10 Tragedi Sepakbola Paling Mematikan, Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Terbanyak Kedua Korban Meninggal

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut 10 tragedi sepakbola paling mematikan termasuk kerusuhan Stadion Kanjuruhan yang menelan korban meninggal terbanyak kedua di dunia.

Tragedi persepakbolaan yang merenggut banyak nyawa manusia sudah terjadi disejumlah kompetisi di berbagai belahan dunia.

Terbaru tragedi sepakbola mematikan tersebut terjadi di Indonesia pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Tragedi tersebut terjadi usai laga Liga 1 2022 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Dalam kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya tersebut, ratusan korban tewas.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Liga 1 Arema FC Vs Persebaya, 127 Tewas hingga Gas Air Mata Petugas Tuai Protes

Hingga Minggu (2/10/2022), update jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut sudah mencapai 129 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 34 orang meninggal dunia di dalam stadion, sedangkan sisanya dalam perawatan di rumah sakit.

Selain korban jiwa, ratusan orang lainnya juga masih dalam perawatan medis pascakerusuhan tersebut.

“Total ada 129 korban yang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur atau Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto.

Dengan jumlah tersebut, kerusuhan Stadion Kanjuruhan tercatat menjadi tragedi sepakbola paling mematikan kedua di dunia dengan jumlah korban meninggal terbanyak.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari KompasTV melansir dari Sportskeeda, bencana dengan jumlah korban tewas terbanyak sebelumnya terjadi di Stadion Nasional Peru pada tahun 1964 silam.

Insiden pada laga kualifikasi Olimpiade antara Timnas Peru melawan Argentina tersebut menelan 318 korban jiwa dan lebih dari 500 orang mengalami cedera serius.

Simak selengkapnya 10 tragedi sepakbola paling mematikan termasuk kerusuhan Stadion Kanjuruhan yang menelan korban meninggal terbanyak kedua di dunia:

1. Tragedi Stadion Nasional Peru (1964)

Tragedi di Stadion Nasional Peru pada 1964, diyakini sebagai tragedy paling mematikan sepanjang sejarah.

Baca juga: Kondisi Stadion Kanjuruhan Saat ini Usai Kerusuhan Arema vs Persebaya, Update Jumlah Korban Penyebab