Berita Viral

Jejak Harta Karun Emas Wonoboyo yang Terkuak dari Temuan Terbaru Benda Kuno di Proyek Tol Solo-Jogja

Jejak harta karun emas Wonoboyo akhirnya terkuak, temuan terbaru di proyek Exit Tol Jogonalan di jalan tol Solo-Jogja berawal dari mimpi.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Jejak harta karun emas Wonoboyo yang terkuak dari temuan terbaru benda kuno di proyek Exit Tol Jogonalan, ruas jalan tol Solo-Jogja. Harta karun yang ditemukan di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), pada 25 April 2023 lalu, tersebut bukanlah emas. Meski bukan emas, benda-benda kuno yang ditemukan itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi penemuan harta karun emas Wonoboyo pada 17 Oktober 1990 silam. 

Mereka adalah Witomoharjo, Dadi, Surip, Dodo, Sumarno, dan Hadi Sihono.

Di antara mereka, Witomoharjo orang tertua, dan Hadi sudah meninggal dunia.

“Saya waktu itu paling kecil di antara enam orang,” kata Sumarno (45) di rumahnya di Desa Wonoboyo.

Kisah misteri Wonoboyo ini muncul kembali pada awal 2018.

“Beratnya sekitar dua kuintal (200 kg), dari tiga guci dan benda lain yang ditemukan,” jelas Marno, sapaan akrabnya.

Rumah Marno terletak sekitar 500 meter sebelah barat lokasi penemuan.

Harta karun tersebut tepatnya ditemukan di persawahan milik warga Wonoboyo bernama Ny Cipto Suwarno (alm).

Lokasi tersebut masuk wilayah Dusun Ploso Kuning, berada di tepian sungai kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun.

Kini lokasi penemuan sama sekali tak terlihat jejaknya, bahkan zaman mengembalikan situs itu ke bentuk sawah.

Namun warga Wonoboyo masih mengingat tempatnya persis di bawah pohon kluwih, yang tumbuh di sisi barat sawah.

Marno mengungkap perkiraan jumlah atau bobot temuan emas di tengah terik matahari 17 Oktober 1990 silam tersebut.

Baca juga: Video Zalva Viral di TikTok dan Twitter, Full Durasi Diduga Rekam Aksi Wanita di Kamar Mandi

Saking beratnya temuan tersebut, dia menggambarkan ban sepeda yang dipakai untuk membawa guci sampai pecah.

“Ban sepeda lho sampai pecah waktu mau bawa guci ke balai desa," ujar sopir truk pasir ini. Berat banget,” katanya.

Namun angka berbeda disebutkan sejarawan masa klasik dari UGM, Prof Dr Timbul Haryono, yang turut menelaah temuan tersebut.

Ia menuliskan angka 30 kg emas pada prolog laporan kajian tentang harta karun Wonoboyo.

Angka ini cukup umum jadi pengetahuan publik, selain versi lain yang muncul di konten Wikipedia tentang temuan itu.

Tertulis total temuan emas dan perak 16,9 kg yang terdiri dari emas 14,9 kg serta perak 2 kg.

Dengan rincian barang berupa bokor gembung dan baskom emas yang berukir adegan epos Ramayana.

Lainnya ada 6 tutup bokor, 3 gayung, 1 baki, 97 gelang, 22 mangkuk kecil, pipa rokok, guci besar dari era dinasti Tang.

Ada lagi 2 guci kecil, 11 cincin, 7 piring, 8 subang, serta tas emas berbentuk persegi.

Gagang keris atau mungkin hiasan pucuk payung, manik-manik, dan uang logam emas berbentuk seperti biji jagung.

Atas temuan harta karun emas Wonoboyo, Marno cs mendapatkan hadiah yang nilainya spektakuler kala itu.

“Totalnya terima 500 juta, dibagi dua untuk pemilik sawah dan penemu,” jelasnya.

“Kami masing- masing dapat bagian 38 juta rupiah, dan pemilik sawah 239 juta rupiah. Itu jumlah yang sangat fantastis,” lanjutnya.

Sumarno cs pun sempat berjabat tangan dengan Presiden Soeharto dan Ibu Tien saat mereka diundang ke Candi Prambanan beberapa waktu setelah penemuan harta karun Wonoboyo tersebut.

Kini, semua temuan tersebut menjadi koleksi Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan, TribunJateng.com/Alifia Yumna Amri, Tribunnews.com)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved