
Tantangan Lomba Seni Kaligrafi Al-Qur'an Digital MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara di Konawe Utara
Musabaqah Tilawatil Qur'an atau MTQ ke-30 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kabupaten Konawe Utara (Konut) sudah memasuki babak final.
Penulis: sawal | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Musabaqah Tilawatil Qur'an atau MTQ ke-30 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kabupaten Konawe Utara (Konut) sudah memasuki babak final.
Untuk babak final seluruh cabang lomba di MTQ XXX Sultra akan berlangsung hanya sehari, salah satunya lomba cabang seni kaligrafi Al-Qur'an.
Cabang lomba ini memiliki lima golongan, mulai dari kaligrafi golongan naskah, hiasan mushaf, dekorasi, temporer, dan digital.
Salah satu golongan lomba seni kaligrafi yang dianggap menguji kreativitas seni dari para kafilah adalah desain kaligrafi digital.
Pasalnya, media atau alat yang digunakan para kafilah untuk berkompetisi pada cabang seni kaligrafi Al-Qur'an berbasis digital.
Baca juga: 32 Peserta Lomba Khat Al Quran MTQ ke-30 Sultra di Konut Ikuti Babak Final, Pemenang Diumumkan Besok
Dewan Juri Kaligrafi Digital, Hairil saat diwawancarai TribunnewsSultra.com, menuturkan pada dasarnya kaligrafi digital sama dengan kaligrafi lainnya.
"Sudah sama sebenarnya dengan yang lain, tetapi yang menjadi sulit untuk kaligrafi digital ini hanya alat yang digunakan untuk membuat karya seninya," ungkapnya, Rabu (26/6/2024).
Menurutnya, hal pertama yang harus disiapkan para peserta adalah penggunaan medianya seperti komputer, laptop yang bisa mendesain grafis.
"Kafilah juga bisa menggunakan handphone Android, tetapi tidak akan seperti hasil drawing di komputer atau laptop," kata Hairil.
Selanjutnya, tantangan yang dihadapi oleh para kafilah yaitu menata komposisi dan mewarnai seni yang telah didesain.
Baca juga: Aksi Memukau Kafilah Konawe Utara Seni Baca Al-Quran Golongan Tartil Anak-anak di MTQ ke-30 Sultra
"Tantangannya itu mengolah dan membuat komposisi yang menarik, estetik dan unik," beber Hairil kepada TribunnewsSultra.com.
Sementara salah satu kafilah peserta kaligrafi digital, Zainal menjelaskan kesulitan yang dialami adalah penyesuaian tema seni yang didesain.
"Susahnya itu relevansi antara tema dan konsep, di mana harus berkaitan satu sama lainnya," ungkapnya.
Informasi yang dihimpun TribunnewsSultra.com, peserta kafilah golongan kaligrafi berbasis ITE membutuhkan waktu selama empat sampai lima jam untuk mendesain kaligrafi digital.
Terlihat juga para peserta ada yang menggunakan handphone, iPad untuk berkreasi membuat seni kaligrafi digital. (*)
(TribunnewsSultra.com/Sawal)
Berkah MTQ ke-30 Sultra di Konawe Utara, Penjual Suvenir Asal Makassar dan Jakarta Raih Omzet Jutaan |
![]() |
---|
Sosok Muhammad Safir, Kafilah Termuda Cabang Syarhil Qur'an Putra Putri MTQ Sultra di Konawe Utara |
![]() |
---|
Tenaga Medis Siaga di Lokasi MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara di Konawe Utara, Pantau Kesehatan Kafilah |
![]() |
---|
Kafilah Asal Kolaka Utara Ingin Sumbang Juara MTQ Sultra di Konawe Utara, Sudah 8 Kali Wakili Kolut |
![]() |
---|
Sosok Nurjihatin Ode Asal Muna, Kafilah Cacat Netra Cabang Seni Baca Al-Qur'an MTQ Sultra di Konut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.