Pertalite Dihapus? Apa Itu Pertamax Green 92 BBM Ramah Lingkungan, Harga Hingga Jenis Pertamina 2024
Berikut mengenal apa itu Pertamax Green 92 Bahan Bakar Minya (BBM) disebut ramah lingkungan. Selain itu, harga hingga jenis produk Pertamina 2024.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut mengenal apa itu Pertamax Green 92 Bahan Bakar Minyak (BBM) disebut ramah lingkungan.
Selain itu, harga hingga jenis produk Pertamina 2024.
Seperti diketahui wacana Pertalite dihapus ramai jadi perbincangan publik.
Sebelumnya, pemerintah sudah menghapus Premium yang digantikan Pertalite sebagai BBM subsidi.
Namun, pemerintah kembali mencanangkan Pertalite dihapus.
Lalu Pertalite akan digantikan dengan Pertamax Green 92.
Disebut-sebut, Pertamax Green 92 lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Pertamina Setop Jual Pertalite, Segini Harga BBM Subsidi Terbaru Diganti Pertamax Green 92
Dilansir dari Tribunnews.com, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, kajian yang dinamakan Program Langit Biru Tahap 2 tersebut masih dilakukan secara internal dan belum diputuskan.
“Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah," papar Nicke dalam pernyataannya, Kamis (31/8/2023).
Sehingga, nantinya masih dalam pembahasan untuk keputusan selanjutnya.
"Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,” sambungnya.
Terkait dengan persoalan harga, nantinya akan diatur pemerintah.
Nicke menambahkan, jika nanti usulan tersebut dapat dibahas dan menjadi program pemerintah.
Selain itu, Nicke juga menyebut kajian dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik, karena bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi tentu akan semakin ramah lingkungan.
“Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” terang Nicke.
“Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik, sehingga untuk mesin juga lebih baik, sehingga emisi juga bisa menurun. Namun ini baru usulan sehingga tidak untuk menjadi perdebatan,” ungkapnya.
Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini masih merupakan kajian internal di Pertamina.
Untuk implementasinya, akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
Lantas apa itu Pertamax Green 92? Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan menggantikan Pertalite setelah dihapus oleh Pertamina.
Pertamina mengusulkan untuk menghapus Pertalite dari pasaran mulai tahun depan.
Sebagai gantinya, Pertamina akan mengeluarkan produk baru yakni Pertamax Green 92.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan rencana ini sudah diusulkan ke Pemerintah.
Baca juga: Terbaru Lowongan Kerja Pertamina recruitment.pertamina.com, Cara Daftar Rekrutmen Experienced Hire
Lantas, apa itu Pertamax Green 92?
Hingga saat ini, Kamis (31/8/2023), di laman resmi Pertamina belum ada penjelasan detail mengenai Pertamax Green 92.
Namun, mengacu penjelasan Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023), Pertamax Green 92 adalah BBM hasil percampuran antara Pertalite (RON 90) dengan etanol.
Pertamax Green 92 ini akan memiliki oktan lebih tinggi yakni 92.
Dikatakan Nicke, dengan dihapuskannya Pertalite, nantinya Pertamina hanya mengeluarkan tiga produk yakni:
1. Pertamax Green 92: campuran RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7.
2. Pertamax Green 95: campuran Pertamax Ron 92 dengan 8 persen etanol.
3. Pertamax Turbo.
Berapa harga Pertamax Green 92? Apakah sama dengan harga Pertalite yang dibanderol Rp 10.000 per liter
Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan berapa harga Pertamax Green 92 nantinya.
Namun, menurut Nicke, harga Pertamax Green 92 diusulkan masuk dalam kategori jenis subsidi sehingga harganya tidak akan diserahkan ke pasar.
"Ketika ini menjadi program pemerintah, Pertamax Green 92, harganya pun tentu ini adalah regulated, tidak mungkin yang namanya JBKP harganya diserahkan ke pasar, karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya," terang Nicke.
Sementara itu, saat ini Pertamina sudah menjual Pertamax Green 95.
Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh WWFC (Worldwide Fuel Charter) yang menjadikan Pertamax Green 95.
Saar ini Pertamax Green 95 dijual seharga Rp 13.500 per liter atau lebih mahal dari Pertamax yang dibanderol Rp 12.400 per liter.
Namun, belum semua SPBU menyediakan BBM Pertamax Green 95.
Wacana Pertalite Dihapus, Bagaimana Analisis Kebijakan Publik ?
Analis kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai masyarakat kelas bawah akan menangis jika wacana Pertalite dihapus tahun depan terealisasi.
