Guru Hilang di Teluk Kendari

Kisah Pilu Pertemanan Dua Guru Tewas Melaut di Teluk Kendari, 'Sehidup Semati' Menjaring Ikan

Pilunya kisah dua guru yang melaut di Teluk Kendari, namun harus pulang dalam keadaan tak bernyawa.

Kolase Tribunnewssultra.com
Pilunya kisah dua guru yang melaut di Teluk Kendari, namun harus pulang dalam keadaan tak bernyawa. Peristiwa ini menggegerkan warga sekitar, bahkan membuat keluarga pecah tangis tak menyangka. Keduanya saling bekerja sama untuk memasang jaring lalu menangkap ikan. Sayangnya, keduanya terpisah dan tak ditemukan. Setelah melalui proses pencarian, keduanya pun ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan di lokasi berbeda. Mereka adalah Lambolosi (51) dan Herman (45) yang berprofesi sebagai guru. 

Mayor Laut PM Aswad pun berkoordinasi dengan KPP Kendari untuk mengevakuasi jenazah.

"Selanjutnya korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum," kata Eka Fathurrahman.

Tim Rescue KPP Kendari langsung datang membawa ambulans untuk memuat jenazah dan selanjutnya dibawa ke rumah duka.

Tangis keluarga seketika pecah menyaksikan dua sekawan ini sudah tidak bernyawa padahal masih dalam keadaan sehat sebelum kembali turun ke laut.

Kepala SMA Negeri 9 Kendari, Aslan membenarkan Herman merupakan salah satu guru di sekolah yang terletak di Kelurahan Benua-benua, Kecamatan Kendari Barat itu.

Seorang nelayan bernama Herman (45) ditemukan meninggal dunia di kawasan Water Sport, Teluk Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)
Pilunya kisah dua guru yang melaut di Teluk Kendari, namun harus pulang dalam keadaan tak bernyawa. Peristiwa ini menggegerkan warga sekitar, bahkan membuat keluarga pecah tangis tak menyangka. Keduanya saling bekerja sama untuk memasang jaring lalu menangkap ikan. Sayangnya, keduanya terpisah dan tak ditemukan. Setelah melalui proses pencarian, keduanya pun ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan di lokasi berbeda. Mereka adalah Lambolosi (51) dan Herman (45) yang berprofesi sebagai guru.

"Benar, almarhum guru di SMA Negeri 9 Kendari," ucap Aslan saat dihubungi melalui telepon, pada Senin (17/10/2022).

Menurut Aslan, dirinya berkomunikasi terakhir dengan Herman saat acara Maulid Nabi Muhammad di sekolah pada Sabtu (15/10/2022).

Saat itu, Herman sibuk mengambil dokumentasi acara untuk berkas program Kemendikbud Ristek Guru Penggerak.

Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi, diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia dimulai tahun 2020.

"Almarhum dalam kondisi sehat, tidak ada masalah. Orangnya aktif, karena dia satu-satunya guru penggerak," ungkapnya.

Baca juga: Dua Guru SMA di Kendari Tak Pulang Usai Melaut, 1 Ditemukan Meninggal Dunia, Guru MAN 1 Masih Dicari

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman ungkap penyebab meninggalnya guru SMA Negeri 9 Kendari bernama Herman.

Kombes Pol M Eka Fathurrahman mengatakan, hasil pemeriksaan dokter Rumah Sakit Bhayangkara Kendari menyebutkan Herman meninggal dunia akibat lemas.

"Jadi penyebab meninggal dunia karena lemas akibat tenggelam dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Kombes Pol M Eka Fathurrahman via WhatsApp, pada Senin (17/10/2022).

Sementara, korban La Mbolosi belum diketahui penyebab meninggalnya, karena tak dilakukan visum et repertum.

Sebab, keluarga korban langsung membawa La Mbolosi ke rumah duka di Jl Nanga-Nanga, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari. (*)

(TribunnewsSultra/Fadli Aksar)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved