Doa dan Amalan Harian
7 Amalan Menjelang Bulan Suci Ramadhan, Siapkan Diri Sambut dengan Sukacita, Raih Keberkahan
Artinya, “Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” (HR Ahmad).
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Amelda Devi Indriyani
6. Persiapkan Budget
Dilansir dari Al Azhar kita juga bisa mempersiapkan budget khusus untuk sedekah, infak, dan nafkah untuk keluarga selama Ramadhan.
Tentu saja ibadah tersebut kita niatkan untuk meraih keutamaan Ramadhan dari sisi mentasharrufkan atau menggunakan harta pada jalan yang terbaik di bulan Ramadhan.
Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa bersedekah di bulan Ramadhan memiliki nilia yang sangat besar:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya, "Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, Sedekah di bulan Ramadhan". (HR At-Tirmidzi)
7. Saling Memaafkan
Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan ada baiknya umat Muslim saling memafkan, sebagaimana niat kita menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih.
Terutama saling memaafkan di lingkup keluarga, tetangga dan kawan-kawan. Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam al-Baqarah ayat 178:
...فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. 2:178).
Menurut sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam pernah menganjurkan agar siapa yang mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, baiknya itu menyangkut kehormatan atau apa saja, segera menyelesaikannya di dunia ini, sehingga tanggung jawab itu menjadi bebas (bisa dengan menebus, bisa dengan meminta halal, atau meminta maaf).
Sebab nanti di akhirat sudah tidak ada lagi uang untuk tebus menebus. Orang yang mempunyai tanggungan dan belum meminta halal ketika dunia, kelak akan diperhitungkan dengan amalnya: apabila dia punya amal saleh, dari amal salehnya itulah tanggungannya akan ditebus; bila tidak memiliki, maka dosa atas orang yang disalahinya akan ditimpakan kepadanya, dengan ukuran tanggungannya. (Lihat misalnya, jawahir al-Bukhori, hlm. 275, hadis nomer: 353 dan shahih Muslim, II/430).
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani,NU Online, Al Azhar Peduli)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.