Alumni Smansa Meninggal Main Futsal
Alumni SMA 1 Kendari yang Meninggal Sempat Jatuh di Lapangan Saat Reuni Turnamen Futsal IKA SMANSA
Dikabarkan seorang alumni SMA 1 Kendari Sulawesi Tenggara, sempat terjatuh di lapangan saat mengikuti reuni Turnamen Futsal IKA SMANSA 1 Kendari.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Dikabarkan seorang alumni SMA 1 Kendari Sulawesi Tenggara, sempat terjatuh sebelum akhirnya meninggal dunia.
Ia terjatuh di lapangan saat mengikuti reuni Turnamen Futsal IKA SMANSA Kendari.
Setelah terjatuh, pria tersebut sontak dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Seperti diketahui, seorang pria yang merupakan alumni SMANSA Kendari meninggal dunia.
Ia meninggal saat mengikuti pertandingan Turnamen Futsal IKA SMANSA Kendari 2023, Sabtu (29/4/2023).
Ajang turnamen tersebut merupakan reuni angkatan yang digelar dalam rangka mempererat tali silahturahmi.
Naasnya, sosok pria yang disebutkan angkatan 1994 itu meninggal dunia saat tengah bertanding.
Baca juga: Seorang Alumni Angkatan 94 SMA 1 Kendari Sultra Meninggal Dunia Saat Bertanding Futsal IKA SMANSA
Menurut pengakuan, seorang peserta turnamen Futsal IKA SMANSA Kendari, Maudy yang berada di lokasi kejadian, seniornya itu terjatuh di lapangan.
"Terjatuh saat bertanding di lapangan," jelasnya.
Tak menunggu waktu lama, pria tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit, Rumah Sakit Aliyah Jl Bunggasi, Rahandouna, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sayangnya, nyawa sosok pria tersebut tak dapat tertolong.
Ia meninggal di Rumah Sakit Aliyah.
Saat ini TribunnewsSultra.com, mencoba mencari tahu penyebab kematian sosok pria tersebut.
Meninggal Saat Olahraga
Kejadian meninggal dunia saat olahraga pernah terjadi di Kabuoaten Gianyar, Bali.
Peristiwa itu menimpa Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar, Ngakan Ketut Jati Ambarsika yang meninggal saat olah raga.
Hal ini tentunya membuat Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali berduka, Minggu 26 Maret 2023.
Dimana seorang putra daerah, Ngakan Ketut Jati Ambarsika, yang menjabat Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar meninggal dunia, akibat serangan jantung saat bermain pickleball di kantornya.
Jenazah mendiang pun saat berita ini ditulis, masih berada di RSUD Sanjiwani, Gianyar.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa Ngakan Jati sapaannya, telah meninggalkan kita semua. "Benar, beliau meninggal. Tadi saya diinfokan saat kejadian. Meninggal karena serangan jantung pas olahraga di kantornya," ujar Mahayastra.
Baca juga: UHO Kendari di Sultra Bakal Punya Stadion Olahraga Berstandar Nasional, Kini Masih Proses Renovasi
Mahayastra mengatakan, dirinya sangat terkejut, sekaligus merasa kehilangan.
Sebab selama ini, Ngakan Jati merupakan salah satu kepala OPD yang berperan penting dalam pembangunan daerah.
Baik dalam memperjuangkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional maupun meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Beliau orang yang luar biasa. Mungkin jika bukan Ngakan Jati, dana PEN kita tak semulus sekarang. Pembamgunan PEN itu kan melibatkan lintas OPD. Programnya ratusan, dan berhasil semua. Di tingkat pengusulan, pelaksanaan sampai di tingkat manfaat. Membangun rumah sakit, pasar, jalan, jembatan, dll. Itu berat. Ada ratusan kabupaten/kota mengajukan data PEN, tak bisa seperti kita di Gianyar. Itu salah satu kerja keras dari Ngakan Jati," ujar Mahayastra.
Politikus PDIP asal Payangan itu juga mengungkapkan, Ngakan Jati merupakan sosok yang tak neko-neko.
Bahkan di tahun pertamanya menjabat Kepala BPKAD Gianyar, Ngakan Jati langsung meningkatkan PAD Gianyar secara signifikan.
"PAD kita jauh meningkat. Di tahun pertamanya saja, PAD yang awalnya hanya Rp 600 miliar, tembus 1 triliun. Itu karena prestasi di bidangnya beliau," kata Mahayastra.
Dalam catatan Tribun Bali, di awal jabatannya sebagai Kepala BPKAD pada 2019 lalu, Ngakan Jati membentuk Satgas BPKAD.
Bersama Satgas ini, Ngakan Jati turun ke hotel-hotel penunggak pajak. Meminya mereka agar membayar pajak.
Setiap hotel yang mengutang pajak, nama hotelnya dipampang di pemberitaan media.
Hal itupun menyebabkan hotel penunggak pajak malu melalaikan kewajibannya membayar pajak.
Mahayastra mengatakan, dirinya akan kesulitan mencari orang yang bisa menggantikan sosok Ngakan Jati untuk memimpin BPKAD.
"Di sana (BPKAD), sebelumnya ada kelompok-kelompok, skat-skat, sekarang sudah kompak. Ngakan Jati lah yang bisa memimpin OPD ini. Makanya kita untuk mencari penggantinya kan perlu waktu. Tidak mudah mencari sosok pengganti Ngakan Jati," ungkap Mahayastra.
Terkait penyakit jantung, Mahayastra mengatakan, dirinya pernah mendengar dari Kepala Inspektorat Gianyar.
Dimana sebelum Hari Raya Nyepi, Ngakan Jati sempat memberitahu akan cek jantung.
"Pernah ke Bem (Kepala Inspektorat) melapor mau periksa jantung karena terasa sakit dadanya. Mungkin seminggu lalu. Sebelum Nyepi ada tanda-tanda berat di dadanya. Entah karena gak jadi periksa atau bagaimana, sehingga sekarang terjadi seperti ini," kata Mahayastra.
Karena memiliki kedekatan yang sangat baik dengan Ngakan Jati, Mahayastra mengatakan beberapa menit sebelum mendapat kabar Ngakan Jati meninggal, dirinya mendapatkan firasat buruk. Sebab saat beraktivitas, tiba-tiba kaca di sampingnya pecah.
"Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja ada kaca pecah. Saya baru saja ini sampai di Jakarta. Saya mau langsung balik (ke Gianyar) sekarang," ujar Mahayastra. (*)
(TribunnewsSultra.com/ La Ode Ari/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.