Berita Kendari
Tiga Intervensi Sensitif Bidang Keluarga Bencana Kota Kendari dalam Pencegahan Stunting
Tiga bentuk intervensi bidang Keluarga Berencana, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam upaya pencegahan stunting.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ini tiga bentuk intervensi bidang Keluarga Berencana, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam upaya pencegahan stunting.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kendari, Jahuddin dalam technical assistan.
Digelar BKKBN Sultra bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kendari, Selasa (27/6/2023).
Jahuddin mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka menurunkan angka stunting di Kota Kendari, mencakup intervensi spesifik dan sensitif.
Baca juga: BKKBN Perkuat Dapur Sehat di Provinsi Banten, Tingkatkan Daya Ungkit Percepatan Penurunan Stunting
Dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerjasama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
Bentuk intervensi sensitif bidang keluarga berencana dalam pencegahan stunting, yakni program keluarga berencana.
Meliputi pasangan usia subur, pendewasaan usia perkawinan, pelayanan kontrasepsi dan KIE Ibu hamil.
"Kemudian program keluarga sejahtera mulai Pembinaan Tribina (BKB, BKR, BKL), UPPKA, Pusat Informasi Konseling (PIK-KRR), dan GKS," kata Jahuddin, Selasa, (27/6/2023).
Baca juga: Lokakarya Mini Lintas Sektoral Digelar di Kambu Kendari Sultra Bahas Cara Pencegahan Stunting
Selain itu, program pengendalian penduduk meliputi program Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL), Dapur sehat atasi stunting (Dashat), kampung KB, dan tim pendamping keluarga.
Dampak dari intervensi sensitif ini mencapai 70 persen, sedangkan intervensi spesifik 30 persen.
"Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, semoga koordinasi semakin terbangun dan meningkat."
"Begitupun dengan komunikasi dan sinergitas lintas sektoral di Kota Kendari dalam upaya penurunan angka stunting," tuturnya.
Sementara itu, Plh Wali Kota Kendari, Ridwansyah Taridala mengatakan untuk mengevaluasi dan mencarikan solusi permasalahan dalam melaksanakan upaya penurunan angka stunting.
Sehingga dapat mencapai harapan, dimana ditahun 2024 angka stunting di Kota Kendari mencapai angka 14 persen.
Dan hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan secara parsial serta tidak bisa dikotomi tanggung jawab masing-masing.
"Oleh karenanya, perlu adanya saling kolaborasi antara 15 OPD yang ada di Kota Kendari," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.