Diketahui Pertamina akan menghapus BBM RON 90 atau Pertalite pada tahun 2024.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina akan memindahkan subsidi ke BBM RON 92 atau Pertamax.
Rencana menghapus Pertalite ini telah disepakati dengan pemerintah sebagai salah satu road map meningkatkan kualitas BBM yang dijual ke masyarakat.
"Kalau Pertalite itu mau dihapus pemerintah harus mencari pengganti terhadap Pertalite itu. Artinya Pertalite itukan subsidi, berarti yang memakai selama ini kalangan menengah ke bawah," kata Trubus dihubungi Kamis (31/8/2023).
Kemudian ia mempertanyakan jika Pertalite dihapus apa pengganti yang disiapkan oleh pemerintah.
"Jadi kalau Pertalite mau dihapus penggantinya apa. Menurut saya lebih baik Pertalite dipertahankan, yang menjadi persolan itukan kebanyakan yang mampu (Gunakan Pertalite) masalahnya," kata Trubus.
Lalu ia mengusulkan lebih baik Pertamina gunakan aplikasi MyPertamina untuk mengkontrol pengguna Pertalite memastikan dari kalangan menengah ke bawah.
"Jadi (Mengatasi) yang mau beli itu bisa pakai KTP atau aplikasi MyPertamina. Nanti dikategorikan tidak mampu belinya itu (Pertalite) subsidi. Sehingga Pertalite tetap ada," jelasnya.
Trubus menegaskan realisasi penghapus Pertalite tahun depan akan membuat masyarakat kelas bawah menangis.
"Dari pada dihapus Pertalite. Kalau dihapus Pertalite masyarakat kelas bawah akan menangis nanti," tutupnya.
Pertamina Hapus Pertalite Tahun 2024, Beri Subsidi ke Pertamax
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengumumkan akan menghapus BBM RON 90 atau Pertalite pada tahun 2024.
Lantas, Nicke mengatakan Pertamina akan memindahkan subsidi ke BBM RON 92 atau Pertamax.
Hal ini disampaikannya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Rabu (30/8/2023).
Nicke menjelaskan rencana ini telah disepakati dengan pemerintah sebagai salah satu road map untuk meningkatkan kualitas BBM yang dijual ke masyarakat.
Selain itu, adanya kebijakan ini juga sebagai langkah menaati aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di mana BBM yang boleh dijual di Indonesia wajib minimal beroktan 91.
"Kita dulu dua tahun dulu memulai program Langit Biru. Program pertama adalah kita menaikkan BBM subisdi dari RON 88 menjadi RON 90. Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana program Langit Biru tahap kedua di mana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 ke RON 92."
"Karena aturan KHLK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia 91," ujarnya dikutip dari YouTube Komisi VII DPR.
Selain itu, Nicke mengatakan BBM RON 92 atau Pertamax akan dicampur dengan etanol gasoline Pertamina.
Alhasil, ada tiga produk gasoline Pertamina berjenis Pertamax yang dijual ke masyarakat.
"Tahun 2024 kami akan mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92, sebetulnya itu Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92, jadi tahun depan hanya akan ada tiga produk pertama adalah Pertamax Green 92 dengan campur RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7, kedua adalah Pertamax Green 95 mencampur Pertamax Ron 92 dengan 8 persen etanol dan ketiga adalah Pertamax Turbo," katanya.
Nicke menjelaskan strategi pencampuran BBM dengan etanol berdampak baik bagi lingkungan dan ekonomi.
Secara bertahap, dirinya mengatakan akan terus dilakukan sehingga pada tahun 2025 diharapkan permintaan akan etanol meningkat seiring konsumsi BBM.
Hal ini, sambungnya, akan meningkatkan investasi di sektor bioenergi.
"Ini apalagi pemerintah telah mengeluarkan Perpres dimana kemudian mengalokasikan 700 ribu hektar untuk swasembada gula dan etanol dan kami harap dari situ ada tambahan supali 1,2 juta kiloliter untuk campuran dari gasoline ini," jelasnya.
Untuk ketersediaan bahan baku etanol, Nicke menjelaskan pihaknya akan mengimpor nya.
"Tentu kami perlu support tentu satu pembebasan bea cukai, kedua sampai investasi bioetanol ini terjadi di dalam negeri, maka kita harus impor dulu tapi itu tidak masalah karena kita pun impor gasoline."
"Kita hanya mengganti impor gasoline dengan impor etanol secara emisi lebih baik dan untuk itu sementara belum kita memenuhi dalam negerinya, kita juga minta ada juga pembebeasan dari pajak impornya," pungkasnya. (*)
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.