Wanita di Kendari Ditembak OTK
UPDATE Kasus Penembakan Mahasiswi STIE 66 Kendari Sulawesi Tenggara, Sosok Anak Danramil di Manado
Update kasus penembakan mahasiswi STIE 66 Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), sosok anak Danramil di Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Aqsa
Kesaksian Korban dan Pengakuan Rekannya
Berikut kesaksian korban penembakan, SM alias Melisa, begitupun seorang rekan yang bersamanya di dalam mobil yakni IP alias Bocil.
M mengaku tidak mengetahui persis peristiwa yang terjadi hingga dirinya tertembak.
Pada saat kejadian, katanya, dirinya sedang asyik bermain handphone di dalam mobil.
“Saya tidak tahu, saya lagi main HP,” kata M menjawab pertanyaan seorang petugas di RS dr R Ismoyowo pada Rabu dinihari.
Jawaban itupun kembali disampaikannya menjawab pertanyaan petugas mengenai kronologi kasus penembakan yang dialaminya.
“Saya tidak tahu, saya hanya lihat HP,” jawabnya lirih.
Menurut M, dia baru sadar menjadi korban penembakan setelah dirinya ditembak.
“Saya tahu kejadian ketika sudah tertembak,” jelasnya.
Menurut korban, dirinya naik mobil tersebut bersama dua orang pria yang salah satunya merupakan temannya.
“Satu teman yang bawa mobil, yang satunya saya tidak kenal,” katanya ditemui di rumah sakit.
Baca juga: ‘Saya Tahu Saat Tertembak’ Cerita Wanita Asal Manado Korban Penembakan di Kendari Sulawesi Tenggara
M menjelaskan mobil yang ditumpanginya bersama 2 pria tersebut singgah di depan SPBU Jl Brigjen Katamso.
Setibanya di depan SPBU, salah satu temannya keluar dari mobil dengan alasan ingin buang air kecil.
“Saat itu saya berada di belakang sopir lalu sa ditembak,” jelas M.
Diapun mengaku tak mengetahui detik-detik peristiwa penembakan yang dialaminya.
Apalagi sebelum ditembak, dirinya tengah memainkan telepon seluler (ponsel) miliknya.
“Saya nda perhatikan juga karena lagi asik chatting sama pacarku,” ujar wanita M.
Sementara IP menjelaskan awalnya korban M datang ke rumahnya sekitar pukul 21.00 wita dengan menumpang ojek online.
IP kemudian ditelepon temannya berinisial BL yang baru saja tiba dari Kabupaten Kolaka, Provinsi Sultra.
“Saya ditelepon BL, dia bilang kalau sudah sampai di Kendari, terus saya ajak ke rumah,” katanya.
Saat berada di rumah IP, BL meminta untuk ditemani ke Kecamatan Konda, Konawe Selatan.
Hanya saja saat ditanya tujuan mereka ke Konda, IP mengaku tidak tahu menahu.
“Saya tidak tahu,” ujar IP.
Saat akan berangkat, M tiba-tiba meminta untuk ikut bersama mereka.
“Tidak diajak (M) hanya dia minta untuk ikut,” kata IP.
IP mengatakan pada saat itu dirinya membawa mobil, sedangkan BL duduk di sampingnya.
Sementara, wanita M yang menjadi korban penembakan duduk di kursi penumpang belakang.
Dalam perjalanan ke Konda, IP mengaku singgah di SPBU Jl Brigjen Katamso.
Dia mampir di SPBU tersebut untuk buang air kecil.
“Di Pertamina saya keluar kencing, terus kembali ke mobil,” jelasnya.
Saat keluar dari SPBU, BL memintanya untuk memberhentikan mobil yang dikemudikannya.
“Pas saya berhenti, BL ini turun dan ambil sesuatu,” ujar IP.
“Tapi saya tidak tahu pasti apa yang dia ambil,” lanjutnya.
Saat BL masuk kembali ke dalam mobil, datang dua orang yang menggunakan sepeda motor dan langsung menembak.
“Pas setelah dia tembak itu saya langsung tancap gas mi mobil, saya balap,” ujar IP.
Dalam perjalanan, IP mengaku berkeinginan membawa M ke rumah sakit.
“Tapi dia bilang BL jangan mi, langsung saja ke rumahmu,” kata IP.
Tetapi sesampainya di rumah, kata IP, BL justru langsung pergi meninggalkan rumahnya.
“Dia buru-buru, BL dia ndak antarmi M. Dia langsung ke Kolaka,” jelasnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari/Sugi Hartono)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.