Kejanggalan Prabowo Subianto Beli 12 Pesawat Bekas Qatar, Begini Penjelasan Angota Komisi 1 DPR-RI

Belakangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) menyoal kejanggalan pembelian 20 pesawat tempur bekas dari Qatar.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli 20 pesawat tempur bekas Qatar. Belakangan pembelian alusista ini menjadi sorotan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). 

"Tapi kalau pesawat tempur Rafale dari Prancis memang ada, pernah dirapatkan sekilas tentang rencana pengadaan. Komisi I DPR RI sudah setuju untuk pembelian pesawat tempur Rafale tersebut," beber TB Hasanuddin.

TB Hasanuddin mengaku telah mencari informasi rinci tentang pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar.

Ia membeberkan, usia pesawat bekas tersebut sudah cukup tua. Masa hidup-nya tinggal 10 tahun.

"Penjelasan dari Dinas Penerangan Kemenhan, bahwa pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dalam rangka mengisi kekosongan ketika pesawat tempur Rafale dari Prancis datang tiga tahun kemudian," turu TB Hasanuddin.

"Jadi, sambil nunggu tiga tahun dari tahun sekarang ini 2023, berarti tahun 2026 baru datang, maka ada kekosongan. Kekosongan itu karena apa? Karena pesawat-pesawat kita tidak efektif seluruhnya bisa terbang. Karena maintenance dan suku cadangnya," sambungnya.

"Jujur, biaya pemeliharaannya juga kurang," lanjutnya.

Baca juga: Airlangga Hartarto Cabut Dukungan Golkar ke Prabowo Subianto? Deklarasi Berujung Laporan Dewan Etik

Setelah itu, TB Hasanuddin mendapatkan informasi lagi. Bahwa pesawat yang dibeli tahun 2023 itu belum bisa langsung digunkan.

Pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar itu tidak serta-merta bisa dikirim. Akan pemeliharaan dulu. Baru dua tahun kemudia tiba di Indoensia.

"Kalau dua tahun baru akan tiba, lalu dari hari ini sampai dua tahun pakai pesawat apa kita? Berarti ada kekosongan juga," tandas TB Hasanuddin.

Mengetahui duduk perkara sebenarnya, TB Hasanuddin lantas berdiskusi dengan para perwira hingga mantan-mantan perwira TNI-AU.

"Kenapa kalau ada uang sampai dengan Rp10 triliun, separuhnya saja Rp5 triliun dipakai untuk revitalisasi pesawat-pesawat yang sekarang ini, baik Sukhoi maupun FP-16, itu akan bangkit semua," katanya.

"Dananya cukup. Kenapa tidak jalan itu yang diambil?," tambahnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved