Daftar Nama Perusahaan Tambang Emas, Lokasi Pertambangan di Sulawesi Tenggara: Bombana dan Konawe

Seperti diketahui, permintaan emas tetap tinggi karena kegunaannya yang sangat beragam.

Salah satu contohnya, di industri elektronik, emas digunakan sebagai konduktor produk elektronik.

Pada sektor konstruksi, emas memantulkan radiasi sinar matahari di dalam kaca.

Komoditas potensial lainnya antara lain pasir kuarsa (lima miliar ton) dan marmer (206 miliar meter kubik).

Tanah liat (884 miliar meter kubik), oniks (547 ribu meter kubik), serta kapur (1,6 triliun meter kubik).

Baca juga: Eks Dansat Brimob Polda Sultra Digugat Perusaahan Tambang Terkait Bisnis Penjualan Bijih Nikel Ore

Selain itu, mangan (enam ribu hektar), pasir besi, fosfat, kromit, dan magnesit.

Dari sektor energi, Provinsi Sulawesi Tenggara juga memiliki sumber energi panas bumi yang berlokasi di Lainea dan Mangolo.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM dilansir laman bkpm.go.id, realisasi investasi di Provinsi Sultra juga cukup tinggi.

Pada triwulan III 2021 saja, realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di provinsi ini masing-masing mencapai 354,4 juta dollar AS dan Rp1.779,0 miliar.

Pemerintah juga disebutkan berfokus meningkatkan jumlah proyek investasi di sektor pertambangan.

Pemerintah mengusulkan beberapa kawasan ekonomi baru sebagai kawasan strategis nasional yang akan mendukung tujuan investasi.

Diberitakan TribunnewsSultra.com, sebanyak 3 dari 10 Proyek Strategis Nasional (PSN) kini berada di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Video Viral TikTok, Pekerja Tambang Topogaro Morowali Panik Berlarian, Ternyata Gegara Pembunuhan

Tiga PSN di Provinsi Sultra tersebut adalah Kawasan Industri Kendari di Kota Kendari.

Kawasan Industri Pomalaa atau Pomalaa Industry Park di Kabupaten Kolaka dan Kawasan Industri Motui di Konawe Utara (Konut).

Saat ini, dua perusahaan besar industri nikel juga sudah beroperasi di kawasan Morosi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.