Jantung Kota Gaza Dikepung Perang saat Hari Raya Idul Adha 2024, Kondisi Pilu Dilewati Warga
Kondisi pilu dirasakan warga di jantung Kota Gaza, Palestina. Pasalnya, hingga saat ini puluhan hingga ratusan ribu warga harus melewati hari kelam.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Hampir semua toko tutup, sebagian besar hancur.
Ritual terpenting yang dilakukan masyarakat Gaza setiap tahun, yaitu berkurban, tidak ada karena masyarakat tidak punya apa-apa untuk membelinya.
Asosiasi dan masyarakat amal adalah pihak yang membeli hewan kurban dan mendistribusikannya kepada keluarga di Gaza sebagai bagian dari program bantuan kemanusiaan.
Dia menekankan bahwa Idul Adha kali ini sangat sulit bagi keluarga para syuhada, korban luka, dan tawanan, mengingat ada lebih dari 10.000 orang terluka yang anggota tubuhnya diamputasi, dan mereka menunggu pembukaan kembali penyeberangan Rafah untuk keluar dari Gaza. untuk perawatan.
Apalagi, ada lebih dari 8.000 tawanan yang tidak diketahui keberadaannya.
Imam Masjid Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza mengatakan dalam sebuah khotbah pada hari Minggu (16/6/2024), bahwa upaya pendudukan untuk mematahkan tekad rakyat Gaza tidak berhasil.
Imam menekankan bahwa Perlawanan Palestina akan terus memberikan pukulan keras terhadap pendudukan, “yang menghalangi kita melakukan ritual keagamaan.”
Warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di atas reruntuhan Masjid al-Omari yang hancur akibat pendudukan di Kota Gaza.
Baca juga: Video Viral Masyarakat di Gaza Makan Rumput Karena Kekurangan Bahan Makanan Demi Bertahan Hidup
Yang lainnya, di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, melaksanakan salat Idul Adha di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur dan di dalam tenda.
Israel Larang Masuk Hewan Kurban
Kepiluan dirasakan warga Gaza seiring dengan perayaan Idul Adha.
Pasalnya, militan Israel melarang masuknya hewan kurban ke jalur Gaza, Palestina.
Hal tersebut lantas membuat ratusan ribu warga di Gaza kehilangan kesempata nuntuk berkurban dan merayakan Idul Adha.
Dikutip dari Tribunnews, pelarangan itu merupakan kejahatan baru yang dilakukan oleh tentara Israel alias IDF.
Dilaporkan, pasukan pendudukan Israel menutup semua akses penyeberangan Jalur Gaza, perbatasan Rafah, dan Kerem Shalom.
Larangan masuknya hewan kurban itu disebut sebagai bentuk pelanggaran HAM.
Pelarangan itu juga dianggap sebagai bentuk pengabaian total terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam.
Israel dan pemerintah AS dianggap bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya kejahatan terhadap Islam dan rakyat Palestina. (*)
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.