Berita Sulawesi Tenggara
Masyarakat di Sultra Diimbau Hati-hati dalam Pengeluaran, Harus Punya Skala Prioritas Hadapi Resesi
Dr Syamsir Nur memandang pertumbuhan ekonomi Sultra akan mengalami perlambatan di triwulan pertama tahun 2023.
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kendari, Dr Syamsir Nur optimis resesi global tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2023.
Pasalnya, melihat pertumbuhan ekonomi nasional maupun Sulawesi Tenggara mengalami perkembangan yang cukup positif.
Kendati demikian, ke depannya tetap harus mewaspadai dampak pandemi serta sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian daerah.
Hal itu mengingat belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, nasional maupun di Sultra.
Dr Syamsir Nur memandang pertumbuhan ekonomi Sultra akan mengalami perlambatan di triwulan pertama tahun 2023.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Resesi Jadi Ancaman Indonesia 2023, Penyebab, Dampak, Cara Mempersiapkan Keuangan
Hal itu tentunya akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan.
"Namun, kita patut bersyukur karena ekonomi Indonesia masih tumbuh positif kisaran 5 persen, demikian pula Sulawesi Tenggara tumbuh kisaran 5,4 persen," ungkapnya, Rabu (14/12/2022).
Selain itu, dari sisi neraca perdagangan bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.
Hal tersebut karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global.
"Sehingga saya melihat ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa tetapi hanya akan melambat," katanya.
Baca juga: Tahun 2021 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Naik 4 Persen, Ekspor dan Impor Tumbuh Positif
Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara ini menilai 2023 merupakan tahun penuh tantangan bagi pelaku usaha.
Namun, isu resesi global 2023 tersebut harus disikapi secara bijak dengan tidak melihatnya sebagai suatu persoalan yang membahayakan tetapi dapat menjadi sebuah peluang.
"Upaya pemulihan ekonomi ke depannya perlu diperkuat, hal itu guna mencegah perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi," imbuhnya.
Sementara itu, dalam menghadapi perekonomian yang penuh ketidakpastian, maka diimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan aktivitas ekonominya.
Alokasi konsumsi masyarakat terhadap pendapatan wajib diperhatikan karena ke depannya akan ada perubahan harga, supply chain, serta pola bisnis juga akan berubah.
Baca juga: Tingkat Kemiskinan Diperkirakan Naik, Pengamat Ekonomi Sultra Sebut Disebabkan Penyesuaian Harga
"Sehingga memaksa masyarakat mengadaptasi dirinya dengan pola konsumsi, imbauan kita agar masyarakat berhati-hati dalam pengeluarannya, harus ada skala prioritasnya," katanya.
Tambahnya, jika tekanan global terus terjadi tingkat suku bunga akan naik maka berimplikasi terhadap sektor kredit seperti konsumsi dan kredit kepemilikan rumah. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)