Berita Kendari
Kompol La Ode Surahman Pegang Teguh Pesan Orangtua, Modal Nekat Jadi Polisi & Ubah Jalan Hidup
Pegangan dalam hidup Komisaris Polisi (Kompol) La Ode Surahman berdasarkan pesan kedua orangtuanya tetap dikenang sepanjang masa.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Namun, takdir menemukan jalannya. Usaha selalu saja membuahkan hasil pada mereka yang berjuang.
Kompol La Ode Surahman meyakini hal tersebut dan kini menikmati hasil dari serpihan perjuangannya silam.
Bukan tanpa alasan, sebagai anak laki-laki dari delapan orang bersaudara mantan Wakapolres Kabupaten Muna ini kerap diberi pesan-pesan dan nilai yang ditanamkan untuk membentuk ketangguhannya.
"Janganlah melihat orang dari manfaat yang dirasakan, tapi setiap orang memberi manfaat. Karena sampah saja jika dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bernilai. Maka buatlah sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain," tuturnya mengingat pesan orangtua.
Ayahnya menekankan untuk bisa hidup bermanfaat bagi orang lain dan tak memilih-milih.
Baca juga: 17 Personel Brimob Polda Sultra Dikerahkan Bantu Pencarian Korban Tenggelam di Pantai Batu Gong
Hal ini diwujudkannya dengan berkontribusi menjadi mantri saat sudah menjadi polisi.
Dari rumah ke rumah kala itu, ia datang memeriksa pasien yang sakit hingga menyunat anak laki-laki secara gratis dengan kemampuannya.
Tak hanya itu, meski disibukkan dengan berbagai agenda instansi, Kompol Surahman kerap terlibat dalam kegiatan adat di kampungnya Wakatobi.
Nilai budaya dan adat dipegang teguhnya, terlebih dengan gelar kebangsawanan sebagai seorang La Ode.
"Nilai adat ini harus terus dilestarikan karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melanjutkan," katanya.
Baca juga: Sosialisasi Tilang Elektronik Mulai 22 September, Polda Sultra Gelar Car Free Day dan Lulo Bersama
Ia memaknainya dengan sebuah perumpamaan penting dan menjadi prinsip hidup yang turut ditanamkan pada anak-anaknya.
"Lebih baik Tapa (tanpa) Agama daripada Tapa Adati. Karena nilai agama kita bisa belajar dari mana saja, tapi kalau adat susah belajarnya selain melestarikan apa yang sudah. Apalagi setiap daerah itu punya keunikan dan tradisinya masing-masing," jelasnya.
Saat mengemban tugas menjadi seorang polisi, ayahnya pun berpesan untuk terus berbuat kebaikan dan tunduk pada atasan.
"Berbuat terus kebaikan, karena sesungguhnya manusia baik adalah yang terbaik dan hormatilah orangtuamu (atasan) di kantor, karena orangtua kedua kita adalah di kantor. Karena Tuhan tidak meyuruh Malaikat langsung memikul rejekimu tapi lewat tangan pimpinanmu. Maka itulah tetap tunduk dan hormat, orangtua kita adalah pimpinan di kantor," jelasnya.
Nilai-nilai adat, budaya, agama, menjadi kekuatan Kompol La Ode Suharman terus bergerak maju dan mengubah jalan hidup keluarganya.
Baca juga: Arnold Steven Anak Dansat Brimob Polda Sultra Jadi Komandan Kelompok 8 Paskibraka di Istana Merdeka
Atas perjuangannya, ia kini melanjutkan dan membangun pondasi membentuk karakter anak-anaknya pulang dengan nilai-nilai tersebut.
Terlebih kedua anaknya kini mengabdikan diri kepada negara sebagai perwira kepolisian.
Saat ini ia mengabdi pada posisi Kabag Fasilitas dan Konstruksi (Faskon) Biro Logistik Polda Sultra. (*)
(Tribunnewssultra.com/Desi Triana)