Berita Kendari
Kompol La Ode Surahman Pegang Teguh Pesan Orangtua, Modal Nekat Jadi Polisi & Ubah Jalan Hidup
Pegangan dalam hidup Komisaris Polisi (Kompol) La Ode Surahman berdasarkan pesan kedua orangtuanya tetap dikenang sepanjang masa.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Pegangan dalam hidup Komisaris Polisi (Kompol) La Ode Surahman berdasarkan pesan kedua orangtuanya tetap dikenang sepanjang masa.
Hal tersebut diungkapnya dalam wawancara khusus pada program Tribun Corner, Rabu (21/9/2022) yang tayang di channel Youtube Tribunnewssultra Official.
Selama mengemban tugas sebagai seorang polisi hingga menduduki sejumlah jabatan penting membuatnya selalu berpikir untuk tetap bermanfaat bagi orang lain.
Terlebih profesinya yang memiliki tugas penting untuk masyarakat.
Nilai-nilai yang dipelajarinya selama masa pendidikan di SPN Batua Polda Sulawesi Selatan tahun 1990an, sejalan dengan pesan orangtuanya.
Baca juga: Sosok Briptu Ragil Rahmi Lestari, Polwan Polda Sultra MC Upacara Hari Kemerdekaan di Istana Negara
Meski saat itu, ia harus mengais rezeki seorang diri untuk menabung dan perlahan mewujudkan mimpi nekatnya menjadi polisi.
Mulai dari menjadi kenet angkot, jaga jualan, hingga tukang bangunan.
Bahu kuatnya sebagai anak muda dimanfaatkan untuk terus bekerja, mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Bahkan saat dinyatakan lulus dan harus menjalani pendidikan, ia menyempatkan waktu jadi kenet angkot lalu bergegas ke Makassar.
Saat mengingat perjalanan panjangnya tersebut, suaranya bergetar dan matanya berkaca-kaca.
Bagaimana tidak, menjadi seorang polisi tak pernah terpikir dalam benaknya.
Apalagi profesi polisi saat itu menjadi sesuatu yang paling diidamkan.
Awalnya, ia ingin menjadi perawat dengan niat bermanfaat bagi orang lain, namun kehidupan yang seadanya melatih dirinya menjadi sosok tangguh untuk bejuang sendiri.
Tanpa bantuan orangtua, hanya bermodalkan tangan kekar dan bahu yang kuat.
"Belum lagi, bayang-bayang sebagai anak kampung di sebuah desa terpencil di Wakatobi saat itu sempat membuat mimpinya terkubur," tuturnya.
Baca juga: Juara Bertahan Piala Kapolri, Polda Sultra Kini Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Judo Bhayangkara 2022
Namun, takdir menemukan jalannya. Usaha selalu saja membuahkan hasil pada mereka yang berjuang.
Kompol La Ode Surahman meyakini hal tersebut dan kini menikmati hasil dari serpihan perjuangannya silam.
Bukan tanpa alasan, sebagai anak laki-laki dari delapan orang bersaudara mantan Wakapolres Kabupaten Muna ini kerap diberi pesan-pesan dan nilai yang ditanamkan untuk membentuk ketangguhannya.
"Janganlah melihat orang dari manfaat yang dirasakan, tapi setiap orang memberi manfaat. Karena sampah saja jika dikelola dengan baik akan menjadi sesuatu yang bernilai. Maka buatlah sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain," tuturnya mengingat pesan orangtua.
Ayahnya menekankan untuk bisa hidup bermanfaat bagi orang lain dan tak memilih-milih.
Baca juga: 17 Personel Brimob Polda Sultra Dikerahkan Bantu Pencarian Korban Tenggelam di Pantai Batu Gong
Hal ini diwujudkannya dengan berkontribusi menjadi mantri saat sudah menjadi polisi.
Dari rumah ke rumah kala itu, ia datang memeriksa pasien yang sakit hingga menyunat anak laki-laki secara gratis dengan kemampuannya.
Tak hanya itu, meski disibukkan dengan berbagai agenda instansi, Kompol Surahman kerap terlibat dalam kegiatan adat di kampungnya Wakatobi.
Nilai budaya dan adat dipegang teguhnya, terlebih dengan gelar kebangsawanan sebagai seorang La Ode.
"Nilai adat ini harus terus dilestarikan karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melanjutkan," katanya.
Baca juga: Sosialisasi Tilang Elektronik Mulai 22 September, Polda Sultra Gelar Car Free Day dan Lulo Bersama
Ia memaknainya dengan sebuah perumpamaan penting dan menjadi prinsip hidup yang turut ditanamkan pada anak-anaknya.
"Lebih baik Tapa (tanpa) Agama daripada Tapa Adati. Karena nilai agama kita bisa belajar dari mana saja, tapi kalau adat susah belajarnya selain melestarikan apa yang sudah. Apalagi setiap daerah itu punya keunikan dan tradisinya masing-masing," jelasnya.
Saat mengemban tugas menjadi seorang polisi, ayahnya pun berpesan untuk terus berbuat kebaikan dan tunduk pada atasan.
"Berbuat terus kebaikan, karena sesungguhnya manusia baik adalah yang terbaik dan hormatilah orangtuamu (atasan) di kantor, karena orangtua kedua kita adalah di kantor. Karena Tuhan tidak meyuruh Malaikat langsung memikul rejekimu tapi lewat tangan pimpinanmu. Maka itulah tetap tunduk dan hormat, orangtua kita adalah pimpinan di kantor," jelasnya.
Nilai-nilai adat, budaya, agama, menjadi kekuatan Kompol La Ode Suharman terus bergerak maju dan mengubah jalan hidup keluarganya.
Baca juga: Arnold Steven Anak Dansat Brimob Polda Sultra Jadi Komandan Kelompok 8 Paskibraka di Istana Merdeka
Atas perjuangannya, ia kini melanjutkan dan membangun pondasi membentuk karakter anak-anaknya pulang dengan nilai-nilai tersebut.
Terlebih kedua anaknya kini mengabdikan diri kepada negara sebagai perwira kepolisian.
Saat ini ia mengabdi pada posisi Kabag Fasilitas dan Konstruksi (Faskon) Biro Logistik Polda Sultra. (*)
(Tribunnewssultra.com/Desi Triana)