Tragedi Kanjuruhan
Raffi Ahmad Anggap Sepak Bola 'Semua Keluarga', Manajemen RANS Nusantara FC Bakal Bantu Aremania
Manajemen RANS Nusantara FC bakal membantu korban Aremania, suporter Arema FC yang menjadi korban dari tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
"Kondisi pemain merasakan trauma yang luar biasa ya. Bagaimana ketika pluit berakhir, pemain minta maaf pada para suporter lalu masuk ke ruang ganti," tuturnya dikutip dari channel YouTube Trans7Official program FYP berjudul Eksklusif, Gilang (Presiden Arema FC) Ungkap Kondisi Usai Tragedi Kanjuruhan, Jumat (7/10/2022).
Juragan 99 ini mengungkapkan para pemain Arema FC tidak menyangka akan terjadi chaos setragis ini.
"Mereka tidak menyangka akan terjadi chaos seperti ini. Jadi ketika mereka di dalam ruang ganti, sebenarnya mereka menyasal atas kekalahan ini. Karena di ruang ganti emang penuh dengan kekecewaan. Kita maklumi itu," tuturnya.
Namun, belum berakhir rasa kekecewaan itu, para pemain dikagetkan dengan masuknya sejumlah korban yang dievakuasi.
Kondisi mengenaskan para korban yang sebagian besar adalah supporter, membuat pemain syok.
Baca juga: Head to Head Persik Vs Arema FC, Simak Prediksi Susunan Pemain, Kick Off Sabtu 17 September 2022
Mereka berusaha membantu dengan mengipasi dan memberikan pertolongan semampunya.
Mulai dari memijit, mengipasi, hingga memberi minum.
"Namun 15 menit kemudian, terjadilah membuat mereka sangat-sangat terpukul. Karena banyaknya korban yang dievakuasi ke dalam ruang ganti. Mereka lihat korban meninggal, luka berat, sampai sakaratul maut pun mereka tahu," jelasnya.
Sepekan tragedi itu terjadi, diungkapkan Juragan 99 para pemain pun masih trauma berat.
Bahkan untuk sekedar menghadiri pengajian tahlil mendoakan para korban, sejumlah pemain masih merasa trauma.

"Mereka bilang sangat trauma bos, sementara ini dengan sepak bola. Saya bilang jangan trauma. Semalam ada pengajian tahlil di Balai Kota Malang bersama Wali Kota, mereka dipanggil semua pemain yang bisa hadir," jelasnya.
Menurut Gilang, cara seperti adalah upaya untuk membangkitkan semangat para korban juga pemain.
"Dan mereka bercerita masih trauma bos. Sampai sekarang ada yang belum berani bertemu dengan kerumunan orang," jelasnya.
Ia pun berjanji akan mendatangkan psikolog untuk menangani rasa trauma para pemain.
"Saya mendatangkan psikolog," tuturnya.
"Mereka sama-sama seperti korban, mereka juga down mentalnya dan trauma," tutur Gilang. (*)
(Tribunnewssultra.com/Desi Triana)