Berita Wakatobi
Mahasiswi Psikologi UI Asal Wakatobi Berbagi Tips Atasi Homesick Saat Puasa Ramadan di Tanah Rantau
Mahasiswi Universitas Indonesia asal Wakatobi, Sulawesi Tenggara berbagi tips atasi homesick atau rindu rumah saat puasa ramadan di kota rantau.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Mahasiswi Universitas Indonesia (UI) asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) berbagi tips atasi homesick atau rindu rumah saat puasa ramadhan di tanah rantau.
Mahasiswi tersebut bernama Illa Sitty Nadila, yang saat ini tengah menempuh pendidikan di jurusan Psikologi, Universitas Indonesia.
Sejak diterima menjadi mahasiswi UI tahun 2023 lalu, Illa sapannya harus terbiasa mandiri sebagai anak rantau di Kota Depok, Jawa Barat.
Kini, Illa Sitty Nadila mengatakan awal puasa Ramadan untuk pertama kali dirasakannya di tanah rantau.
Diakuinya, awal menjalani Ramadan pertamanya, sulit untuk beradaptasi.
Pasalnya, dari yang selalu disiapkan saat berbuka maupun sahur, kini harus menyiapkan sendiri.
Belum lagi, dirinya harus memikirkan menu apa yang akan ia makan setiap harinya, sehingga hal tersebutlah yang kadang membuatnya homesick atau rindu rumah.
Selain itu, makanan khas di Sulawesi saat Ramadan seperti pisang ijo, membuatnya tambah rindu rumah.
Baca juga: KKN UHO di Wakatobi Viral, Mahasiswa Kendari Ungkap Cerita 30 Hari Kebaikan Warga Wandoka Selatan
Pasalnya, makanan berbahan dasar pisang dengan saos sirup DHT lumer tersebut sangat susah ditemukan di Depok.
Namun, seiring berjalannya waktu homesick tersebut sedikit berkurang, karena adanya aktivitas buka bersama (Bukber) dengan teman.
Terlebih, ia juga rutin mengikuti kegiatan kampus dan organisasi.
“Sempat ada perasaan merengek juga ingin pulang, cuman aku ingat lagi, tujuan ke Jakarta itu ingin belajar dan mau eksplorasi hal-hal baru. Jadi itu kadang yang membuat aku bisa tetap stay di tanah rantau,” kata Illa Sitty Nadila saat menjadi narasumber di Tribun Corner, Kamis (4/4/2024).
Illa Sitty Nadila menyampaikan, selain karena tujuan ingin belajar, mengikuti beberapa kepanitiaan dan organisasi juga bisa mengurangi sedikit homesick.
Sebab, dengan aktif di kegiatan dalam kampus maupun luar kampus, pikiran tidak punya waktu untuk memikirkan kapan harus pulang ke kampung halaman.
Kemudian, selalu distraksi diri sendiri, bahwasanya ketika berada di tanah rantau, waktu untuk bertemu keluarga itu akan ada.
“Pukul 24.00 ke atas itu jadi waktu-waktu yang bikin rindu rumah itu semakin menggelora, bahkan sampai nangis, tetapi aku tidak buat perasaan itu terus berlarut-larut dengan cara menenangkan diri menggunakan kalimat ‘nanti pasti ketemu’” jelasnya (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.