Berita Baubau

Cerita Pemuda Baubau Buka Lapak Baca di Terminal Waromusio, Resah Banyak Anak Putus Sekolah

Sekira pukul 17.00 WITA, pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta tersebut datang membawa buku menggunakan sepeda motor.

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)
Terminal Warumosio tidak hanya saksi bisu kesibukan masyarakat dari luar kota atau pun sebaliknya. Terminal yang terletak di Jalan Anoa, Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara(Sultra) ini juga menyimpan banyak harapan. 

Rifan dan beberapa kawan lainnya yang berperan sebagai pendidik sekaligus teman anak-anak tersebut mengajarkan pembelajaran seperti menulis, berhitung, menggambar hingga bercerita.

"Saya suka saat anak-anak menggambar dan bercerita, itu salah satu hal baik sebab mereka bisa mengekspresikan diri dengan bebas," tambahnya.

Lapak baca yang dibuka ini memiliki pemandangan yang indah.

Terdapat Penjual kaki lima berderet hingga hampir ke pintu masuk terminal, jembatan kecil samar-samar terlihat jika matahari terbenam hampir sampai pada posisi idealnya.

Perahu nelayan, juga pengunjung pedagang kaki lima yang duduk berhadapan sambil menyantap pesanannya.

Pula matahari terbenam dapat saja terlihat bulat sempurna jika cuaca sedang dalam kondisi prima.

Baca juga: 1000 Buku Dihibahkan Perpustakaan Nasional ke Kelompok Baca di Baubau Sultra, Tingkatkan Literasi

Pemuda yang bukan berdomisili di Kadolomoko juga datang untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. 

Pembelajaran yang baru diselesaikan hingga pukul 20.00 WITA ini memiliki penerangan seadanya.

Namun antusias anak-anak menghabiskan waktunya untuk belajar sama sekali tidak pupus.

"Biasanya kalau sudah malam, waktunya bercerita. Mereka bercerita tentang apa yang digambarkannya di atas kertas," beber Rifan.

Kata dia, pembelajaran seperti membaca yang paling sering dilakukan sebab cukup banyak anak yang belum bisa membaca.

"Biasanya tidak hanya saya yang ajar adik-adik. Jadi, adik-adik yang sudah bisa membaca, mengajar membaca ke adik-adik yang belum dapat membaca," tambahnya.

Ia menjelaskan tidak hanya pelajaran formal tapi informal seperti sopan santun dan beberapa hal lainnya juga diajarkan.

"Kami ajarkan pula tentang sopan santun dan lain sebagainya sebab tidak hanya saya atau pengurus inspirasi kampung saja yang berkunjung. Terkadang beberapa orang dari komunitas lain atau kakak-kakak yang ingin sekedar datang mengajar bersama disini," ungkapnya.

Seorang wanita yang ikut dalam pembelajaran mengungkapkan selalu senang melihat anak-anak tersebut ceria dan antusias ketika belajar.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved