BKKBN Sultra
Kemenko PMK Apresiasi Komitmen Penanganan Stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara
Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK ), memberikan apresiasi terkait Percepatan Penurunan Stunting di Sultra.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK ), memberikan apresiasi terkait Percepatan Penurunan Stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal ini disampaikan Staf Ahli Kemenko PMK drg Agus Suprapto, M.Kes pada Rapat Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Sultra, di Aula Samaturu Kantor Walikota Kendari, Kamis (14/9/2023).
Agus menyampaikan penanganan stunting di Sulawesi Tenggara sudah baik.
Meskipun ada beberapa poin perlu ditingkatkan.
Yakni, perlunya pendampingan kepada para ibu hamil agar rutin memeriksakan kehamilannya.
Baca juga: BKKBN Dorong Produk Makanan Lokal Bergizi Bagi Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Cegah Stunting
Terkait pelaksanaan posyandu, diingatkan agar tenaga kesehatan benar-benar melakukan pengukuran yang valid untuk menghindari terjadinya lonjakan angka stunting yang tidak diinginkan.
"Berikutnya, lakukan pemantauan bersama ketersediaan antropometri yang sesuai standar karena ini sudah masuk dalam anggaran," ujarnya.
Lebih lanjut Agus menekankan tiga poin utama penanganan stunting.
"Tiga poin fokus penanganan stunting harus sesuai sasaran, yaitu ibu hamil, remaja, dan keluarga. Kedua, konvergensi di mana penanganan stunting merupakan kerja bersama."
"Oleh karena itu, kita harus memastikan anggaran yang tersedia benar-benar sampai di tingkat desa untuk tercapainya target nasional 14 persen."
"Ketiga, budayakan target 14 persen ini bukan berarti berhenti sampai di situ, tetapi kita harus budayakan penanganan stunting ini," ujarnya
Turut memberikan sambutan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Saifuddin, menyatakan capaian penurunan stunting tahun 2022 berada di atas nasional yakni 27,7 persen.
Baca juga: Bupati Kolaka Timur Abd Azis: Stunting Itu Bahaya, Makanya Harus Dicegah
Angka ini mengalami penurunan 2,5 persen di mana tahun 2021 sebesar 30,2 persen.
"Tugas kita masih besar," ujarnya.
Sementara Pj Gubernur Sulawesi Tenggara menyampaikan bahwa kendala utama penanganan stunting di Sulawesi Tenggara disebabkan kondisi geografis.
Dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, terdapat sembilan Kabupaten yang merupakan kepulauan.
Menggerakkan sosialisasi dan pelayanan KB ke sana memerlukan biaya yang besar.
Lebih lanjut, Pj Gubernur Sultra juga menyatakan belum optimalnya sosialisasi pra nikah kepada remaja dan usia sekolah serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Juga pemahaman tentang asupan gizi, menjadi kendala penanganan stunting di Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Cegah Stunting, Wabup Muna Sultra Perintahkan Kades dan Perangkat Desa Perhatikan Gizi Ibu Hamil
Selanjutnya Pj Gubernur Sultra menyampaikan enam poin arahan terkait percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tenggara.
Yakni, peningkatan komitmen kepala daerah, Bappeda dan BKKBN perlu memperkuat pembinaan di tingkat daerah, pelibatan dan kerja kolaboratif di seluruh tingkatan wilayah, meningkatkan kualitas perencanaan, pemantauan dan evaluasi.
Termasuk memaksimalkan komunikasi perubahan perilaku, penguatan dan tersedianya data yang valid, dan keterlibatan nedia dalam melakukan publikasi terkait percepatan penurunan dtunting. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.