Hubungan Sesama Jenis, Pelaku Pembunuhan Bos Toko di Makassar Ungkap Kelainan 'Dia Tarik Celanaku'

Pelaku pembunuhan bos toko kelontong di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ngaku diminta hubungan sesama jenis hingga celananya ditarik.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
kolase foto Tribun-Timur.com
Pelaku pembunuhan bos toko kelontong di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ngaku diminta hubungan sesama jenis hingga celananya ditarik. Terduga pelaku yang membunuh korban Bakri Haidar (50) adalah Real Hariyanto B atau Nompo (34). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, MAKASSAR - Pelaku pembunuhan bos toko kelontong di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ngaku diminta hubungan sesama jenis hingga celananya ditarik.

Terduga pelaku yang membunuh korban Bakri Haidar (50) adalah Real Hariyanto B atau Nompo (34).

Korban pembunuhan tersebut adalah pemilik toko kelontong di Jl Karunrung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Provinsi Sulsel.

Sedangkan, sosok terduga pelaku yang membunuh korban berasal dari Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Pelaku pembunuhan di Makassar maupun korban sudah mengenal dan berteman sejak tahun 2013 lalu.

Pengakuan mengejutkan pun disampaikan terduga pelaku sebelum nekat menghabisi nyawa bos toko kelontong yang juga rekannya itu.

“Saya mau pinjam uang tapi syaratnya itu (hubungan sesama jenis). Saya mau pinjam 700 ribu,” kata Nompo, saat rilis kasus pembunuhan di Makassar pada akhir pekan lalu.

Baca juga: Terkuak Sosok Pelaku Pembunuhan Pasutri Bos Kolam Renang Dalam Ruang Karaoke di Ngantru Tulungagung

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, korban disebutkan sempat menarik celana terduga pelaku yang ingin meminjam uang.

“Celanaku ditarik pak,” jelasnya kepada wartawan di Markas Kepolisian Resort Kota atau Mapolrestabes Makassar.

Terkait pengakuan pelaku yang diminta oleh korban berhubungan sesama jenis, pihak kepolisian sejauh ini masih menyelidikinya.

“(Hubungan sesama jenis) belum ada, tapi ada tawaran (berhubungan sesama jenis) kita belum pastikan benar atau tidak,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Ridwan JM Hutagaol.

Sejauh ini, kata AKBP Ridwan, motif peristiwa pembunuhan di Makassar tersebut dilatarbelakangi sakit hati pelaku kepada korban.

Pelaku sakit hati saat hendak meminjam uang namun tidak diberikan.

“Modusnya itu pelaku datang ke toko korban untuk meminjam duit sebesar Rp 700 ribu, namun korban tidak mau memberi,” katanya.

Pelaku sakit hati lantaran sudah kenal sejak lama dengan korban namun ketika meminta pinjaman uang justru tidak diberikan.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved