Apa Itu Boty? Kata Viral di Instagram hingga TikTok, 3 Arti Sering Digunakan, Punya Makna Negatif

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini apa itu Boty ?

Istilah ini viral sepanjang tahun 2023.

Kata ini biasa ditemukan pada beragam komentar netizen di dunia media sosial.

Khususnya TikTok ataupun Instagram, ada tertera kata Boty yang disematkan netizen.

Namun tahu kah kamu apa itu Boty ?

Dalam artikel ini akan mengular mengenai kata viral atau istilah viral di media sosial.

Di media sosial kerap kita menemukan berbagai kata yang unik.

Deretan kata-kata viral itu menjadi tren hingga diucapkan sehari-hari.

Bagi mereka yang muda kerap menjadikannya sebagai kosakata gaul.

Boty sama dengan berbagai kata-kata yang viral di media sosial.

Meski sudah banyak berseliweran di media sosial, masih banyak yang belum mengerti terkait kata Boty ini.

Lalu apa itu Boty ?

Dilansir dari TribunBengkulu.com, Boty dapat diartikan dengan berbagai makna.

Pasalnya, istilah ini sudah ada sejak dulu.

Namun, berkembangnya zaman justru ada pemaknaan yang berbeda.

Ternyata ada beberapa arti Boty atau boti , tergantung dengan konteks kalimatnya.

Sementara Kata Boty atau boti tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Berikut ini ulasannya dihimpun TribunnewsSultra.com:

1. Bonceng Tiga

Arti boti dalam bahasa gaul adalah bonceng tiga.

Istilah boti digunakan untuk menyebut seseorang yang sedang naik motor bertiga atau bonceng tiga.

Untuk menyederhanakan pengucapannya maka banyak orang yang menggunakan istilah akronim boti.

2. Obat Tertentu

Baca juga: 5 Fakta Vonis Putri Candrawati, Perasaan Sakit Hati Istri Ferdy Sambo dan Istilah Meeting of Mind

Arti kata boti juga digunakan untuk menunjuk obat tertentu.

Obat yang dimaksud adalah obat terlarang seperti Xanax, dumolid dan obat anti-depresan lainnya.

Boti juga digunakan untuk obat-obatan yang efeknya bisa membuat orang teler atau mabuk hingga hilang kesadaran.

3. Menunjuk Aktivitas Seksual

Boty berasal dari kata bottom yang berarti bawah.

Sebuah sebutan yang digunakan oleh komunitas tertentu untuk menunjukkan "peran" dari seseorang dalam aktivitas seksual.

Jadi boty artinya adalah posisi bawah. Ketika ada orang menyebut Boti terhadap kamu, maka dia menginginkan kamu berada di posisi bawah, atau mungkin dia menanyakan apakah kamu suka di bawah.

Contoh penggunaan kata Boti :

"Kamu seksi, kalau main kamu suka Boti?"

"Aku lihat kamu suka posisi Boti ya?"

Kata Boty yang Bermakna Negatif

Dalam gemerlap media sosial TikTok, tidak semua kata gaul membawa dampak positif.

Salah satu kata yang sedang ramai digunakan dan memunculkan dampak negatif adalah boty.

Meskipun terdengar sepele, makna di balik kata ini dapat menciptakan tekanan sosial dan meningkatkan standar kecantikan yang tidak realistis.

Pertama-tama, boty seringkali dihubungkan dengan norma-norma kecantikan yang sempit dan tidak realistis.

Pengguna TikTok cenderung mengekspos penampilan fisik mereka secara berlebihan, menciptakan ekspektasi yang sulit dipenuhi oleh banyak orang.

Hal ini dapat merugikan individu yang merasa terjebak dalam tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.

Penggunaan kata boty juga sering kali mengabaikan aspek kesehatan mental.

Pemfokusan yang berlebihan pada penampilan fisik dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan mental individu, terutama bagi yang merasa tidak mampu memenuhi standar kecantikan yang digambarkan oleh kata ini.

Tren boty"di TikTok juga menciptakan lingkungan yang kompetitif dan tidak sehat di antara pengguna.

Individu mungkin merasa perlu bersaing dalam menunjukkan penampilan mereka, menciptakan atmosfer yang tidak mendukung kolaborasi dan dukungan positif di antara komunitas TikTok.

Stereotip gender juga dapat terwujud melalui penggunaan kata boty.

Pemaknaan kata ini seringkali lebih menekankan pada penampilan fisik perempuan, memperkuat ekspektasi gender yang tidak sehat dan merugikan.

Tidak jarang, kata "boty" digunakan sebagai alat body-shaming.

Pengguna mungkin menggunakan kata ini untuk menilai dan merendahkan penampilan fisik orang lain, menciptakan lingkungan yang tidak ramah dan penuh tekanan di media sosial.

(*)

(Tribunbengkulu.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)