Opini
OPINI: Mengadili Pembangunan Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara yang Baru
Gubernur Sultra Ali Mazi punya program membangun kantor gubernur yang baru. Anggarannya mencapai Rp400 miliar.
Sedangkan di wilayah Sultra kepulauan, jalan provinsi yang rusak terdapat di Kecamatan Bonegunu dan Kambowa. Jalan itu menghubungkan Kabupaten Buton Utara (Butur) dan Kabupaten Buton. Sampai saat ini, belum tersentuh aspal.
Jika dianalisis secara mendalam dan menyeluruh, rencana pembangunan gedung kantor Gubernur Sultra yang baru tidak berangkat dari problematika mendasar masyarakat, maupun pemerintah.
Sebab, kantor gubernur yang ada saat ini masih layak digunakan. Dan tidak ada potensi situasi mendesak yang mengharuskan untuk pembangunan gedung baru.
Gedung kantor Gubernur Sultra saat ini masih tergolong sangat layak untuk digunakan. Apalagi perawatan dan pemeliharaan gedung berjalan dengan baik.
Artinya, sangat tidak mendesak rencana pembangunan gedung baru.
Tujuan esensial Gubernur Ali Mazi membangun kantor baru yang kabarnya bakal menghabiskan anggaran ratusan miliar itu patut dipertanyakan.
Baca juga: Gedung Baru Kantor Gubernur Sultra 22 Lantai Mulai Dibangun, Peletakan Batu Pertama Jumat Subuh
Baca juga: Anggaran Rp 27 Miliar Dikucurkan Pemprov Sulawesi Tenggara Bangun Gedung Baru Kantor Gubernur Sultra
Seharusnya Gubernur Ali Mazi lebih selektif dalam pemanfaatan anggaran di tengah kondisi perekonomian daerah yang masih lesu.
Tentunya dengan tidak mengalokasikan duit rakyat pada kegiatan-kegiatan yang belum begitu dibutuhkan masyarakat.
Masih banyak item lain yang dapat menjadi sasaran penting mengalokasikan anggaran, seperti perbaikan jalan provinsi.
Sangat banyak jalan provinsi yang belum tersentuh perbaikan dan keadaannya sangat rusak.
Karena itu, sebaiknya rencana pembangunan kantor gubernur yang baru patut dipertimbangkan kembali.
Anggaran yang ada agar dialokasikan untuk item yang krusial atau mendesak seperti jalan rusak.
Gubernur Ali Mazi mestinya fokus menuntaskan mega proyek yang sedang dikebut pengerjaannya. Ada dua pembangunan infrastruktur masih membutuhkan waktu untuk dituntaskan. Yaitu proyek jalan wisata Kendari-Toronipa dan proyek pembangunan Rumah Sakit Jantung.
Mega proyek ini belum tuntas 100 persen. Bahkan belum ada yang diresmikan.
Seharusnya terlebih dahulu fokus menyelesaikan itu, sehingga ketika berakhir masa jabatan yang tinggal satu tahun, sudah tuntas atau minimal mendekati rampung menyeluruh.