Berita Sulawesi Tenggara
Jelang Hari Raya Kurban, Berikut Harga Sapi Per Ekor di Peternakan Rakas Farm Kendari dan Konsel
Berikut harga sapi per ekor yang ada dipeternakan Rakas Farm jelang hari raya Idul Adha 2022.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Berikut harga sapi per ekor yang ada di peternakan Rakas Farm jelang hari raya Idul Adha 2022.
Pantauan TribunnewsSultra.com, Minggu (26/6/2022) di Rakas Farm terdapat 5 kelas sapi yang dijual.
Salah satu pengelola Rakas Farm, Yahya (27) mengatakan kelima kelas tersebut dikelompokkan berdasarkan bobot per ekor sapinya.
Diantaranya kelas Super yang terdiri dari sapi bobot di atas 250 kg, kemudian kelas istimewa berbobot 200 sampai 250 kg.
Kelas A memiliki bobot 180kg sampai 200kg. Kelas B 160 ke atas sampai 180kg. Serta kelas C 160kg ke bawah.
Ia menyebut harga sapi yang dijual bervariasi tergantung dari bobot per ekor sapinya.
Bobot paling kecil atau di kelas C, dijual mulai dari Rp10 juta. Kemudian harga tertinggi yakni Rp22 juta untuk sapi dengan bobot terberat yang berada di kelas super.
"Kita acuannya tetap dari bobot badan sapi, jadi semakin berat bobot sapinya maka harganya juga ngikut semakin tinggi," kata Yahya.
"Misalkan harga 1 kilo itu Rp80 ribu, kemudian bobot badannya misalnya 100 kilo, jadi Rp80 ribu dikali 100 berarti Rp8 juta," jelasnya.
Baca juga: Kemenag Kota Kendari Bakal Siapkan 30 Ekor Sapi Kurban, Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Masyarakat
Sementara, usia sapi yang dijual tersebut, Yahya mengatakan telah memenuhi ketentuan syariat Islam untuk dikurbankan.
"Sapi yang kami jual usianya tentunya mengikuti syariat Islam. Alhamdulillah di atas 1 tahun sudah pada ganti gigi, layak untuk kurban," jelasnya.
Yahya menyampaikan peternakan yang dikelola dirinya dan teman-temannya sudah ada sejak 2020 lalu yang bertempat di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan.
Sedangkan untuk penjualan, pihaknya kini membuka lapak di Jalan Pariwisata, Rahandouna, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dekat SMA Negeri 2 Kendari.
"Untuk hewan kurban sebenarnya sudah dua kali, di tahun lalu dan tahun sekarang," ucapnya.
Yahya menyebut sapi yang ia ternak dan dijual ini merupakan sapi lokal atau sapi bali, di mana bibit sapi tersebut ia peroleh dari Kabupaten Bombana dan Muna.
Untuk menjaga kualitas dan kesehatan sapi ternak, pihaknya rutin melakukan skrining kesehatan, mulai dari memastikan pola makan sapi, memperhatikan genetik, kemudian biosecurity atau menjaga kebersihan dan lain-lain.
"Kebetulan saya sendiri dokter hewan jadi untuk kesehatan setiap hari saya lakukan skrining kesehatan, patokannya dilihat dari performa sapinya, makannya habis atau tidak dan masih banyak lagi," bebernya.
Baca juga: Jelang Hari Raya Idul Adha 2022 Pemkot Kendari Prediksi Jumlah Sapi di RPH Bakal Meningkat
Yahya menyampaikan, meskipun di Kota Kendari atau se Sultra pada umumnya belum didapati hewan yang terinfeksi wabah penyakit mulut dan kali (PMK).
Namun, proses pemeriksaan kesehatan hewan rutin dilakukan, ditambah peran pemerintah setempat juga dalam menjaga hewan-hewan ternak yang masuk ke wilayah Sultra atau Kota Kendari pada khususnya.
"Jadi sekarang lagi marak virus PMK, hanya saja wabah itu penularannya bukan dari manusia ke sapi, tapi dari sapi ke sapi. Jadi tidak zoonosis, sehingga untuk penularannya terkecuali dari daerah yang memang sudah dikatakan tertular sapinya dibawa ke sini," kata Yahya.
"Tapi Insya Allah, jika penjagaan dari pemerintah ketat melalui karantina dan segala macam, kita tidak akan kena wabah PMK," tutur Yahya.
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)