Sejarah Halloween Dikaitkan dengan Kematian Manusia, 31 Oktober Dipercaya Arwah Kembali ke Bumi

Berikut ini sejarah Halloween dikaitkan dengan kematian manusia. Setiap tanggal 31 Oktober dipercaya menjadi malam arwah kembali ke bumi.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini sejarah Halloween dikaitkan dengan kematian manusia. Setiap tanggal 31 Oktober dipercaya menjadi malam arwah kembali ke bumi. Pada momen perayaan Halloween ini pun nampaknya menjadi tradisi tahunan di berbagai negara. Bahkan di Indonesia pun juga turut ramai digelar perayaan Halloween. 

- Mengukir Jack-o'-Lantern

Tradisi mengukir Jack-o'-Lanterns berasal dari Irlandia dengan menggunakan lobak sebagai pengganti labu.

Tradisi ini diduga berdasarkan legenda tentang seorang pria bernama Stingy Jack yang berulang kali menjebak Iblis dan hanya membiarkannya pergi dengan syarat Jack tidak akan pernah masuk Neraka.

Tapi ketika Jack meninggal, dia mengetahui bahwa Surga juga tidak menginginkan jiwanya, jadi dia terpaksa mengembara di Bumi sebagai hantu selamanya.

Iblis memberi Jack sebongkah batu bara dalam lobak yang diukir untuk menerangi jalannya.

Penduduk setempat akhirnya mulai mengukir wajah-wajah menakutkan pada lobak mereka untuk menakuti roh jahat.

- Mengenakan Kostum Menakutkan

Untuk menghindari teror oleh semua roh jahat yang berjalan di bumi selama Samhain, bangsa Celtic mengenakan penyamaran agar mereka tidak disangka roh dan dibiarkan sendirian.

- Trick or Treat

Ada banyak perdebatan seputar asal mula trick-or-treat, namun secara umum ada tiga teori.

Teori pertama menyatakan bahwa selama Samhain, orang Celtic akan meninggalkan makanan untuk menenangkan roh yang berkeliling bumi pada malam hari.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai berpakaian seperti hantu ini sebagai imbalan atas persembahan makanan dan minuman serupa.

Teori kedua berspekulasi bahwa anugerah permen berasal dari praktik penyamaran di Skotlandia, yang merupakan versi sekuler dari 'souling'.

Selama Abad Pertengahan, umumnya anak-anak dan orang dewasa miskin mengumpulkan makanan dan uang dari rumah-rumah setempat sebagai imbalan untuk mendoakan orang mati pada Hari Semua Jiwa.

Guisers membatalkan doanya demi praktik non-religius dengan memasukkan lagu, lelucon, dan 'trik' lainnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved