Sosok Sukamta, Bupati Tanah Laut yang Viral Tolak Cak Imin Buka MTQ International, Profil - Biodata

Inilah sosok Sukamta selaku Bupati Tanah Laut yang viral karena menolak Cak Imin membuka MTQ International, lengkap profil dan biodatanya.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (Ketum PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin batal membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) International. 

Cak Imin mengaku batal membuka acara MTQ International tersebut karena penolakan Bupati Tanah Laut, Sukamta.

Bupati tersebut memiliki hak menolak karena sebagian dana acara MTQ menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Saya nanya pada Pak Saiful, 'kenapa kok Bupati sangat menentukan acara ini, ini kan acara pusat'. Pengurus pusat ini, Pengurus pusat. Kantornya di PBNU," ujar Cak Imin pada Rabu (6/9/2023), dikutip dari video YouTube KompasTV.

"Acaranya ini, jawabannya, memang sebagian dana yang digunakan adalah anggaran dari APBD. Jadi wajar yang punya anggaran nggak berkenan. Tahu gitu saya biayai sendiri," sambungnya menjelaskan.

Baca juga: Sosok Kepala Syahbandar Molawe Konawe Utara Disiram Air saat RDP di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara

Baca juga: Sosok Bripka M Nuril Huda Suami Seleb TikTok Probolinggo Luluk Nuril, Profil dan Biodata serta Gaji

Setelah menolak Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Sukamta langsung menjadi sorotan.

Banyak pihak bertanya-tanya, siapa sebenarnya sosok Bupati Tanah Laut tersebut?

Drs H Sukamta lahir di Kulon Progo, pada 30 Juli 1963.

Sukamta memiliki istri yang bernama Hj Nurul Hikmah, serta tiga orang anak yaitu Indah Novita Purnamasari, Syahid Fitratullah, dan Zulfa Mazidah.

Ia memiliki hobi bermain sepak bola. Tergabung dalam tim All Star Tanah Laut.

Juga hobi bermain bola voli dan tenis lapangan.

Sukamta menjabat bupati untuk periode 2018-2023. Setelah terpilih dengan Wakil Bupati H Abdi Rahman SPd.

Sebelum menjadi bupati seperti hari ini, Sukamta adalah Wakil Bupati Tanah Laut. Menjabat pada periode 2013-2018, berpasangan dengan Bupati H Bambang Alamsyah ST.

Sukamta mengawali pendidikan di SDN Kalikutuk di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di SMP 1 Sentolo serta di SMAN 1 Wates.

Setelah lulus sekolah menengah, Sukamta melanjutkan pendidikan di APDN Banjarbaru angkatan ke-17. Mendapat gelar Sarjana Muda.

Pada 1988-1991, Sukamta melanjutkan lagi pendidikannya ke Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta, sebagai bagian dari tugas belajar Gubernur Kalimantan Selatan saat itu.

Setelah mendapatkan gelar sarjana, Sukamta bekerja sebagai staf Bagian Kepegawaian.

Setahun kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke Institut Ilmu Pemerintahan di Jakarta.

Pada April 1991, Sukamta dilantik menjadi Kasubag Pengumpulan dan Penyaringan Informasi yang merupakan karier pertamanya sebagai pejabat di lingkungan pemkab Tala di Bagian Humas.

Kemudian pada 1995, dilantik sebagai Kasubag TU dan ditarik lagi ke bagian Humas Setda Tanah Laut.

Karirnya menanjak. Ia mendapat promosi sebagai Kepala Bagian Humas. Lalu dilantik menjadi Kepala bidang di Bappeda.

Berikutnya, Sukamta ditarik lagi ke Sekretariat Daerah menjabat kepala Bagian Organisasi.

Kemudian ia dipromosikan menduduki jabatan eselon II, sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Sebelum terjun di dunia politik sebagai calon wakil bupati, Sukamta menjabat sebagai kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut.

Selama karirnya, Sukamta telah mendapatkan dua penghargaan. Yakni Setya Lencana Karya Satya Kesetiaan 10 dan 20 tahun dari Presiden RI, pada tahun 2004 dan 2014; dan penghargaan Visioanary Leader's Certificate of Presentation pada September 2021.

Berikut biodata Sukamta

Nama lengkap: Drs H Sukamta.

Lahir: Kulon Progo, 30 Juli 1963.

Keluarga:

- Hj Nurul Hikmah (istri).

- Anak: Indah Novita Purnamasari (anak).

- Syahid Fitratullah (anak).

- Zulfa Mazidah (anak).

Riwayat Pekerjaan:

- PNS pada Pemkab Tanah Laut.

- Wakil Bupati Tanah Laut periode 2013-2018.

- Bupati Tanah Laut periode 2018-2023.

Penghargaan:

- Setya Lencana Karya Satya Kesetiaan 10 dan 20 tahun, pada tahun 2004 dan 2014, dari Presiden RI.

- Visioanary Leader's Certificate of Presentation pada September 2021.

Kronologi Penolakan Versi Cak Imin

Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ditolak membuka acara MTQ International di Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Cak Imin mengatakan, ia telah jauh-jauh datang ke Tanah Laut, tetapi kehadirannya tidak diterima.

"Jauh-jauh saya datang ke Tanah Laut, dua jam dari Banjarmasin," kata Cak Imin.

Begitu tiba di Tanah Laut, Cak Imin mengaku ditemui oleh panitia acara, yaitu Ketum Jam'iyatul Qurro' Walhuffadz (JQH), KH Saifullah Ma'shum.

Saifullah mengabarkan bahwa Bupati Tanah Laut Sukamta tidak berkenan Cak Imin membuka acara.

Cak Imin menyebut dirinya diundang dalam kapasitas Wakil Ketua DPR.

Mendapatkan penolakan itu, Cak Imin tidak masalah.

Ia meminta Saifullah tidak mempermasalahkan penolakan tersebut.

"Saya bilang 'ya sudah kalau gitu acara silakan berlangsung, saya akan menonton saja, hadir dan menonton, tidak usah membuka'," ucapnya.

Cak Imin kemudian menunaikan salat. Lalu mengaku diberi tahu bahwa Bupati Tanah Laut keberatan dengan kehadiran Ketum PKB itu.

Ia pun mengaku marah karena sudah meluangkan waktu dan datang jauh-jauh dari Jakarta.

Namun, ekspresi kemarahan itu diutarakan dengan nada guyon.

"Saya menyatakan pada Pak Kiai Saifullah Ma'shum 'saya marah karena saya kehilangan harga tiket dari Jakarta ke Banjarmasin. Pertama, Marahnya saya, saya minta untuk diganti'," tuturnya.

"Yang kedua, marahnya saya 'Saya capek sebetulnya untuk ke sini. Kok ternyata sampe sini sampeyan nggak jelas mengundang saya. Kalau gitu nggak usah undang saya'," tambahnya.

Meskipun demikian, Cak Imin mempersilakan acara MTQ itu terus berlanjut. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lokasi.

"Akhirnya saya putuskan untuk pulang. Dan ini perlu dicatat, tidak ada intimidasi sama sekali, semua perlu dicatat tidak ada intimidasi sama sekali, semua berjalan smooth tidak ada yang ngotot," pungkasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno)