Diberi Kesempatan Mengajar Lagi, Guru Honorer Sebut 'Maneh' Ridwan Kamil Menolak, Rasa Tak Enak Hati

Diberi kesempatan untuk mengajar kembali, guru honorer yang sebut 'maneh' Ridwan Kamil menolak, karena rasa tak enak hati.

Kolase Tribunnewssultra.com
Diberi kesempatan untuk mengajar kembali, guru honorer yang sebut 'maneh' Ridwan Kamil menolak, karena rasa tak enak hati. Ia bahkan enggan mengajar kembali meski sudah diberi kesempatan di tempat sekolahnya dulu yakni SMK di Cirebon, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Diberi kesempatan untuk mengajar kembali, guru honorer yang sebut 'maneh' Ridwan Kamil menolak, karena rasa tak enak hati.

Ia bahkan enggan mengajar kembali meski sudah diberi kesempatan di tempat sekolahnya dulu yakni SMK di Cirebon, Jawa Barat.

Sebelumnya, sosok guru bernama M Sabil Fadhillah (34) ramai jadi perbincangan.

Usai mengkritik Ridwan Kamil dengan sebutkan maneh.

Pemecatan terhadap Sabil mendapat sorotan karena terjadi beberapa jam setelah mengkritik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melalui komentar Instagram.

Atas hal tersebut, ia bahkan dipecat dari sekolah tempatnya mengajar.

Namun kini SK pemecatannya dicabut.

Baca juga: Guru Honorer Dipecat Kritik Ridwan Kamil Pakai Kata Maneh, Gubernur: Coba Bilang Itu ke Ibu Kandung

Meski demikian, ia menolak kembali mengajar di sebuah SMK di Cirebon, Jawa Barat.

Dilansir dari Tribunnews.com, Sabil menjelaskan kejadian ini memberikannya banyak pelajaran untuk lebih bijak lagi.

Ia mengaku tak akan kembali mengajar di SMK tersebut karena merasa malu dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik sekolah.

Ia juga menyampaikan rasa terimakasihnya karena diberi kesempatan lagi.

Tapi karena sudah tak enak hati, ia lantas mengurungkan niat untuk menerima tawaran tersebut.

"Saya merasa tidak enak hati. Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sekolah yang sudah menerima saya lagi."

"Tapi untuk kembali mengajar di sana sepertinya tidak," ungkapnya, Kamis (16/3/2023), dikutip dari TribunJabar.com.

Kritik Atas Nama Pribadi

Ia menyebutkan kritikannya terhadap Ridwan Kamil itu atas nama pribadi.

Namun, profesi dirinya sebagai guru malah terkena sasaran, hal tersebut dianggap tidak layak dilakukan.

"Profesi guru itu sangat melekat, dalam peristiwa kemarin saya bertindak atas nama pribadi, tapi (institusi sekolah) tetap terbawa-bawa juga," lanjutnya.

Menurutnya sebagai seorang guru tidak bisa berkata sembarangan karena akan dicontoh oleh anak murid.

Sabil mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seprofesi guru yang mendukungnya dalam kasus ini.

Sebelumnya, Sabil diketahui berkomentar di postingan Ridwan Kamil memakai bahasa Sunda.

Baca juga: 10 Tewas Termasuk Murid SD akibat Kecelakaan Truk di Bekasi, Ridwan Kamil akan Kunjungi Keluarga

Dalam postingan tersebut Ridwan Kamil sedang melakukan video konferensi dengan anak-anak dari SMPN 3 Kota Tasikmalaya dan mengenakan jas berwarna kuning.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur (kamu sedang) jadi sebagai gubernur, kader partai, atau pribadi Ridwan Kamil?" tulis Sabil.

Komentar dari Sabil dibalas dan diberi tanda oleh Ridwan Kamil sehingga komentarnya berada di posisi teratas.

"Ceuk Maneh Kumaha?" jawab Ridwan Kamil.

Alasan Pihak Sekolah Memecat Sabil

Wakasek Kurikulum dan SDM SMK tempat Sabil mengajar, Cahya Haryadi mengatakan, pemecatan Sabil tidak ada hubungannya dengan Ridwan Kamil.

Begini duduk perkara guru honorer dipecat usai melayangkan kritik ke Ridwan Kamil dengan kata maneh. Bahkan sang Gubernur Jawa Barat itu juga menyebut jika saja kalimat tersebut dilontarkan ke ibu kandung tentu tak sopan. Terlebih, maneh memiliki arti yang kasar dan digunakan oleh seorang guru. Atas hal tersebut, Ridwan Kamil pun kesal dan mencoba menegur guru tersebut.
Begini duduk perkara guru honorer dipecat usai melayangkan kritik ke Ridwan Kamil dengan kata maneh. Bahkan sang Gubernur Jawa Barat itu juga menyebut jika saja kalimat tersebut dilontarkan ke ibu kandung tentu tak sopan. Terlebih, maneh memiliki arti yang kasar dan digunakan oleh seorang guru. Atas hal tersebut, Ridwan Kamil pun kesal dan mencoba menegur guru tersebut. (Kolase Tribunnewssultra.com)

"Hanya memang momentumnya pas dengan komentar yang bersangkutan dan akhirnya viral tersebut," paparnya, Kamis (16/3/2023).

Ia menjelaskan sebelum dipecat, Sabil telah diberikan surat peringatan (SP) pertama dan kedua karena melakukan pelanggaran kode etik.

SP pertama dikeluarkan karena Sabil mengeluarkan kata-kata kotor ketika mengajar dan dilaporkan oleh orang tua siswa.

Sedangkan SP kedua dikeluarkan setelah Sabil ketahuan merokok di ruang guru.

"Dari SP pertama dan kedua, yang bersangkutan tidak menunjukkan perubahan sikap, bahkan kami mendapat laporan dari orang tua siswa bahwa yang bersangkutan jarang hadir," imbuhnya.

Lantaran sikap Sabil tidak berubah, pihak sekolah dan yayasan sepakat untuk memberhentikan Sabil dengan mengeluarkan surat pemberhentian kerja sama.

Namun, surat pemberhentian tersebut keluar beberapa jam setelah Sabil berkomentar di Instagram Ridwan Kamil.

Menurutnya tidak ada unsur kesengajaan dari pihak sekolah untuk mengeluarkan Sabil karena berkomentar di Instagram orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.

Sementara itu, Humas Yayasan SMK tempat Sabil mengajar, Miftahul Ulum mengaku siap menerima Sabil kembali mengajar karena pelanggaran yang dilakukan bukan pelanggaran kriminal.

"Ini tidak terjadi sekali atau dua kali, dan bukan hanya Sabil, tetapi guru lain juga sama, selama bukan menyangkut tindak kriminal kami membuka kesempatan kepada setiap guru yang ingin mengabdi," ungkapnya.

Kata Ridwan Kamil

Sementara itu, Ridwan Kamil telah meminta pihak sekolah untuk membatalkan pemberhentian Sabil.

Politisi Partai Golkar ini mengaku kaget mendengar kabar ada guru SMK yang diberhentikan karena berkomentar di Instagram dengan bahasa kasar.

Menurutnya sebagai pemimpin mendapat kritik dari masyarakat merupakan hal yang biasa.

Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil melalui akun Instagramnya @ridwankamil, Rabu (15/3/2023).

"Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja," tulisnya.

Setelah mendengar kabar tersebut, Ridwan Kamil langsung menghubungi pihak sekolah dan meminta hukuman yang diberikan berupa peringatan atau nasihat tanpa perlu pemberhentian.

"Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan," tambahnya.

Kata Kadisdik Jabar

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Wahyu Mijaya juga telah meminta pihak sekolah mencabut pemberhentian Sabil dari pekerjaannya.

Pihaknya juga memastikan nama Sabil masih tercatat sebagai pengajar di Dinas Pendidikan Jabar.

"Kalau dari sisi statement di Instagram kita sudah sampaikan agar jangan sampai diberhentikan."

"Tapi apakah yang bersangkutan ada masalah lain dengan sekolah, kita tidak tahu."

"Kalau masalah di luar itu bukan kewenangan kami," ungkapnya.

Menurutnya tindakan Sabil berkomentar dengan bahasa kasar tidak dapat dibenarkan karena statusnya sebagai pengajar yang harus bisa menjaga sikap.

"Ini kewajiban kami di Dinas Pendidikan untuk selalu mengingatkan tenaga pendidik agar menggunakan bahasa yang baik dalam pembelajaran maupun di luar karena bisa diikuti oleh siswa."

"Mungkin ada diksi lain yang lebih baik untuk digunakan," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Abdussalam/Ahmad Imam Baihaqi)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved