Berita Baubau
Wali Kota Baubau Sebut Pencegahan Stunting Harus Libatkan Semua Pihak, Bukan Hanya Kesehatan
Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse menyebut pencegahan stunting harus melibatkan semua pihak, bukan hanya kesehatan.
Penulis: La Ode Muh Abiddin | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSULTRA.COM, BAUBAU - Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse menyebut pencegahan stunting harus melibatkan semua pihak, bukan hanya kesehatan.
Hal tersebut ia sampaikan saat kegiatan rembuk stunting di Aula Kantor Wali Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (29/7/2022).
La Ode Ahmad Monianse mengatakan, intervensi mengenai pencegahan stunting di Kota Baubau tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, tetapi sektor lain juga harus ikut andil.
Mengingat tingkat keberhasilan program tersebut sangat dipengaruhi sektor non kesehatan, dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini meminta, agar dukungan tersebut di antaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi.
Baca juga: Pemkot Kendari Tingkatkan Minat Warga Konsumsi Ikan, Wujudkan Generasi Cerdas dan Cegah Stunting
"Ya, yang paling utama adalah pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu, berikut masyarakat, mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting," ujar Monianse.
Ia menyebutkan, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung dalam dua tahun terakhir ini telah dirasakan dampaknya, terutama di bidang kesehatan dan gizi masyarakat.
"Sehingga, saya minta kepada seluruh perangkat daerah dan stakeholder terkait, melakukan inovasi-inovasi dalam kondisi pandemi, agar upaya pemenuhan gizi masyarakat tetap terpenuhi," ucapnya.
Kata dia, prioritas utama dalam pemenuhan gizi tersebut adalah masyarakat yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita, dengan menggunakan kearifan lokal masing-masing wilayah.
Selain itu, perangkat daerah bersama stakeholder terkait untuk tetap memantau status gizi kelompok rentan, dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat.
Baca juga: Angka Stunting di Sulawesi Tenggara Terus Ditekan, Kini Fasilitasi TPK di Kabupaten Kolaka Timur
La Ode Ahmad Monianse menjelaskan, enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat tersebut.
Kesatu, integrasi program untuk menjaga gizi seimbang, dalam strategi pencegahan dan pemulihan Covid-19.
Kedua, mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan. Ketiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan balita.
Keempat ialah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang. Kelima, penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro.
Keenam, pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor.
Baca juga: Stunting di Konawe Utara Optimis Bisa Ditekan, BKKBN Konut Sulawesi Tenggara Gelar Orientasi TPK