Video Viral

Polisi Ungkap Fakta Terbaru Video Kebaya Merah Viral Twitter, Ternyata Pemeran Tak Shooting di Bali

Polisi mengungkap fakta terbaru tentang video kebaya merah yang viral di Twitter dan TikTOk. Ternyata sosok pemeran tak shooting di Bali.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Polisi mengungkap fakta terbaru tentang video kebaya merah yang viral di Twitter dan TikTOk. Ternyata sosok pemeran tak shooting di Bali. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kepolisian Daerah (Polda) Bali yang tengah menyelidiki video kebaya merah viral di Twitter dan TikTok, mengungkapkan fakta terbaru.

Penyelidikan video viral itu diambil alih Polda Bali karena dugaan pemeran wanita berasal dari Bali.

Pemeran wanita tersebut diduga merupakan seorang influencer di Provinsi Bali.

"Masih dalam proses penyelidikan. Berbagai informasi, data, keterangan terus dikumpulkan," ujar Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Bali AKBP Nanang Prihasmoko, Senin (1/11/2022).

"Kami juga melakukan analisa pada video wanita kebaya merah yang viral tersebut," lanjutnya.

Baca juga: Bayu Skak Cocokkan Wajah Pemeran Video Viral Kebaya Merah dengan Benidictus Siregar: Sudah Kuduga

Polda Bali telah menemukan fakta terbaru dari video kebaya merah viral tersebut.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto menuturkan, berdasarkan hasil proprofiling, lokasi pembuatan video asusila berkebaya merah tersebut bukan di Bali.

“Hasil profiling dari cyber krimsus (Ditreskrimsus Polda Bali), lokasinya bukan di Bali,” tutur Stefanus saat dihubungi Tribun Bali.

Kendati demikian, Polda Bali tetap melakukan melanjutkan penyelidikan.

Saat ini penyidik dari Ditreskrimsus Polda Bali sedang masih terus melakukan patroli siber.

Hal ini dilakukan untuk mencari tahun sosok pemeran video viral tersebut.

Terlebih ada dugaan kuat bahwa sang pemeran berasal dari Bali.

Selain soal sosok pemeran, polisi juga mendalami penyebarnya.

Namun Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Bali AKBP Nanang Prihasmoko mengatakan, sulit menemukan penyebar pertama kali karena saat ini sudah sangat ramai di media sosial.

"Sudah agak susah itu untuk mencari penyebar pertama karena sudah banyak yang diteruskan," jelasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved