Wawancara Eksklusif Wali Kota Kendari
Perjuangan Hadapi Covid-19, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir: Saya Pikir Sudah Mau Dijemput
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyampaikan kondisi di awal masuknya wabah Covid-19 membuat semua harus mengubah kebiasaan.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Banyak cerita duka selama Covid-19 sejak mulai mewabah di seluruh dunia termasuk di Indonesia, tak terkecuali Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hadirnya Covid-19 sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat, termasuk pemerintah yang dibuat dilema dalam membuat keputusan demi kepentingan kesehatan dan juga perekonomian.
Hal itu dirasakan Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir. Ia menyampaikan kondisi di awal masuknya wabah Covid-19 membuat semua harus mengubah kebiasaan.
"Memang dilematis, waktu itu kita berhadapan dengan dua pilihan yang sangat berat. Karena kalau terlalu kencang menangani Covid-19, ekonomi mati. Tapi kalau kita terlalu menjaga ekonomi banyak yang tumbang," ujarnya saat wawancara eksklusif bersama News Director Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Hotel Santika Premiere Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Baca juga: Yusmin Disebut-sebut Sebagai Calon Pj Wali Kota Kendari Gantikan Sulkarnain Kadir
Sulkarnain mengikuti wawancara tersebut di sela menghadiri Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Rakernas Apeksi 2022.
Wawancara eksklusif ditayangkan langsung kanal YouTube Tribunnews (7,69 juta subscriber), Tribun Timur (6,09 juta subscriber), Tribunnews Sultra (77 ribu), dan Tribun Padang (15,2 ribu subscriber) pada Senin (08/08/2022).
Sulkarnain mengaku tidak bisa berhenti atau terjebak diposisi qqqqqqqqdilematis tersebut, sehingga berbagai aturan diterapkan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat itu.
Termasuk menguatkan para ASN Pemkot Kendari untuk terus bertindak dan mencari solusi meski disadari belum memiliki pengalaman dan referensi menghadapi Covid-19.
"Saya sampaikan, kita punya pilihan, bisa memilih untuk tidak berbuat karena ketakutan, tapi saya yidak mau menjadi orang yang mati sebelum ajal dan saya bilang sebagai bentuk supaya kalian tenang lebih baik kita berbuat dalam ketidaksempurnaan daripada kita menunggu kesempurnaan tapi tidak berbuat," tegasnya.
Hingga pada suatu kondisi, di mana stok oksigen untuk pasien Covid-19 di Kota Kendari menipis, tepatnya pada Juli 2021 lalu.
Baca juga: Wali Kota Kendari Lepas 16 Peserta Jambore Nasional XIX ke Buperta Cibubur, Sampaikan Pesan Ini
Sulkarnain menyampaikan, saat itu dirinya mendapat laporan tersebur dari Kepala Rumah Sakit di Kendari sekira pukul 01.00 dini hari.
"Stok oksigen hanya tersisa untuk pasien normal, itu bisa bertahan hingga 12 jam, namun jika jumlah pasien bertambah lagi diperkirakan hanya bertahan selama 5 jam," jelasnya.
Melihat kondisi tersebut, Sulkarnain sempat khawatir akan terjadi kejadian seperti di salah satu daerah di Indonesia yang juga mengalami kondisi serupa dan lebih parahnya, banyak pasien yang meninggal bersamaan lantaran tidak mendapat stok oksigen.
"Waktu itu saya tanya apa butuhnya dan bilang besok kumpulkan semua distributor oksigen kita, apa problemnya. mereka bilang tidak ada lagi dropping suplai Bahan baku oksigen dari Jawa.
Tak disangka, bantuan hadir dari tambang. Bantuan tersebut berupa bahan baku untuk mengolah oksigen. Sulkarnain menyebut informasi itu diperoleh dari salah satu petugas medis di rumah sakit.
"Ini amazing menurut saya mungkin karena doa bersama. Padahal tambang selalu menjadi problem diskursus banyak pihak, tapi untuk kali ini benar-benar menyelamatkan nyawa masyarakat kota Kendari. Teman-teman tim medis bilang bahan baku itu bisa diolah jadi oksigen medis," bebernya.
Baca juga: Talkshow Tribun Network, Teten Masduki dan Zulkifli Hasan Bagi Tips Pengembangan UKM ke 10 Wali Kota
Dibantu pihak kepolisian untuk mengakses bahan baku tersebut, Wali Kota Kendari segera mengolah bahan baku menjadi oksigen medis bersama tim medis.
"Setelah itu, tidak pernah lagi kekurangan oksigen, itu menurut saya amazing, bayangkan jika masyarakat tiba-tiba mati bersamaan karena tidakketersediaannya oksigen, pasti yang salah pemerintah," ujarnya.
Sulkarnain Kadir positif Covid-19
Sulkarnain Kadir juga berbagi pengalamannya selama dinyatakan positif Covid-19. Ia mengaku saat itu dirinya merasa putus asa dan berpikir itu adalah hari terakhirnya.
"Ada satu malam, malam kelima saya pikir sudah mau dijemput karena demamnya sejak jam 12.00 malam sampai subuh hari belum turun-turun. Jadi Saya pikir itu sudah waktunya, sudah mau dijemput nih, saya sudah siap-siap, bahkan sudah bangun wudhu, karena tidak ada yang temani, cuma sendirian,"
Meski bukan terindikasi Covid-19 yang berat, namun menurutnya itu sangat memengaruhi psikologi.
"Menurut saya covid itu yang paling berat psikologisnya. Apalagi kita di tengah ketidakpastian, saya 6 hari sempat di rawat di rumah sakit walaupun tidak sempat oksigen, tapi demam tinggi sampai 41 42 derajat, sempat mengigau," ucapnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)