Wawancara Eksklusif Wali Kota Kendari
Suka Duka Sebagai Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir Sebut Jadi Manusia yang Memberi Kebermanfaatan
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menceritakan suka duka menjabat kursi orang nomor satu di Kota Lulo kurang lebih selama empat tahun.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menceritakan suka duka menjabat kursi orang nomor satu di Kota Lulo kurang lebih selama empat tahun.
Sulkarnain Kadir menjabat sebagai Wali Kota Kendari sejak 2017 hingga akan berakhir pada 9 Oktober 2022 mendatang.
Ia mengatakan menjadi seorang pemimpin adalah sebuah pilihan yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang, karena ada tanggung jawab yang dipikulnya.
Menurutnya, hal yang menyenangkan menjadi seorang Wali Kota adalah mempunyai privilege atau hak istimewa yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang.
"Ya, enaknya ada privilage, dikawal protokoler, dihormati orang paling tidak," ujarnya saat Wawancara Eksklusif bersama News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra.
Baca juga: Perjuangan Hadapi Covid-19, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir: Saya Pikir Sudah Mau Dijemput
Sulkarnain mengikuti wawancara tersebut di sela menghadiri Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Rakernas Apeksi 2022 di Hotel Santika Premiere Padang, Sumatera Barat.
Wawancara Eksklusif disiarkan langsung di YouTube Tribunnews (7,69 juta subscriber), Tribun Timur (6,09 juta subscriber), Tribunnews Sultra (77 ribu), dan Tribun Padang (15,2 ribu subscriber) Senin (8/8/2022).
Namun dibalik semuanya, kata Sulkarnain Kadir, ada tanggung jawab bahkan risiko yang harus dihadapinya.
Kata dia, pejabat sekarang berbeda dengan pejabat zaman dulu. Di mana, dahulu pejabat merupakan sebuah kehormatan, sekarang tidak, menjadi pejabat harus siap terima cacian dan makian.
"Jadi pejabat siap dicaci maki, setiap hari kita disoroti makanya tidak boleh baperan," jelas Wali Kota Kendari ini.
Baca juga: Sulkarnain Kadir Akui Dulu Tak Tertarik di Dunia Politik, Ini Alasannya Ingin Jadi Wali Kota Kendari
"Kita harus siap terima bahwa itu hak masyarakat untuk mengkritik kita, bahkan saya beberapa kali mengambil pelajaran, karena kita jadi dapat perspektif baru," tambahnya.
Sulkarnain mengaku harus siap mental, dan tidak bawa perasaan atau baper terhadap semua kritikan yang di sampaikan masyarakat, meski sebagai manusia biasa dirinya juga terkadang merasa sakit hati.
"Kalau sakit pastilah sakit hati sebagai manusia biasa, tapi saya selalu mengembalikan seperti itu, kalau ada kritik oh mungkin dia tidak punya data, informasi, mungkin dia butuh penjelasan, gitu aja," ucapnya.
Dirinya bahkan pernah didatangi teman-teman pengacara guna melaporkan salah seorang yang dinilai sudah sangat keterlaluan dan telah memenuhi unsur delik dilaporkan ke polisi dan memberi efek jera.
Namun Sulkarnain Kadir memilih untuk tidak melakukan hal tersebut, lantaran dirinya tidak mau menghabiskan waktu.
Baca juga: Cara Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir Beradaptasi dari Karyawan Swasta Masuk ke Dunia Birokrasi
"Kritik setiap hari pak, tajam, dituduh korupsi. Namun, kita ini niatnya mau membangun, tapi saya selalu mengembalikan bertanya ke diri saya, apakah yang digosipkan dituduhkan ada benarnya atau tidak? Kalau saya tidak melakukan, ngapain saya harus tersinggung, harus marah?" ujarnya.
Untuk itu, salah satu cara untuk menghindari amarah, Sulkarnain Kadir memilih untuk membaca komentar-komentar warga saat Subuh hari sebelum melaksanakan berbagai aktivitas.
Ia kadang mendapat inspirasi dari kritikan, bahkan saat ada aduan masyarakat soal sampah dan masalah lain, dirinya bisa langsung menghubungi dan berkoordinasi dengan jajarannya agar ditangani.
Selain harus berhadapan dengan kritikan warga, Sulkarnain juga harus mengorbankan waktu bersama keluarganya.
Namun ia mengaku bersyukur berada dalam keluarga dan lingkungan yang mendukung profesinya tersebut.
Baca juga: Wali Kota Kendari Sultra Sulkarnain Kadir Berbagi Tips Raih Opini WTP Sembilan Kali Berturut-turut
"Saya sangat bersyukur karena istri dan keluarga memahami posisi itu, bahkan memberi dukungan," jelas Politisi PKS tersebut.
"Nah kita harus siap untuk kehilangan itu semua, kita dapat previlage tapi di satu sisi kita kehilangan privasi kita, ke mana-mana tidak bisa lagi seperti dulu," bebernya.
Tentunya, semua yang ia alami menjadi konsekuensi yang harus diterima dan dijalani selama menjadi Wali Kota Kendari.
Sulkarnain Kadir berprinsip menjadi manusia terbaik yakni dengan menjadi manusia yang memberi kebermanfaatan.
"Jadi saya merasa dengan posisi ini mudah-mudahan bisa memberi manfaat. Saya pribadi mungkin tidak bisa menyekolahkan banyak anak-anak, tapi lewat kebijakan mereka bisa terselamatkan," ucapnya.
Baca juga: Kolam Retensi Atasi Banjir di Kendari Sultra, Sulkarnain Kadir Sebut Bonus Jadi Tempat Wisata
"Saya pribadi tidak bisa membantu orang banyak, tapi dengan kebijakan yang kita buat, begitu banyak orang yang hidupnya susah bisa terbantu, itu menjadi energi untuk kita terus berbuat," tutupnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)