‘Sumpah yang Kedua’ Terkuak Isi Surat Pelaku Penembakan Kantor MUI Ditujukan ke Kapolda Metro Jaya
Terkuak isi surat pelaku penembakan kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Mustopa NR (60) yang ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Terkuak isi surat pelaku penembakan kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Mustopa NR (60) yang ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya.
Dalam surat berjudul ‘Sumpah yang Kedua’, sosok pria asal Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, itu meminta kapolda agar dipertemukan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Surat dengan tulisan ketikan komputer yang ditandatangani Mustopa NR tertanggal 25 Juli 2022 itu, ditemukan pihak kepolisian setelah kejadian kantor MUI ditembak pada Selasa (02/05/2023) siang.
Mustopa NR yang merupakan sosok pelaku penembakan yang menyebabkan 3 korban luka-luka tersebut tewas usai kejadian.
“Kepada Bapak Pimpinan KAPOLDA METRO Jaya yang terhormat, setelah saya membawah pisau ke kantor Bapak, tetap saya tidak mendapatkan hak saya yaitu keadilan juga,” tulis penggalan surat itu.
“Bapak tidak mempertemukan saya dengan Ketua MUI REPUBLIK INDONESIA,” lanjutnya.
Hanya saja dalam surat tersebut, Mustopa tak menuliskan keadilan seperti apa yang dituntutnya.
Baca juga: Terungkap Siapa Sosok Pelaku Penembakan Kantor MUI yang Sebenarnya, Isi Sepucuk Surat Ditinggalkan
Diapun memohon kepada Kapolda Metro Jaya selaku penegak hukum agar dirinya dipenjarakan seumur hidup bahkan ditembak mati.
Disertai ancaman bahwa dirinya akan mencari senjata api untuk menembak pengurus pejabat di negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Pada akhir surat tersebut, diapun kembali menuliskan bahwa dirinya sudah lelah berjuang untuk mendapat keadilan.
Hanya saja, dia tak secara gamblang menuliskan keadilan apa yang ingin didapatkannya.
Wakil Ketua MUI Bidang Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa, Arif Fahrudin, membenarkan pelaku penembakan kantor MUI pernah mengirim surat sebanyak dua kali.
Surat kepada pimpinan MUI dua kali untuk meminta bertemu.
“Infonya yang bersangkutan (pelaku) pernah kirim surat bertemu pimpinan dua kali, sekarang pengen ketemu,” jelas Arif Fahrudin.
“Gak sabar kali ya, kita lagi rapat semua, rapim (rapat pimpinan) jam 10 sampai jam 12,” ujarnya menambahkan.
Staf MUI Syahroel Jandie juga menyebut pelaku sering datang ke MUI dengan membawa surat.
“Suratnya tidak jelas, mungkin karena tidak ditanggapi dia kesal,” katanya.
Wakil Ketua MUI, Anwas Abbas, juga menyebut pelaku penembakan kantor MUI sudah pernah mendatangi kantor itu sebanyak dua kali.
Kedatangan pelaku tak lain untuk menemui Ketua MUI, hanya saja alasan pastinya untuk bertemu tidak diketahui.
Saat mendatangi kantor MUI, kata Anwar, pelaku mengaku atau mendakwakan diri sebagai nabi.
“Jadi ini adalah ketiga kali dia datang ke kantor MUI,” jelasnya.
Baca juga: Ternyata Mustopa NR Sosok Pelaku Penembakan Kantor MUI Adalah Residivis, Pernah Mengamuk di Lampung
Jenazah Pelaku Diautopsi
Update terbaru, jenazah pelaku penembakan kantor MUI, Jakarta Pusat, dibawa ke rumah sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Jenazah dipindahkan dari penanganan sebelumnya di Puskesmas Menteng.
Selanjutnya, jenazah akan menjalani pemeriksaan forensik atau autopsi di RS Polri Kramat Jati.
Pasalnya, hingga kini belum diketahui pasti penyebab kematian pelaku usai insiden kantor MUI ditembak tersebut.
Dari pantauan TribunJakarta.com, jenazah pelaku ditutupi kain berwarna merah muda saat dibawa ke ruang Instalasi forensik.
Selain tim dokter forensik, sejumlah anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga hadir dalam pemeriksaan ini.

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyono menyebut alasan jenazah pelaku diaoutopsi guna mencari tahu riwayat penyakit yang diderita pelaku.
“Hal lain menyangkut pemeriksaan yang bersangkutan tentu nanti akan kita otopsi sebab sebab apakah yang bersangkutan punya penyakit atau tidak, kami belum bisa simpulkan,” jelasnya.
Sebelumnya, pelaku penembakan kantor MUI tersebut meninggal dunia saat dilarikan ke Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat.
Mulanya pelaku pingsan saat diamankan petugas.
Saat pingsan pelaku dibawa ke Polsek dan dilanjutkan ke Puskesmas Menteng.
Pelaku kemudian dibawa ke Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat.
Namun saat dilarikan ke Puskesmas dikutip dari Kompas TV, pelaku dinyatakan meninggal dunia.
“Pada saat proses diamankan, beberapa saat kemudian tersangka pingsan. Saat pingsan dibawa ke Polsek lalu ke rumah sakit, langsung dilarikan ke Puskesmas Menteng,” jelas Irjen Karyoto.
“Dan pada saat diperiksa oleh dokter Puskesmas, yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya menambahkan.
Kondisi Terkini Korban Penembakan
Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam, mengungkap korban penembakan Kantor MUI sudah menjalani perawatan.
Korban bernama Tri sudah mendapatkan perawatan sebanyak 10 jahitan.
Niam mengatakan, hal tersebut diketahuinya seusai mendatangi langsung korban di RS Agung Manggarai.
Sejauh ini, korban sudah dalam kondisi yang membaik.
Baca juga: Fakta Temuan di Lokasi Penembakan Kantor MUI, Pelaku Sempat Datang 2 Kali, Isi Surat, dan Ngaku Nabi
“Ada jahitan 10 jaitan ya di tangan, yang Pak Tri ada jahitan 10 di tangan dan mudah-mudahan mohon doanya terus membaik ya,” katanya ditemui di Kantor MUI, Jakarta Pusat.
“Baru saja saya temuin dan kondisinya so far sudah membaik dan dia bisa bercerita utuh terkait kronologinya ya,” jelasnya menambahkan.
Ia menuturkan luka yang didapatkan korban karena mencoba menghindari tembakan dari pelaku.
Lalu, korban pun terkena serpihan kaca yang berserakan karena tembakan pelaku.
Di sisi lain, Ni'am masih belum bisa merinci kondisi satu korban lainnya bernama Bambang.
Adapun korban kini masih dalam proses perawatan di RSCM, Jakarta Pusat.
Namun berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Bambang diketahui mengalami luka tembak di bagian punggung.
Tembakan itu dihempaskan pelaku memakai senjata air softgun.
Seorang korban lainnya berinisial T yang sempat mendapatkan perawatan di IGD RS Agung, Manggarai, Jakarta Selatan, dibolehkan pulang ke rumah usai 2 jam ditangani .
“Datang ke sini sekitar jam 11an, kemudian kita lakukan tindakan, kita jahit kita tutup, sudah kemudian bisa pulang,” jelas dokter jaga IGD RS Agung, dr Elshita.
Dia menyebut bahwa kondisi korban tersebut tidak parah.
Hanya saja, kata dia, korban tersebut mengalami luka robek akibat pecahan kaca di bagian lengan kiri.
“Untuk kondisinya secara umum, tidak ada pusing, tidak ada mual, muntah, cuma memang di bagian lengan kirinya ada bagian luka robek. sekitar 10 cm,” ujarnya.
Peristiwa penembakan kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, sebelumnya terjadi pada Selasa siang.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengungkap kronologi peristiwa tersebut.
Ternyata, pelaku sempat ditahan karyawan saat mencoba memaksa masuk menemui Ketua MUI.
Menurut Karyoto, pelaku ditahan karena karyawan mempertanyakan maksud kedatangannya untuk menemui pejabat MUI.
Sebab, dia tak menjelaskan maksud dan kepentingannya kepada karyawan.
Tak terima, kata Karyoto, pelaku mengamuk lalu mengeluarkan senjata dan langsung menembak ke arah karyawan.
Namun, dia memastikan senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata api tapi air softgun.(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan, Tribunnews.com/Rifqah/Yohanes Liestyo Poerwoto/Igman Ibrahim/Galuh Widya Wardani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.