AJP Bakal Calon Wali Kota Kendari, Pengamat Politik Beberkan Kriteria Wakilnya
Anggota DPRD Sulawesi Tenggaara, Aksan Jaya Putra (AJP) kan maju sebagai calon Wali Kota Kendari pada Pilkada tahun 2024. Begini kriteria wakilnya.
Penulis: Laode Ari | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Aksan Jaya Putra (AJP) akan maju sebagai calon Wali Kota Kendari pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024.
Sosok AJP disebut-sebut sebagai calon tunggal yang bakal diusung Partai Golkar di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari.
Politikus dengan tagline Kendari Bisa tersebut memang gencar bersosialisasi sebagai bakal calon wali kota, menarik minat masyarakat.
Bahkan, tim dari kader Politisi Golkar ini sudah mulai aktif dalam berbagai aktivitas sosial.
Meskipun sudah mantap, AJP belum memutuskan sosok wakil yang akan menemaninya di Pilwali Kendari.
Pengamat politik Sulawesi Tenggara (Sultra) Ras Md menilai, AJP tak akan sulit menentukan calon wakilnya.
Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia ini mengatakan, posisi AJP sebagai figur utama cukup baik, memiliki basis massa yang kuat.
"Saya pikir AJP cukup sukses membangun branding personality-nya, tampil sebagai figur utama hingga saat ini," ujarnya, Selasa (20/12/2022).
"Dalam hitungan saya untuk konteks Pilwalkot Kendari mendatang, AJP masuk dalam klaster premium. Klaster yang bisa tampil kuat kedepan," sambungnya menjelaskan.
Baca juga: Isu Bakal Maju Pilkada Wakatobi 2024, Suwandi Andi Nyaman di DPRD Sultra: Itu Cita-cita Politik
Ada tiga faktor besar membuat AJP masuk dalam klaster figur premium atau figur kuat maju sebagai 01 Pilwali, yakni popularitas, personaliti, dan usia.
Menurut Ras, AJP cukup berhasil mendongkrak tingkat pengenalannya selama ini, baik melalui media luar ruangan hingga tampil di berbagai macam pemberitaan dan iklan media massa.
Personaliti AJP, lanjut Ras, dinilai merakyat sehingga wajar penerimaan masyarakat cukup bagus.
Tak kalah penting bahwa AJP merupakan figur muda yang diprediksi, suara pemilih milenial akan berkontribusi besar pada Pemilu 2024.
"Ketiga, faktor usia yang masih tergolong muda, AJP dinilai sangat mewakili kelompok millenial dan juga generasi Z yang jumlah cukup besar dalam Pilkada mendatang," jelasnya.
Ras menegaskan, ketiga variabel besar itu menjadi modal utama AJP. Namun siapa wakil idealnya?
"Nah, wacana sosok wakil tentu sudah mulai hangat diperbincangkan. Hanya saja, AJP tidak boleh menentukan sosok wakil untuk saat ini," bebernya.
"Kondisinya masih sangat dini. Saya lebih menyarankan AJP tetap konsen saja mengupgrade kekuatan personalnya agar elektabilitasnya makin kokoh kedepan," sambungnya.
Dalam penentuan sosok wakil, Ras mengatakan, ada beberapa variabel penting yang wajib diperhatikan.
Karena jika keliru dalam menentukan sosok wakil, maka bisa melemahkan posisi elektoral figur utama.
"Soal sosok wakil yang ideal mendampingi AJP, saya pikir ada beberapa figur yang saya nilai cukup potensial berpasangan dengan AJP kedepan," katanya.
"Seperti sosok Sudarmanto. Politisi partai NasDem ini punya rekam jejak elektoral yang cukup baik. Sehingga bisa memberikan kekuatan tersendiri bagi AJP," lanjutnya.
Baca juga: Kasus Korupsi, Eks Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Buton Tengah Divonis 3 Tahun Penjara
Selain Sudarmanto, Ras juga menyebut nama Sudirman. Anggota DPRD Sultra fraksi PKS itu juga dinilai potensial memberikan kekuatan elektoral AJP, terutama dari aspek kekuatan etnis.
"Tak terkecuali sosok Andi Sololipu. Anggota DPRD Kota Kendari dari fraksi PDI Perjuangan ini ada kans untuk tampil berpasangan dengan sosok AJP. Walaupun Andi Sololipu sudah membangun komitmen bersama Razak, namun kedepan segalnya masih bisa berubah," paparnya.
Ketiga sosok itu cukup ideal, namun masih ada nama Sitya Giona Nur Alam yang juga potensial.
"Tentu kalkulasi politiknya mesti jelas dan terukur. Apakah ada figur lain selain ketiga nama di atas? Bacaan saya, Sitya Giona Nur Alam bisa menjadi pilihan lain bagi AJP. Walapun aspek kulturalnya terabaikan, tapi dua kekuatan politik bersatu, bisa menjadi kekuatan besar," imbuhnya menandaskan. (*)
(TribunnewsSultracom/La Ode Ari)