Video Viral

Zelensky Minta Dunia Bertindak Usai Video Pemenggalan Kepala Tentara Ukraina Viral, Bakal Diselidiki

Zelensky meminta dunia segera bertindak, usai video pemenggalan kepala tentara Ukraina viral di media sosial.

Kolase TribunnewsSultra.com
Zelensky meminta dunia segera bertindak, usai video pemenggalan kepala tentara Ukraina viral di media sosial. Bahkan dirinya akan menyelediki video viral tersebut yang menewaskan tentaranya. Zelensky nampaknya sudah begitu geram dengan para tentara Rusia. Sampai saat ini peperangan Rusia dan Ukraina ini belum juga berakhir. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Zelensky meminta dunia segera bertindak, usai video pemenggalan kepala tentara Ukraina viral di media sosial.

Bahkan dirinya akan menyelediki video viral tersebut yang menewaskan tentaranya.

Zelensky nampaknya sudah begitu geram dengan para tentara Rusia.

Sampai saat ini peperangan Rusia dan Ukraina ini belum juga berakhir.

Dikutip dari data Reuters, Kamis (13/4/2023) jumlah korban dan statistik kematian kini mencapai setidaknya 42.295 orang.

Lalu, cedera non-fatal kini berjumlah setidaknya 59.244 orang.

Sementara untuk jumlah orang hilang mencapai sekiranya 15.000 orang.

Baca juga: Ukraina Mulai Melunak ke Rusia, Zelensky Mau Penuhi Syarat Putin, Tapi Tolak Menyerahkan Mariupol

Sedangkan yang mengungsi terus bertambah kurang lebih 14 juta orang.

Kerugian juga terjadi pada bangunan yang dirusak menggunakan bom ataupun jenis tembakan lainnya.

Total kerusakan bangunan yang terjadi mencapai 140.000.

Terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin dunia untuk bertindak setelah sebuah video muncul pada Rabu (12/4/2023), menampilkan tentara Rusia yang diduga memenggal kepala tentara Ukraina yang menjadi tawanan perang.

Diketahui, video viral perang Rusia Ukraina begitu sadis dan menegangkan.

Ia menyebut tentara Rusia memenggal kepala tentara Ukraina.

Tentara Zelensky itu dijadikan tawanan dan berakhir mengenaskan.

Mengutip The Guardian, Volodymyr Zelensky berkata dunia tidak bisa mengabaikan rekaman "iblis" itu.

“Betapa mudahnya binatang buas ini membunuh,” kata Zelensky.

"Kami tidak akan melupakan apapun. Kami juga tidak akan memaafkan para pembunuh."

“Akan ada tanggung jawab hukum untuk semuanya. Kekalahan teror itu perlu.”

Tidak jelas kapan dan di mana video itu diambil.

Tetapi rerumputan yang masih hijau tampaknya menunjukkan video diambil pada musim panas lalu.

Ada pula video lainnya yang menunjukkan mayat dua tentara Ukraina yang dipenggal tergeletak di samping kendaraan militer yang hancur.

Baca juga: Deretan Peringatan Tanggal 28 November, Hari Menanam Pohon, Hari Dongeng, Revolusi Oranye di Ukraina

Sebuah suara berkata: “Mereka membunuh tentara itu, seseorang mendatangi mereka."

"Mereka mendatangi tentara itu dan memenggal kepala mereka.”

The Guardian belum secara independen memverifikasi asal-usul dan kebenaran kedua video tersebut, tetapi otoritas Ukraina menyatakan video itu asli.

Dalam pidato malamnya hari Rabu, Zelensky mengatakan eksekusi seperti itu mengingatkannya pada kejahatan yang terjadi di daerah yang diduduki Rusia termasuk Bucha, di wilayah Kyiv, di mana tentara Rusia menyiksa dan membunuh ratusan warga sipil.

"Ini adalah video Rusia yang mencoba menjadikannya sebagai norma baru."

"Kebiasaan yang menghancurkan kehidupan," katanya.

Zelensky melanjutkan, “Ini bukan kecelakaan. Ini bukan episode."

"Ini adalah kasus sebelumnya. Ini adalah kasus di Bucha. Ribuan kali. Setiap orang harus bereaksi. Setiap pemimpin.”

Tanggapan Berbagai Pihak

Dilansir Sky News, Kremlin menyebut video itu "mengerikan," tetapi mengatakan keasliannya perlu diperiksa.

Moskow sebelumnya membantah bahwa pasukannya melakukan kekejaman selama konflik.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitro Kuleba mengatakan di Twitter:

"Sebuah video mengerikan tentang pasukan Rusia memenggal tawanan perang Ukraina beredar online."

"Tidak masuk akal bahwa Rusia, yang lebih buruk dari ISIS, memimpin Dewan Keamanan PBB."

Dia menambahkan: "Teroris Rusia harus diusir dari Ukraina dan PBB dan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka."

Kementerian luar negeri Ukraina juga meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk segera menyelidiki kekejaman militer Rusia lainnya.

Sementara itu, PBB mengatakan "terkejut" dengan rekaman itu.

"Sayangnya ini bukan insiden yang terisolasi," kata Misi Pemantau Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan baru-baru ini ditemukan sejumlah pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional, termasuk terhadap tawanan perang.

"Pelanggaran terbaru ini juga harus diselidiki dengan baik dan pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban," katanya.

Dokumen yang bocor tentang situasi perang

Pidato Zelensky muncul di tengah permintaan Ukraina untuk lebih banyak senjata barat sebelum serangan balasan yang akan segera terjadi.

Dokumen-dokumen rahasia AS yang bocor menunjukkan AS yakin Ukraina mungkin hanya dapat memperoleh keuntungan teritorial sederhana, melawan tentara Rusia.

Satu dokumen rahasia mengatakan Ukraina menghadapi kekurangan pembangkitan kekuatan dan keberlanjutan yang signifikan.

Ada peringatan yang dibuat pada bulan Februari bahwa Ukraina juga kehabisan amunisi untuk sistem pertahanan udara era Sovietnya, yang pada bulan Mei dapat habis sepenuhnya.

Serhi Leshchenko, penasihat Andrii Yermak, kepala staf Zelensky, mengatakan video mengerikan itu menggarisbawahi mengapa lebih banyak bantuan militer diperlukan.

“Kami tidak hanya berperang melawan rezim Putin tetapi dengan negara teroris,” katanya kepada Guardian.

“Barat perlu membantu kami menghentikan ISIS baru ini.”

Dia menambahkan, “Jika Anda dapat membentuk koalisi melawan ISIS di Timur Tengah, Anda dapat melakukan hal yang sama terhadap Isis di Eropa."

"Rusia adalah ancaman bagi semua orang."

"Suatu hari nanti mereka akan memenggal kepala korban tidak hanya di Bakhmut tapi juga di London dan New York.”

Zelensky berjanji akan ada perhitungan hukum bagi mereka yang melakukan pemenggalan dan untuk berbagai kejahatan Rusia lainnya.

“Tujuan utamanya adalah untuk memenangkan… Mengalahkan penjajah, menghukum para pembunuh. Pengadilan untuk negara jahat," katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie) (TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved