Maulid Nabi 2023

Maulid Nabi ke Berapa Tahun 2023? Simak Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad dari 4 Pendapat

Pertanyaan cukup mengemuka yang terekam google trends saat ini adalah Maulid Nabi ke berapa tahun 2023?

|
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Pertanyaan cukup mengemuka yang terekam google trends saat ini adalah Maulid Nabi ke berapa tahun 2023? 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pertanyaan cukup mengemuka yang terekam google trends saat ini adalah Maulid Nabi ke berapa tahun 2023?

Untuk mengetahui jawabannya, simak sejarah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW berikut ini.

Sejarah perayaan Maulid ini dirangkum dariĀ 4 pendapat berikut ini terkemuka.

Diketahui bahwa Maulid merupakan ritual tahunan yang dirayakan umat islam.

Dirayakan setiap 12 Rabiulawal untuk sebagian Sunni dan 17 Rabiulawal oleh Syiah.

Sunni dan Syiah merupakan dua aliran besar Islam saat ini.

Baca juga: Flyer Maulid Nabi 2023 Lengkap Kata-Kata Mutiara Singkat Menyentuh Hati hingga Link Twibbon

Maulid Nabi di Indonesia

Khusus di Indonesia, Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dirayakan oleh Wali Songo sejak 1404 Masehi.

Artinya, telah dirayakan sebanyak 619 kali, termasuk tahun ini. Dengan catatan dirayakan tiap tahunnya secara terus-menerus.

Wali Songo merayakan Maulid Nabi untuk menarik hati masyarakat setempat saat itu untuk terpanggil memeluk agama Islam.

Pada saat itu, Wali Songo melihat pengorbanan yang dilakukan Raja Hindu di Jawa telah melanggar aturan Islam.

Dalam tradisi Hindu-Buddha pada masa itu, jika suatu daerah terkena bencana mereka akan melakukan pengorbanan berupa penyembelihan kerbau sebagai tolak bala.

Hal ini yang kemudian mendorong Wali Songo memperkenalkan peringatan Maulid Nabi pada masyarakat setempat.

Itulah mengapa, Maulid Nabi juga disebut sebagai perayaan Syahadatain, atau yang secara umum dikenal dengan istilah Sekaten.

Syahadatain adalah kesaksian dan pengakuan bahwa Allah merupakan satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Rasul Allah.

Dalam berbagai macam versi, sekaten dapat dipahami sebagai upacara dan ritual penabuhan gamelan yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sampai saat ini, Sekaten masih diselenggarakan di beberapa kota, salah satunya Yogyakarta dan Surakarta.

Maulid Nabi Pertama Kali

Ada beberapa pendapat yang terbeda terkait kapan pertama kali Maulid Nabi dilakukan.

Khusus dalam artikel ini, akan dipaparkan empat pendapat mengenai kapan pertama kali Maulid Nabi Muhammad dirayakan.

1. Sudah dirayakan bangsa Arab sejak abad ke-2 H

Dilansir dari Kompas.com (7/10/2022), kelahiran Nabi Muhammad sudah dirayakan oleh bangsa Arab sejak abad ke-2 Hijriah atau abad ke-8 M.

Pendapat ini didasarkan pada Nuruddin Ali dalam kitab Wafa'ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Di mana, disebutkan seseorang bernama Khaizuran (170H/786 M) datang ke Madinah dan memerintahkan masyarakatnya merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Khaizuran adalah salah satu sosok yang berpengaruh dari masa Dinasti Abbasiyah itu juga mengunjungi Mekkah dan memerintahkan hal yang sama.

Menurutnya, tujuan Maulid Nabi dirayakan supaya teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi umat Islam.

Baca juga: Gaji Tenaga Honorer Setelah RUU ASN Sah ke Sidang Paripurna, Full Senyum Akan Diangkat Jadi PPPK

2. Dirayakan oleh Dinasti Fatimiyah pada abad ke-4 H

Pendapat kedua menyatakan bahwa Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Dinasti Fatimiyah, yang berkuasa antara abad ke-4 hingga abad ke-6 Hijriah, atau abad ke-10 hingga abad ke-12 Masehi.

Perayaan Maulid Nabi tersebut dilakukan oleh Abu Tamim, khalifah keempat Dinasti Fatimiyah.

Selain itu, dinasti tersebut juga merayakan Hari Asyura, Maulid Ali, Maulid Hasan, dan lainnya.

3. Dirayakan pada Rabiul Awwal oleh Sultan Muzhaffar

Versi ketiga berdasarkan pendapat Ibnu Katsir menyatakan bahwa Sultan Muzhaffar adalah orang yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi pada Rabiulawal secara besar-besaran.

Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri (549-630 H) adalah Gubernur Ibril di Irak, yang merayakan Maulid Nabi dengan mengundang para ulama, ahli tasawuf, dan seluruh rakyatnya.

Ia menjamu para undangan dengan makanan, memberi hadiah, dan bersedekah kepada fakir miskin.

4. Dirayakan oleh Salahuddin Al Ayyubi pada abad ke-12

Pendapat lain menyatakan bahwa Maulid Nabi pertama kali diperingati oleh Salahuddin Al Ayyubi, pediri Dinasti Ayyubiyah yang hidup pada abad ke-12.

Salahuddin Al Ayyubi dikenal sebagai jenderal hebat yang memerangi tentara Salib dan berhasil merebut Yerusalem dari Kerajaan Yerusalem.

Dulunya dikatakan bahwa Salahuddin membuat perayaan Maulid untuk membangkitkan semangat umat Islam yang sedang padam dalam memerangi tentara Salib.

Meskipun memiliki beberapa perbedaan pandangan tentang kapan Maulid Nabi pertama kali dilakukan, namun perayaan Maulid Nabi akhirnya dapat berkembang ke wilayah Islam yang lain, termasuk Indonesia dan tetap diperingati hingga sekarang. (*)

Artikel ini diolah dari artikel yang telah tayang di Kompas.com dengan judul "20 Ucapan Maulid Nabi 1445 H dan Sejarah Perayaannya..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved