Puluhan WNI Korban Gempa Turki Hilang Kontak, Terbanyak di Dyarbakir Yakni 23 Orang
KBRI Ankara mencatat ada 500 WNI yang terdampak gempa Turki. Puluhan orang di antaranya hilang kontak. Sebanyak 23 orang bekerja di Dyarbakir.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara mencatat ada 500 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa Turki.
Namun 10 orang dari total tersebut hilang kontak, KBRI Ankara tak bisa menghubinya.
WNI yang berada di Tukri ikut terdapmbak gempa bumi dengan magnitudo 7,8 di negara tersebut, pada Senin (6/2/2023).
Tiga WNI dilaporkan sebagai korban luka.
Kini ketiganya telah dirawat di rumah sakit setempat.
KBRI Ankara telah memaparkan puluhan WNI yang tak bisa dihubungi.
Melansir Kontan (via Tribunnews), KBRI WNI hilang kontak terbanyak adalah yang bermukim di Dyarbakir sebanyak 23 orang.
Baca juga: Rumah Hancur hingga 3 WNI Jadi Korban Gempa Turki, 1.000 Orang Dilaporkan Tewas Saat Ini
KBRI mencatat bahwa 23 orang tersebut merupakan WNI pekerja migran.
Mereka diidentifikasi bekerja di Spa terapis.
Hingga kini pekerja migran di Dyarbakir tersebut belum jelas keberadaannya.
KBRI Ankara juga mencatat lima orang lainnya belum dapat dihubungi.
Ada pula 2 WNI di Kota Osmaniye belum dapat dihubungi oleh pihak KBRI Ankara hingga Senin tadi.
Sampai saat ini KBRI masih berupaya mencari keberadaan WNI yang hilang kontak.
Dilaporkan juga KBRI Ankara belum mengetahui kabar 3 WNI yang berada di Plaza Hotel.
Untuk diketahui, ada 19 yang menjadi lokasi gempa Turki.
Dari total lokasi gempa bumi tersebut, 912 orang meninggal dunia dan 5.385 orang luka berat.
Data KBRI melaporakan bahwa ada 500 WNI yang berada di sekitar lokasi.
Dikatakan bahwa 3 orang terluka dan sudah ditangani di rumah sakit terdekat.
Laporan itu disampaikan langsung Duta Besar RI, Lalu M Iqbal, pada Senin (6/2/2023), sebagaimana mengutip laman KompasTV.
“Tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay,” ujar Iqbal kepada wartawan.
KBRI Ankara terus mengaktifkan hotline perlindungan WNI di +90 532 135 22 98.
Berikut perincian jumlah WNI di beberapa kota di Turki dan status laporan terakhir kepada KBRI Ankara:
1. Kota Malatya
KBRI juga memberikan perincian ada 4 orang di kota Malatya yang saat ini membutuhkan pasokan 3 jaket winter, 2 boots, 4 pasang kaos kaki, 4 pasang sarung tangan, 4 selimut dan 4 pembalut.
Selain itu ada juga kebutuhan 4 paket Sembako : mi instan, roti, biskuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin), vitamin (sudah ada stok) Saat ni status WNI aman dan telah berada di tempat pengungsian yakni dı Gedung sekolah, masjid setempat.
Baca juga: Nelayan Asal Buton Tengah Sulawesi Tenggara Dibekuk Polisi Gegara Bawa Bom Ikan Saat Melaut
2. Kota Kahramanmaras
KBRI Juga telah mengidentifikasi 56 WNI yang tinggal di Kota Kahramanmaras. Di tempat ini WNI membutuhkan pasokan logistik berupa jaket winter, boots, pasang kaos kaki, sarung tangan, selimut dan pembalut.
Selain itu juga dibutuhkan pasokan logistis bantuan berupa paket Sembako : mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan seperti parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin),vitamin sudah ada stok.
Dikota Kahramanmaras terdapat laporan 1 orang WNI mengalami patah tulang dan telah mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit.
Namun secara umum WNI ang mayoritas adalah mahasiswa dalam keadaan aman dan mengungsi di balai kota, masjid dan kampus.
3. Kota Adana
Kedutaan juga mengidentifikasi jumlah WNI di Adana sebanyak 53 orang.
Namun tidak ada kerusakan parah di wilayah tersebut dan semua WNI dan Mahasiswa dinyatakan selamat.
Adapun jumlah WNI yang ada di kota Gaziantep sebanyak 43 orang. Kedutaan mengidentifikasi kebutuhan pasokan logistik berupa 40 jaket winter, 20 boots, 40 pasang kaos kaki, 404 sarung tangan, 20 selimut, 20 pembalut, 20 şyal kerudung.
Selain itu warga juga membutuhkan pasokan 40 paket Sembako : mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin),vitamin (sudah ada stok) Secara umum kondisi WNI dalam keadaan aman dan mengungsi di balai kota, masjid.
4. Kota Hatay
Di Kota Hatay terdapat 45 pengungsi WNI yang membutuhkan pasokan logistik berupa jaket winter, boot, kaos kaki, sarung tangan, selimut dan pembalut.
Adapun kebutuhan lain berupa pasokan paket sembako berupa mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin), vitamin (sudah ada stok) Kedutaan mencatata sebanyak 2 orang terluka dan anyak warga yang mengungsi dari tempat tinggal yang rusak.
Baca juga: Fakta Gempa Turki, Masjid Tua 365 Tahun Roboh, Penyimpanan Senjata, Nasib WNI, Ratusan Orang Tewas
5. Kota Sanlırurfa
Sementara di Kota Sanlırurfa ada 4 orang WNI dan WNI atau 4 keluarga dinyatakan dalam kondisi aman, dan tidak terdampak gempa.
Sementara terdapat 10 turis WNI yang sudah dihandle oleh tour guide.
Gempa bumi besar berkekuatan 7,9 magnitudo direvisi menjadi magnitudo 7,6 mengguncang Turki tengah dan barat laut Suriah pada Senin (6/1).
Korban Tewas
Gempa Turki memang sangat berbahaya. Sampai saat ini masih ada gempa susulan.
Melansir Tribunnews.com, gempa kedua dengan kekuatan 7,5 magnitudo kembali mengguncang Turki, tepatnya di Distrik Elbistan Provinsi Kahramanmaras, Senin (6/2/2023).
Elbistan terletak sekitar 128 Km di utara Gaziantep, dimana episentrum gempa pertama melanda Turki pagi tadi.
Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.
Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Gawat Darurat Turki menyatakan gempa ini bukanlah gempa susulan dan berbeda dengan gempa pagi tadi
Setidaknya 70 orang telah meninggal dunia di Kahramanmaras setelah gempa pertama.
Sebelumnya, per Senin sore waktu Indonesia, Presiden Turki Recep Erdogan mengatakan setidaknya 912 orang meninggal dunia di Turki, sementara Suriah melaporkan 320 orang meninggal.
Seperti diketahui gempa di Turki ini juga terasa sangat kuat di Suriah.
Sehingg jumlah korban jiwa di kedua negara ini di atas 1.000 orang.
Perhitungan korban di Suriah dilaporkan oleh lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris.
Gempa besar yang terjadi pada Senin pagi waktu setempat mengguncang perbatasan kedua negara.
Dengan demikian, jumlah estimasi total koban tewas dalam gempa ini kini telah melebihi 1.200 orang. (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.