Update Invasi Rusia Hari Ke-121: Uni Eropa Setujui Pencalonan Ukraina sebagai Anggota
Zelenskyy sambut baik persetujuan permohonan Ukraina untuk bergabung ke Uni Eropa sebagai 'momen bersejarah' di tengah gempuran Rusia di kota timur.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
- Ukraina mencatat 200 hingga 300 kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di wilayahnya setiap hari, klaim Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova.
“Kejahatan perang adalah masalah kami. Setiap hari kami memiliki 200 hingga 300 dari mereka. Kami memiliki tugas, ketika ada kejahatan, kami harus memulai penyelidikan," ungkap Venediktova kepada televisi Ukraina.
- Ukraina telah mengadakan sidang pendahuluan dalam persidangan pertamanya terhadap seorang tentara Rusia yang didakwa memperkosa seorang wanita Ukraina selama invasi Moskow - yang pertama dari puluhan kasus serupa.
Baca juga: Imbas Perang di Ukraina, Putin Sebut Barat Ingin Hancurkan Rusia dengan Sanksi Bodoh
Tersangka Mikhail Romanov (32) yang akan diadili secara in absentia (tanpa kehadiran terdakwa), dituduh membobol sebuah rumah pada bulan Maret di sebuah desa di wilayah Brovarsky di luar Kyiv.
Mikhail Romanov pun membunuh seorang pria dan berulang kali memperkosa istri korban sambil mengancamnya dan sang anak.
- Angkatan Laut Rusia telah diberi perintah untuk memasang ranjau di pelabuhan Odesa dan Ochakiv, dan telah menambang Sungai Dnieper, sebagai bagian dari blokade ekspor gandum Ukraina, menurut intelijen AS yang baru saja dibuka.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-116: NATO Sebut Invasi Putin Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
- Kedutaan AS di Rusia telah menekan Kremlin minggu ini untuk mengungkapkan keberadaan dua pria Alabama yang ditangkap di Ukraina, menurut ibu dari salah satu orang Amerika yang ditangkap.
Lois "Bunny" Drueke juga mengatakan bahwa putranya, Alexander Drueke, dan veteran militer AS lainnya yang ditangkap, Andy Tai Ngoc Huynh, bukanlah tentara bayaran tetapi sukarelawan.
Ia menolak pernyataan juru bicara Kremlin yang mengatakan pasangan Amerika itu menghadapi eksekusi.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)