Berita Kolaka Timur

Penyebab Kepala Dinas Dikbud Kolaka Timur Sultra Dipukul Anak Buahnya hingga Hidung Keluar Darah

Tayang: Rabu, 5 April 2023 23:56 WITA

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari

Penyebab Kepala Dinas Dikbud Kolaka Timur Sultra Dipukul Anak Buahnya hingga Hidung Keluar Darah

handover

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Herman Amin dipukul oleh anak buahnya. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (5/4/2023) sekira pukul 10.00 Wita di Kantor Dinas Dikbud Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Herman Amin dipukul oleh anak buahnya.

Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (5/4/2023) sekira pukul 10.00 Wita di Kantor Dinas Dikbud Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Untuk diketahui, pelaku penganiayaan tak lain adalah anak buahnya yang menjabat Kepala Bidang atau Kabid di Dinas Dikbud Koltim.

Herman dipukul oleh bawahannya hingga hidungnya mengeluarkan darah.

Ia mengatakan penyebab dirinya dipukul karena anak buahnya itu kesal tidak ditunjuk sebagai Kepala Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau PPTK di Dinas Dikbud Kolaka Timur.

Sementara, kata dia, untuk penunjukan PPTK sudah menjadi kewenangannya sebagai pejabat kepala dinas.

"Jadi masalahnya dia pertanyakan mengapa tidak ada SK PPTK-nya. Karena untuk penunjukan PPTK katanya bukan tupoksi saya," katanya saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (5/4/2023).

"Tapi saya bilang itu bukan tupoksi tapi tugas tambahan saya. Jadi tergantung saya mau menunjuk siapa yang saya percaya dan punya loyalitas," jelasnya menambahkan.

Herman Amin mengatakan karena dasar tersebut Kabid Dinas Dikbud Koltim itu marah hingga melakukan pemukulan terhadap dirinya.

Apalagi saat itu, kata Herman, dirinya sedang ada pertemuan dengan 30 orang pemangku adat di Kolaka Timur.

Ia menuturkan para pemangku adat datang bertemu dirinya dalam rangka silaturahmi dan menandatangani honor para pemangku adat.

"Dia datang marah-marah tendang pintu padahal saya lagi ada tamu dengan para tolea (para pemangku adat)," ujar Herman.

Herman menyayangkan cara anak buahnya itu karena membuat dirinya malu di hadapan para pemangku adat.

"Seharusnya dia bisa pertanyakan itu saat waktu lowong, bukan waktu pas ada tamu kan bikin malu. Padahal dari tiga hari lalu saya di kantor," ungkapnya.