Video Viral
Kisah Penyintas Kekerasan Berbasis Gender Online: Wajah Ditampilkan dalam Video Sensual Lalu Diperas
Wanita ini diduga menjadi korban Kekerasan Berbasis Gender Online atau KBGO. Video intim menampilkan wajahnya dan telah tersebar.
Penulis: Naufal Fajrin JN | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Seorang wanita ini diduga menjadi korban Kekerasan Berbasis Gender Online atau KBGO.
Diketahui, video sensual menampilkan wajahnya dan telah tersebar ke teman-teman hingga keluarganya.
“If you want the video deleted please pay (Jika kamu mau video dihapus silakan bayar),” ungkap seorang pria dalam sebuah obrolan WhatsApp Messenger.
Bunga (Nama samaran), wanita asal Indonesia ini mau tidak mau harus memberikan sejumlah uang kepada pria yang menerornya.
Bagaimanapun, ia diduga menjadi korban dari pria itu. wajahnya ditampilkan dalam sebuah video intim yang diedit oleh pria tersebut.
“How much? (Berapa banyak?),” jawab Bunga.
“21.500 Rupees than I will all delete (21.500 Rupee lalu saya akan menghapusnya semua),” kata pria itu.
Baca juga: Video Syur Mirip Artis Hasninda Ramadhani Beredar hingga Aktris FTV Depresi, Lapor Teror ke Polisi
21.500 Rupee jika dikonversi ke Rupiah, angkanya bisa mencapai hampir Rp.4 juta.
Bunga diiming-imingi video yang menampilkan wajahnya akan segera dihapus oleh pria itu jika ia sanggup membayar sejumlah nominal uang kepada pria tersebut.
Tak dapat berpikir panjang, Bunga lantas menyanggupi permintaan pria itu meski tak tahu apakah kesepakatan itu bakal benar-benar dipenuhi atau justru memperburuk keadaan.
Ia tidak salah. Sikap yang diambil Bunga sebenarnya merupakan spontanitas atas kecemasan dan ketakutan yang ia rasakan.
Hal ini juga didukung oleh data yang dihimpun oleh SAFEnet, sebuah lembaga yang memiliki fokus pada upaya perjuangan hak-hak digital di kawasan Asia Tenggara.
Para pelaku KBGO biasanya menyerang banyak aspek dari korbannya dan yang paling sering adalah sisi psikologis korban.
Dengan perasaan tertekan itu, sebagian besar korban sama sekali tak dapat berpikir dan bertindak semestinya lantaran kepanikan yang ada di dalam dirinya terlampau besar ketimbang pikiran sadarnya.
“Korban atau penyintas mengalami depresi, kecemasan, dan ketakutan. Ada juga titik tertentu di mana beberapa korban atau penyintas menyatakan pikiran bunuh diri sebagai akibat dari bahaya yang mereka hadapi,” tulis keterangan dalam laman Awaskbgo.id.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.