Ramadan 2023

Kapan Malam Lailatul Qadar Ramadan 2023? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad Berikut Ini

Kapan malam Lailatul Qadar bulan suci Ramadhan 1444 hijriah/2023? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad berikut ini.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Kapan malam Lailatur Qadar bulan suci Ramadhan 1444 hijriah/2023? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad berikut ini. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ibadah puasa bulan suci Ramadhan 1444 hijriah/2023 telah memasuki hari ke-17 pada Sabtu (08/04/2023).

Itu berarti, bulan suci Ramadan 2023 telah memasuki fase untuk malam Lailatul Qadar. Kapan?

Adapun Ustadz Abdul Somad sudah penah mengulas tentang waktu datangnya malam penuh ampunan tersebut.

Mengutip Serambinews.com, penjelasan tersebut disampaikan dalam sebuah video yang pernah diunggah oleh Channel Youtube Mutiara Islam (21/6/2018).

Dai yang akrab disapa UAS ini mengatakan, malam Lailatul Qadar akan terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Dia juga mengungkapkan ciri-ciri orang yang mendapatkan anugrah malam Lailatul Qadar.

Menurutnya, akan terjadi perubahan pada orang yang mendapatkan anugrah.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar Ramadan 2023, Inilah Ciri-ciri serta Keistimewaannya di Bulan Suci Ramadhan

Perubahan yang dimaksud, kata UAS, bukanlah perubahan fisik, tetapi perubahan perilaku.

"Seperti apa orang yang mendapatkannya? Ada perubahan," ujar UAS.

"Bukan setelah dapat Lailatul Qadar jadi tukang ngomong, 'Alhamdulillah kemarin saya dapat Lalilatul qadar. Begitu saya turun mau ambil wudhu saya lihat semua pohon-pohon bambu rebah, tumbang," sambungnya.

"Bukan pada bentuk fisiknya, tapi ada perubahan," tegas UAS.

Kemudian UAS memberikan contoh perubahan yang dimaksud.

Misalkan seorang wanita sebelumnya tak memakai jilbab, tetapi setelah wanita tersebut melakukan iktikaf, tak pernah lagi melepaskannya dari kepala.

Atau seorang bapak yang dulunya memiliki sifat yang sangat pelit, namun setelah mendapatkan anugrah malam Lailatul Qadar, dia selalu bersedekahnya setiap lewat di kotak amal.

Ustad Abdul Somad juga membagikan amalan yang dikerjakan pada malam Lailatul Qadar.

Dia mengatakan, malam Lailatul Qadar sebaiknya diisi dengan qiyam.

Qiyamul lail yang dimaksud yaitu dengan mengerjakan shalat sunat malam, membaca al-qur'an, mendengarkan tausiah, dzikir, hingga bermuhasabah atau merenung.

Memikirkan kesalahan yang telah diperbuat.

UAS menambahkan, agar tetap menjaga air wudhu, jangan sampai putus pada saat melewati malam Lailatul Qadar.

Jika air wudhu terputus atau batal, kata UAS, maka segera berwudhu kembali.

Malam Penuh Ampunan

Malam Lailatul Qadar adalah satu-satunya malam yang secara khusus dijelaskan dalam satu keseluruhan surat di Al Quran, yakni dalam surat Al-Qadr.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan," (QS al-Qadr ayat 4-5).

Baca juga: Hukum Potong Rambut saat Puasa Ramadan, Lengkap Mencukur Bulu Kemaluan, Kumis, hingga Kuku

Memang tak ada yang tahu pasti kapan malam Lailatul Qadar, tetapi mengutip dari buku Fiqih Wanita karya M Abdul Ghoffar, malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.

Lailatul Qadar diyakini terjadi pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan, yakni malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.

Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits, bahwasannya Rasulullah SAW pernah bersabda:

يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود

"Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud).

Malam Lailatul Qadar adalah malam ampunan.

Dilansir dari laman resmi Lembaga Fatwa Mesir, Grand Syekh al-Azhar Ahmad Thayyib, malam Lailatul Qadar berarti malam ampunan, diterimanya amal, dan dijauhkan dari api neraka.

Pada malam itu, disebutkan juga segala aktivitas ibadah lebih baik dari ibadah pada seribu bulan.

"Para malaikat pun turun ke Bumi untuk memberi salam pada orang-orang Islam yang berpuasa dan memohonkan ampun untuk mereka," kata Syekh Ahmad Thayyib.

Karena begitu besar keutamaannya, waktu turunnya malam lailatul qadar bahkan dirahasiakan oleh Allah di sepuluh malam terakhir agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam mencarinya.

Baca juga: Hukum Sikat Gigi Saat Puasa Ramadan, Puasa Makruh atau Batal? Ini Penjelasan MUI

Ciri-ciri atau tanda-tanda malam Lailatul Qadar

Dikutip dari Kompas.com (11/4/2022), Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengungkapkan, malam lailatul qadar akan turun pada tanggal-tanggal ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Tanggal-tanggal ganjil tersebut bisa pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29. "Bisa 21, bisa 23, bisa 25, 27, 29.

Tetapi, tetap kita harus stabil di dalam beribadah," kata Cholil, Minggu (2/5/2021).

Hal ini juga dinyatakan dalam hadis yang diriwayatkan Aisyah, Nabi Muhammad memerintahkan sebagai berikut:

"Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari).

Anda bisa merasakan datangnya malam lailatul qadar dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Udara yang tenang dan sejuk

Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda:

"Lailatul Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah."

2. Matahari terbit dengan teduh

Ciri-ciri malam lailatul qadar adalah cahaya mentari teduh, cerah tak bersinar kuat keesokannya.

Hal ini berdasarkan dari hadis Ubay bin Ka'ab radliyallahu'anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

"Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan." 

Keutamaan malam Lailatul Qadar

Pada malam lailatul qadar terdapat berbagai keutamaan di dalamnya.

1. Lebih baik dari seribu bulan

Di malam lailatul qadar, merupakan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Hal itu seperti dalam firman Allah SWT berikut:

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS Al Qadr ayat 3).

Syekh Abdul Halim Mahmud dalam Syahr Ramadhan menghitung seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan.

"Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan standar umum umur manusia. Lailatul qadr (alfu syahrin) lebih baik dari umur manusia; dari umur setiap manusia, baik umur manusia di masa lalu maupun umur manusia di masa mendatang. Intinya, lailatul qadr lebih baik dari (usia) zaman," kata Syekh Abdul Halim.

2. Diampuninya dosa-dosa

Selain itu, malam lailatul qadar juga menyimpan keutamaan lain yakni dosa seorang Muslim akan diampuni.

Tentu saja itu berlaku bagi setiap Muslim yang menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni," (HR Bukhari).

3. Dikabulkannya doa-doa

Syekh Ahmad Thayyib juga mengatakan, segala doa yang tidak diterima di waktu-waktu lain akan diterima di malam lailatul qadar.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh umat Islam untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat, istighfar, membaca Al Quran, dan mengharap rahmat Allah.

3. Malam penuh berkah

Malam Lailatul Qadar juga merupakan malam yang menyimpan beribu berkah.

Hal itu dijelaskan dalam surat Al Dukhan ayat 3 sebagai berikut:

"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi," (QS Al Dukhan ayat 3).

4. Malam dicatatkannya takdir tahunan

Hal itu sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al Dukhan ayat 4:

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS Al Dukhan ayat 4).

Beberapa ulama menafsiri "segala urusan" dalam ayat tersebut dengan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan makhluk, seperti hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan sebagainya.

Sehingga malam Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. (*)

Sumber: TribunnewsSultra.com dan PosBelitung.co

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved