Efek Pilkades di Kolaka Utara

Viral Efek Pilkades di Kolaka Utara, dari Duel 2 Pria Pakai Sajam hingga Pemilik Lahan Usir Warga

Video viral merekam 2 warga terlibat duel pakai sajam dan pemilik lahan mengusir warga, merupakan efek Pilkades di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Video viral merekam 2 warga terlibat duel pakai sajam dan pemilik lahan mengusir warga, merupakan efek Pilkades di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Inilah efek Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), mulai dari duel 2 pria pakai senjata tajam (Sajam) hingga pemilik lahan usir warga.

Efek ini terungkap lewat video viral di media sosial yang merekam detik-detik duel serta warga yang bergotong memindahkan rumah panggung.

Rumah warga yang dipindahkan karena tak memilih Calon Kepala Desa (Cakades) pilihan pemilik lahan tersebut, terjadi di beberapa desa, salah satunya Desa Walasiho, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara, Provinsi Sultra.

Sementara itu, duel 2 warga terjadi di Desa Lawaki Jaya, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara.

Baca juga: Giliran 6 Rumah Dipindah Paksa Gegara Beda Pilihan di Pilkades Maroko Kolaka Utara Sulawesi Tenggara

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolut memang menggelar Pilkades Serentak, pada Minggu (30/04/2023).

Melansir laman resmi Pemkab Kolut, sebanyak 67 desa menggelar Pilkades serentak tersebut.

Dijelaskan, Pilkades memilih 162 calon kepala desa (Cakades).

Pemungutan suara dimulai pukul 08.00 WITA hingga pukul 13.00 WITA.

Lalu, dilanjutkan dengan perhitungan suara pada pukul 14.00 WITA hingga selesai.

Baca juga: Viral Warga Diusir Gegara Beda Pilihan Pilkades di Kolaka Utara, Sudah Siap Lahan dari Calon Lain

Kepala Dinas PMD Kolaka Utara, Patehuddin mengatakan, seluruh persiapan Pilkades serentak tersebut sudah dilakukan dengan matang.

Mulai dari perekrutan panitia pemilihan, pengadaan logistik, hingga pemungutan suara di setiap desa.

"Setelah perhitungan suara selesai, kotak suara dan surat suara akan dibawa ke Kantor Kecamatan dan selanjutnya akan dilanjutkan ke kabupaten," katanya, sebagaimana dikutip dari laman berita.kolutkab.go.id.

"KPU Kolaka Utara berharap pelaksanaan Pilkades serentak ini dapat berjalan dengan lancar dan damai, serta menghasilkan pemimpin yang mampu membawa desa-desa di Kolaka Utara ke arah yang lebih baik," sambungnya menjelaskan.

Dua Warga Duel Pakai Sajam

03/05/2023  Pilkades Kolaka Utara 2
Dua pria terlibat perkelahian dengan menggunakan senjata tajam viral di media sosial. pemicunya diduga gara gara pemilihan kepala desa.

Peristiwa tak patut terjadi setelah Pilkades di Kolaka Utara, yakni dua warga terlibat duel hanya karena beda pilihan.

Cekcok dua warga yang terjadi di Desa Lawaki Jaya, Kecamatan Tolala, Kolaka Utara, pada Selasa (2/5/2023) tersebut, terekam dalam video viral di media sosial berdurasi 2 menit 50 detik.

Beruntung tak ada korban jiwa dalam duel ini.

Kedua pelaku berinisial IL dan AA, sempat diamankan polisi di Polsek Tolala untuk mediasi.

Dari hasil mediasi, menurut Kapolsek Tolala, Ipda Jumardi, mereka sudah sepakat berdamai setelah dimediasi oleh Polsek Tolala.

"Mengamankan pelaku dan sudah dimediasi di Polsek Tolala, sehingga mereka sepakat untuk berdamai," ucap Ipda Jumardi, seperti video yang diterima TribunnewsSultra.com, Rabu (3/5/2023).

"Mereka sudah berjanji, jika mengulangi lagi hal tersebut, maka keduanya siap di proses hukum yang berlaku," sambungnya.

Warga Diusir Pemik Lahan

Tangkapan layar video viral di media sosial, bahwa sejumlah warga diusir gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tangkapan layar video viral di media sosial, bahwa sejumlah warga diusir gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). (Istimewa)

Bukan duel pakai sajam saja, ada pula efek negatif lain akibat Pilkades serentak di Kolaka Utara tersebut, yakni pemilik lahan mengusir warga karena beda pilihan.

Pengusiran warga oleh pemilik lahan ini terjadi di beberapa desa.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunnewsSultra.com, sedikitnya enam warga diusir pemilik lahan di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kolaka Utara.

Hal ini sebagaimana diungkapkan seorang warga, berinisial OS.

“Iye di Desa Maroko. Sementara yang sudah dipindahkan baru 6 rumah,” kata pria yang juga mengunggah video detik-detik saat rumah milik warga tersebut dipindahkan, saat  dihubungi TribunnewsSultra.com pada Rabu (03/05/2023).

Dia membenarkan bahwa rumah yang dipindahkan tersebut adalah milik warga yang diusir oleh pemilik lahan.

Proses pemindahan rumah warga yang terusir tersebut sudah berlangsung sejak Senin (01/05/2023) hingga Rabu (03/05/2023).

“Mulai tanggal 1 Mei 2023. Tanggal 2 sampai tadi masih ada yang dipindahkan rumahnya,” jelasnya.

Diapun membenarkan kabar bahwa warga diusir oleh sang pemilik lahan karena berbeda pilihan saat Pilkades Maroko.

Warga pun ramai-ramai membantu proses pemindahan atau relokasi rumah warga yang diusir ke lahan baru.

Namun saat dikonfirmasi siapa sosok pemilik lahan begitupun calon kepala desa (kades) yang didukungnya, OS enggan merincinya.

“Betul karena mereka numpang di tanah keluarga salah satu calon Pilkades yang kalah,” ujarnya.

Di Desa Walasiho

Kasus serupa juga terjadi di Desa Walasiho, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara.

Seorang warga di Desa Walasiho yang diusir bernama Sindring.

Rumah Sindring menempati lahan milik seorang calon kepala desa (Cakades) di desa tersebut.

Akan tetapi, dia malah memilih calon lain sehingga diusir pemilik lahan.

Giliran 6 rumah warga dipindah paksa gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemicu warga diusir dari lahan hingga rumahnya dipindahkan tersebut juga terjadi di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolut, Provinsi Sultra.
Giliran 6 rumah warga dipindah paksa gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemicu warga diusir dari lahan hingga rumahnya dipindahkan tersebut juga terjadi di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolut, Provinsi Sultra. (kolase foto (handover))

Kabar pengusiran ini telah diberkan adik Cakades yang berinisial NK.

Namun, dia mengatkan kepada TribunnewsSultra.com, bukan kakaknya yang mengusir warga.

Pengusiran dilakukan oleh sepupunya yang merupakan pemilik lahan karena jengkel dengan tingkah Sindring.

"Bukan tanahnya kepala desa itu, tanahnya keluarganya kepala desa terpilih, jadi bukan kepala desa yang usir mereka, tidak ada haknya kepala desa," ucapnya.

"(Bukan kakaku yang usir), tapi ini sepupu sudah jengkel, karena sudah dibantu dia tidak bantu kita. Itu sepupu yang memintanya untuk pindah, jadi bukan kepala desa terpilih yang minta dia pindah," sambungnya.

Menurut NK, kakanya yang telah terpilih menjadi Kepala Desa Walasiho tak ada masalah, tetapi Sindring sendiri yang ingin pindah.

"Hanya saja, Sindring tidak mau, dengan alasan karena sudah didatangi tim lawan," kata NK.

Dia menambahkan, Sindring pindah ke lahan milik Cakades lain yang dipilih saat Pilkades.

"Sindring dijanjikan kalau diusir, sudah ada lahan yang disiapkan oleh calon lain, dia sudah siap kalau diusir dari situ," bebernya.

Video Viral

Peristiwa pengusiran warga gegara beda pilihan Pilkades ini ternyata terjadi di beberapa desa di Kolaka Utara.

Salah satunya terjadi di Desa Sarona, Kecamatan Watunohu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunnewsSultra.com, ada tiga warga yang diusir dari lahan Cakades di Desa Sarona.

Hal ini terungkap lewat video viral di medsos yang merekam detik-detik warga bergotong-royong memindahkan rumah panggung.

“Semangat,” kata seorang wanita di balik video viral yang beredar luas di medsos tersebut dan diperoleh TribunnewsSultra.com.

Warga yang mengangkat rumah panggung tersebut terdengar bersorak-sorai.

Mereka menggotong rumah berstruktur kayu dan beratap seng yang diikat pada beberapa batang kayu besar.

Rumah kemudian diangkat dan dipindahkan dari bidang tanah yang satu, kemudian melewati jalan, ke lahan lainnya.

Tak hanya satu, video viral berdurasi 2 menit 36 detik juga merekam rumah warga lainnya yang dipindahkan.

Warga bergotong mengangkat rumah warga yang diusir pemilik lahan gegara beda pilihan pilkades.

Video tersebut selanjutnya merekam saat warga membantu proses evakuasi barang-barangnya.

“Mauki kemana,” tanya seorang wanita di balik video viral tersebut.

“Iyye, mengungsi kasian,” jawab seorang pria yang terlihat mengangkat kasur berwarna merah.

Pada bagian akhir video viral tersebut terekam seorang pria tua renta berdiri di sebelah pemuda.

“Ini orangtua pemilik rumah korban pilkades,” kata pria berbaju merah muda yang berdiri di sebelah sang kakek. (*)

Sumber: TribunnewsSultra.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved