Kapan Isra Miraj? 5 Tradisi di Indonesia, Ada Ngurisan hingga Khatam Kitab Arjo, Jadi Libur Nasional

Berikut ini kapan Isra Miraj dilaksanakan? Pertanyaan ini ramai ditanyakan mengingat pada Februari 2024, peringatan dalam Islam akan dirayakan.

Kolase TribunnewsSultra.com
ILUSTRASI- Berikut ini kapan Isra Miraj dilaksanakan ? Tentunya pertanyaan ini ramai ditanyakan mengingat pada Februari 2024, peringatan dalam Islam akan dirayakan. Bahkan di Indonesia, Isra Miraj memiliki berbagai tradisi sebagai bentuk perayaan. Isra Miraj juga masuk dalam libur nasional sehingga anak-anak sekolah bisa merayakannya bersama keluarga. 

Seperti apa saja tradisi tersebut, simak selengkapnya dilansir dari Tribun Priangan:

1. Rajaban

Tradisi Rajaban biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat Cirebon, Jawa Barat.

Rajaban berasal dari kata Rajab, yakni menunjukan bulan Rajab yang diperingati untuk peristiwa Isra Miraj,dimana masyarat Cirebon melakukan Rajaban dengan berziarah ke makam dua orang penyebar agama islam, yakni pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan di Plangon.

Tradisi Rajaban juga terdapat proses pembagaian nasi bogana, yaitu nasi yang dilengkapi lauk pauk seperti kentang, telur ayam, tempe, tahu, perutan kentang hingga bumbu kuning.

2. Ambengan

Tradisi Ambengan biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat di beberapa daerah, terutama Jawa tengah dan Jawa Timur.

Ambengan berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu ambeng,yang berarti wadah dengan ukuran besar.

Baca juga: Suasana Masjid Al Alam Kendari Sulawesi Tenggara di Hari Libur Isra Miraj 1443 Hijriah

Di dalam ambeng biasanya diisi denan nasi dan lauk pauk, kemudian biasanya masyarakat akan membawa ambeng tersebut ke masjid atau mushala usai salat magrib.

Kemudian Kiai setempat memimpin doa, lalu dilanjutkan dengan makan bersama.

3. Ngurisan

Tradisi Ngurisan biasa diperingati ketika Isra Miraj oleh masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah tradisi memotong rambut bayi yang berusia di bawah 6 bulan, untuk pemotongan rabut dilakukan oleh tokoh agama atau tokoh masyarakat.

Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan agar bayi-bayi tersebut diberi keberkahan dalam hidupnya.

Kegiatan ini biasanya dilakukan di masjid setempat, dan selama kegiatan ini berlangsung para jemaah akan melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SalaLlahu Alaihi Wasalam.

4. Khatam Kitab Arjo

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved