Sultan Buton Wafat di Kendari

Hujan Deras Iringi Pemakaman Sultan Buton La Ode Muhammad Izat Manarfa di Baubau Sulawesi Tenggara

Sultan Buton ke-40 La Ode Muhammad Izat Manarfa dimakamkan di samping Masjid Quba, Kelurahan Baadia, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Rabu (27/3/2024).

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan
Sultan Buton ke-40 La Ode Muhammad Izat Manarfa dimakamkan di samping Masjid Quba, Kelurahan Baadia, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (27/3/2024). Hujan deras mengiringi prosesi pemakaman tersebut. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Sultan Buton ke-40 La Ode Muhammad Izat Manarfa dimakamkan di samping Masjid Quba, Kelurahan Baadia, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (27/3/2024).

Hujan deras mengiringi prosesi pemakaman tersebut.

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, awalnya langit tampak cerah lalu mulai mendung.

Saat keranda Sultan Buton ke-40 memasuki kompleks pemakaman hujan mulai mengguyur.

Kendati diguyur hujan, prosesi pengantaran ke tempat peristirahatan terakhirnya tetap dilanjutkan.

Jenazah Sultan Buton ke-40 diantar menggunakan keranda berwarna putih.

Sejumlah perangkat adat, keluarga, dan pelayat tampak mengiringi pengantaran sosok yang memperjuangkan terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton ini.

Baca juga: Mantan Wali Kota Baubau Ahmad Monianse Hadiri Prosesi Pemakaman Sultra Buton ke-40 Izat Manarfa

Sultan Buton ke-40 dimakamkan di samping makam sang ayah.

Lokasi makam dan rumah duka hanya berjarak beberapa meter saja, sehingga pengantaran dilakukan dengan jalan kaki yang diiringi pelayat yang hadir.

Tampak masyarakat yang tinggal sekitar daerah tersebut juga berdiri di depan rumah mereka untuk menyaksikan pengantaran terakhir Sultan Buton ke-40 tersebut.

Budayawan Buton, Imran Qudus menjelaskan beberapa iring-iringan dalam prosesi pemakaman Sultan Buton ke-40 La Ode Muhammad Izat Manarfa.

"Jadi pertama itu ada bendera atau tombi, paturu kelambu agar setelah selesai prosesi pemakaman paturu tersebut disimpan, kemudian, perangkat masjid keraton," ungkapnya,

Ia melanjutkan terdapat keranda jenazah yang dipayungi, bantal di sisi kiri dan kanan kepala hingga kaki yang biasa disebut kambali.

"Karena Sultan Buton, payung harus disertakan untuk terakhir kalinya, dan Sara Kesultanan," bebernya.

Baca juga: Suasana Rumah Duka Sultan Buton ke-40 di Kamali Baadia Kota Baubau Sulawesi Tenggara

Hujan reda bersamaan dengan selesainya prosesi pemakaman Sultan Buton ke-40 tersebut. (*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved