Wisata Sulawesi Tenggara

Keunikan Kawasan Karts Muna Sultra, 28 Gua dan Ceruk Termasuk Liang Kabori, Ada Lukisan Prasejarah

Kawasan karts pulau Muna menjadi obyek atau lokasi wisata yang patut dikunjungi saat bertandang ke Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Amelda Devi/TribunnewsSultra.com
Kawasan gua prasejarah Liang Kabori, di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kawasan karts pulau Muna menjadi obyek atau lokasi wisata yang patut dikunjungi saat bertandang ke Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kawasan karts pulau Muna ini memiliki sejumlah keunikan dari geowisata lainnya yang ada di beberapa lokasi di Indonesia.

Lantas apa saja keunikan dari kawasan karts pulau Muna ini? Berikut TribunnewsSultra.com rangkum dari berbagai sumber.

Masuk Seven Wonders Sultra

Obyek geowisata kawasan karts pulau Muna ini masuk dalam 'Seven Wonders' atau 7 keajaiban wisata Sultra, yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 310 Tahun 2022.

Tujuh obyek wisata tersebut diantaranya koridor wisata Teluk Kendari di Kota Kendari, Pantai Toronipa di Kabupaten Konawe, serta Pulau Labengki di Konawe Utara.

Adapula koridor Benteng Keraton Wolio di Kota Baubau dan kawasan hutan suaka margasatwa Lambusango di Kabupaten Buton.

Baca juga: Wisata Arung Jeram Tinukari di Kolaka Utara Sultra Pacu Adrenalin, Bonus Indahnya Pemandangan Alam

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yang masuk dalam wilayah 4 kabupaten yakni Konawe, Konawe Selatan, Bombana, Kolaka.

Pulau Padamarang di Kabupaten Kolaka, Kawasan Karts Pulau Muna di Kabupaten Muna.

Kawasan Karts Matarombeo di Kabupaten Konawe Utara (Konut) hingga Kawasan Mangrove di Buton Utara (Butur).

Bahkan kawasan karts pulau Muna ini diusung oleh Pemerintah Provinsi Sultra menjadi Geopark atau taman bumi.

kawasan wisata gua prasejarah Liang Kabori
kawasan wisata gua prasejarah Liang Kabori Muna Sulawesi Tenggara

Terdiri dari Gua, Caruk dan Tebing

Dikutip TribunnewsSultra.com dari laman esdm.go.id, Pulau Muna di Provinsi Sultra hampir seluruhnya tersusun oleh batu gamping berumur pleistosen (sekitar 1,8 juta tahun yang lalu).

Batu gamping ini diperkirakan dari Formasi Wapulaka, seperti terlihat pada tebing-tebing batu gamping di sepanjang pantai.

Batu gamping tersebut merupakan terumbu karang yang terangkat dan sekarang membentuk kawasan karts yang luas.

Karst Muna memiliki ciri tersendiri pada proses pembentukannya, selain juga ditandai adanya stalaktit dan stalakmit yang telah menyatu di Gua Liang Metanduno.

Wilayah karst biasanya berbukit-bukit dengan banyak gua.

Begitupun dengan kawasan karts pulau Muna, bahkan beberapa gua memiliki ceruk yang cukup luas dan ada mata airnya.

Beberapa di antara kawasan karts Muna yang kini menjadi lokasi wisata di antaranya berada di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga.

Adapula lokasi wisata prasejarah Gua/Liang Kabori di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia yang luasnya sekira 7 ribuan hektare.

Untuk kawasan karts di Kabori bentuk guanya seperti bukit-bukit bersusun seperti menara, di mana masing-masing lokasinya terpisah.

lukisan di dinding gua di kawasan wisata gua prasejarah Liang Kabori Muna
Tampak lukisan di salah satu dinding gua di kawasan wisata gua prasejarah Liang Kabori Muna (kiri). Gerbang masuk kawasan wisata gua prasejarah Liang Kabori di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)

Wisata Prasejarah dengan Beragam Lukisan Purba 

Di kawasan karst pulau Muna tersebar gua-gua dan ceruk yang menyimpan jejak peradaban manusia masa lampau.

Terlihat pada lukisan tua prasejarah yang dapat kita temui di dinding gua dan ceruk ini.

Lukisan itu diperkirakan berumur ribuan tahun.

Lukisan prasejarah itu beragam dan berbeda di setiap guanya.

Ada lukisan yang menggambarkan orang menunggangi kuda, sekelompok orang berburu, orang memegang tombak, beberapa jenis hewan, salah satunya yang terlihat seperti sapi atau anoa.

Ada gambar matahari, perahu, orang bermain layangan yang kemungkinan menjadi salah satu bukti bahwa layangan Kaghati kolope yang ada di Muna merupakan layangan tertua di dunia.

Baca juga: Pulau Labengki Sultra Tujuan Wisatawan Mancanegara, Spot Wisata, Fasilitas Hingga Tarif Berwisata

Berdasarkan informasi pada papan Peta Situasi Kawasan Gua Prasejarah Liang Kabori yang ada di area kawasan wisata, disebutkan ada 28 titik lokasi yang dapat dikunjungi.

Peta situasi tersebut menjelaskan lokasi masing-masing titik dengan mengurutkannya menggunakan angka.

Diurutan pertama ada Ceruk Lasabo, kemudian Ceruk Latanggara, Ceruk Wabose, Gua Latoko, Ceruk Lakhuba, Ceruk Lauhu, Gua Metanduno.

Ceruk Idhamalanga, Gua Kabori, Gua Lakolumbu, Gua Lansifora 1, Gua Lansifora 2, Ceruk Lasabo, Ceruk Kumbou/Parkir.

Gua Sugipatani, Ceruk Lapoda, Ceruk Lakantago 1, Ceruk Lakantago 2, Gua Pominsa 1, Gua Pominsa 2, Gua Kaghofogofine, Ceruk Foo 1, Ceruk Foo 2, Ceruk Foo 3.

Ceruk Lantolalaki, Ceruk Pinda, Ceruk Maarewu dan terakhir diurutan 28 ada Ceruk Melobuno.

Peta Situasi Kawasan Gua Prasejarah Liang Kabori
Peta Situasi Kawasan Gua Prasejarah Liang Kabori yang sempat difoto oleh TribunnewsSultra.com ini, menunjukkan posisi nomor tujuh atau di Gua Metanduno.

Situs gua yang ada di Liang Kabori ini merupakan cagar budaya dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.

Sehingga harus kita jaga dan rawat bersama untuk kelestarian kawasan karts pulau Muna ini.

Dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman dan menggores dinding-dinding gua dan ceruk.

Rute dan Jarak Tempuh

Beberapa di antara kawasan karts Muna yang kini menjadi lokasi wisata di antaranya berada di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga.

Wisata Puncak Masalili tersebut bisa diakses menggunakan kendaraan sekitar 30 menit dari Raha, ibu kota Kabupaten Muna.

Sementara untuk kawasan prasejarah Gua/Liang Kabori di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia, juga bisa diakses dari pusat Kota Raha.

Dengan menempuh jarak sekitar 15 kilometer dan waktu sekiranya 15-20 menit.

Khusus Kabupaten Muna, sebuah pulau yang terpisah dari daratan utama provinsi Sulawesi Tenggara, maka bisa diakses dengan menggunakan kapal penyeberangan dari Kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.

Di mana, untuk penyebrangan dari Kendari ke Pulau Muna, pengunjung bisa menyiapkan ongkos penyebrangan dari Pelabuhan Nusantara Kendari sekiranya Rp160 ribu per orang per tiket.

(*)

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved