Berita Sulawesi Tenggara

Bantuan Beras Disalurkan Bulog Sultra dan Dinas Ketahanan Pangan Antisipasi Lonjakan Harga & Inflasi

Bulog Sulawesi Tenggara mengantisipasi melonjaknya harga beras melalui penyaluran bantuan beras pemerintah dan memasok beras dari luar daerah Sultra.

TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani
Kepala Perum Bulog Sultra, Siti Mardati Saing mengatakan meskipun ada kenaikan harga beras, tetapi stok beras di Provinsi Sultra dipastikan aman hingga awal tahun 2024. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Sulawesi Tenggara mengantisipasi melonjaknya harga beras melalui penyaluran bantuan beras pemerintah dan memasok beras dari luar daerah Sultra.

Diketahui harga beras di Sultra, tepatnya di Kota Kendari berdasarkan pemantauan di Pasar Basah Mandonga, Kamis (14/9/2023) tengah mengalami kenaikan.

Untuk per liternya saat ini dijual Rp11 ribu hingga Rp12 ribu untuk beras super, dari harga sebelumnya hanya Rp10 ribu per liter.

Kepala Perum Bulog Sultra, Siti Mardati Saing mengatakan meskipun ada kenaikan harga beras, tetapi stok beras di Provinsi Sultra dipastikan aman hingga awal tahun 2024.

Ia menyebut saat ini stok beras di Bulog Sultra sekiranya 17.717 ton, diperkirakan stok tersebut akan mencukupi hingga akhir Desember 2023.

Selain itu, pihaknya juga sementara menyetok beras dari luar daerah Sultra sebanyak 9.000 ton, untuk memenuhi kebutuhan beras.

"Hitungan kami akan cukup 17.717 ton bahkan di akhir Desember, 6.000 sampai 8.000 ton siap untuk Januari, Februari, Maret, jadi secara stok untuk cadangan beras pemerintah wilayah Sultra aman," ujarnya, Kamis (14/9/2023).

Baca juga: Tanggapan Bulog Sulawesi Tenggara Akibat Naiknya Harga Beras di Pasar Tradisional Kota Kendari

"Stok yang kami kuasai sekarang 17.717, memang ada 9 ribu on the way ke Sultra. Jadi secara stok aman," kata Siti Mardati menambahkan.

Selain itu, untuk mengantisipasi meroketnya harga beras dan mengendalikan inflasi, pihaknya bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra kembali menyalurkan bantuan pangan berupa beras.

"Maka bantuan pangan tahap kedua yang semula di bulan Oktober itu dipercepat September, kita mulai hari ini, ini juga untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat dan mengendalikan inflasi," ujarnya.

"Ini juga multi efek, dengan adanya bantuan pangan ini masyarakat bisa mendapatkan beras murah, membantu inflasi dan pengalaman sebelumnya justru Bulog waktu tahap pertama harga beras itu mereda, turun."

"Bulog bisa menyerap 6.000 ton, harapan kita kalau misalnya ini sudah keluar dan akan ada panen raya, intinya berapapun produksi petani yang penting sesuai HPP dan kualitas kita saya masih optimis bisa menyerap 5 ribu sampai 10 ribu dipanen kedua ini untuk memenuhi stok di Sultra," ujarnya.

Kemudian, Bulog juga menggelontorkan beras secara terus-menerus ke pasar-pasar tradisional langsung ke pengecer, agar efektif dalam mengendalikan harga dan masyarakat bisa menikmati beras murah.

Bulog juga mendukung setiap kegiatan Dinas Ketahanan Pangan maupun dinas lain yang melakukan pasar murah.

Baca juga: Harga Beras dan Telur di Pasar Mandonga Kendari Naik, Pedagang Mengeluh Akibat Pembeli Berkurang

"Kita mendukung beras cadangan pemerintah yang dijual maksimal sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) saat ini yaitu Rp10.900 per liter, jadi kita harapkan masyarakat memperoleh beras tidak di atas HET," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved