Sultra Economic Outlook 2024
Sektor Pertanian Jadi Alternatif Selain Pertambangan, Dorong Perekonomian di Sulawesi Tenggara
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) sebut sektor pertanian dapat mendorong perekonomian di Sultra.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) sebut sektor pertanian dapat mendorong perekonomian di Sultra.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Sultra, Doni Septadijaya saat menjadi narasumber Sultra Economic Outlook 2024, yang diselenggarakan di ruang pola kantor Gubernur Sultra, Selasa (5/12/2023).
Kepala Kantor Perwakilan BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan selain sektor pertambangan, Sultra bisa mendorong perekonomian melalui sektor pertanian.
Menurutnya, sektor pertanian di Sultra memiliki potensi yang sangat tinggi, karena memiliki lahan yang subur disertai penduduk yang didominasi oleh petani.
Sehingga sektor pertanian dapat menjadi alternatif, agar tidak bergantung pada sektor pertambangan.
"Kakao menjadi salah satu sektor yang dapat dikembangkan dalam green economy, di mana total luas area perkebunan kakao di Sultra seluas 236.822 hektar, dengan total petani kakao sebanyak 152.891 KK," kata Doni Septadijaya.
Baca juga: CEO Tribun Network Dahlan Dahi Sebut Media Jadi Ruang Promosi Tarik Investor ke Sulawesi Tenggara
Selain kakao, Sultra juga penghasil beberapa komoditas pertanian lainnya seperti bawang merah, cabai rawit, padi dan jagung.
Adapun kabupaten penghasil bawang merah tersebut yakni Buton Selatan dengan luas lahan tanam 20 hektar, Buton 20 hektar, dan Konawe Selatan 10 hektar.
Kemudian, kabupaten penghasil cabai rawit yakni Buton dengan luas lahan tanam 35 hektar, Konawe 35 hektar, dan Konawe Kepulauan 20 hektar.
Kabupaten penghasil padi yakni Konawe dengan luas lahan tanam 11.780 hektar, Kolaka 21. 255 hektar, Konawe Selatan 36.490 hektar, Bombana 20.000 hektar, dan Kolaka Timur 31.857 hektar.
Sedangkan Kabupaten penghasil Jagung yakni Muna dengan luas lahan tanam 11.780 hektar, Konawe 2.539 hektar, Konawe Selatan 6.923 hektar, Bombana 2.302 hektar.
Lalau, Kolaka Utara dengan luas lahan tanam 4.579 hektar, Kolaka Timur 7.028 hektar, Muna Barat 10.794 hektar, dan Buton Tengah 1.660 hektar.
Sementara itu, untuk pengembangan pertanian di Sultra, BI Sultra menyampaikan perlunya bantuan benih unggul bersertifikat kepada para petani.
Baca juga: Pj Gubernur Sultra Sebut 3 Hal Penting Dorong Geliat Investasi di Sulawesi Tenggara pada Tahun 2024
Selain itu, memanfaatkan inisiasi ekonomi hijau untuk peningkatan kualitas kakao, dan hilirisasi kakao.
Dan intervensi harga pupuk kimia, karena selama ini NTP tergerus akibat tingginya pengeluaran untuk pembeli pupuk. (*)
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.