Ukraina Anggarkan 750 Miliar Dolar untuk Biaya Rekonstruksi setelah Invasi Rusia, Simak Sumbernya

Ukraina mengklaim akan ada 3 tahap pemulihan yang mungkin membutuhkan lebih dari 750 miliar dolar, sepertiganya diambil dari aset Rusia yang disita.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Layanan Pers Kepresidenan Ukraina
Foto Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat berkunjung ke kota selatan Mykolaiv, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut pada 18 Juni 2022. Kabar terbarunya: Pada Senin (4/7/2022) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berencana anggarkan biaya pemulihan negaranya setelah invasi Rusia sebesar 750 miliar dolar. Ukraina mengklaim akan ada 3 tahap pemulihan yang mungkin membutuhkan lebih dari 750 miliar dolar, sepertiganya diambil dari aset Rusia yang disita. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berencana anggarkan biaya pemulihan atau rekonstruksi negaranya setelah invasi Rusia sebesar 750 miliar dolar AS.

Anggaran rekonstruksi pasca-perang di Ukraina itu disampaikan Zelenskyy di dalam KTT di Lugano, Swiss melalui telekonferensi pada Senin (4/7/2022).

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Zelenskyy mengatakan proses pemulihan akan memungkinkan Ukraina untuk memperdalam hubungannya dengan Eropa.

Adapun forum tersebut bertujuan untuk memetakan masa depan fisik Ukraina jika ia bertahan sebagai negara yang berorientasi ke Barat setelah invasi Rusia.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-132: Moskow Akui Menang di Luhansk hingga Rudal Hantam Kharkiv

Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan kerugian infrastruktur langsung Ukraina berjumlah lebih dari 100 miliar dolar.

Shmyhal juga menambahkan bahwa lebih dari 1.200 lembaga pendidikan, 200 rumah sakit dan ribuan kilometer jaringan pipa gas, jaringan air dan listrik, jalan serta kereta api telah hancur atau rusak.

Shmyhal mengklaim akan ada tiga tahap pemulihan yang bersama-sama mungkin membutuhkan lebih dari 750 miliar dolar investasi, yang sepertiganya akan berasal dari sektor swasta, serta beberapa dari reparasi Rusia dan pembekuan aset.

"Pihak berwenang Rusia melepaskan perang berdarah ini dan menyebabkan kehancuran besar-besaran ini, dan harus bertanggung jawab atas itu." tegas Shmyhal.

Baca juga: Misi Perdamaian Jokowi di Rusia dan Ukraina Dinilai Belum Berhasil, Ahli: Sekjen PBB pun Macet

Tahap pertama adalah rencana implementasi segera dimulai dengan bantuan kemanusiaan darurat, seperti pemulihan pasokan air dan jembatan.

Seta kerangka kerja jangka menengah dari 2023 hingga 2025 untuk menghidupkan kembali komunitas yang hancur melalui rekonstruksi sekolah, rumah sakit, dan perumahan.

Kemudian akhirnya visi modernisasi jangka panjang dari 2026 hingga 2032 untuk ekonomi digital hijau Ukraina yang akhirnya meninggalkan era Soviet dan mempersiapkan Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Shmyhal menegaskan bahwa proses reformasi Ukraina akan terus berlanjut.

Ini mengklaim perubahan yang diterapkan sebelum invasi, termasuk digitalisasi dan desentralisasi pemerintahan.

Serta telah berkontribusi pada ketahanan negara dalam menghadapi serangan Rusia.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved