Zelenskyy sebut Rusia akan Intensifkan Serangan Jelang Keputusan Uni Eropa soal Keanggotaan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangannya minggu ini menyusul keputusan Uni Eropa soal keanggotaan Kyiv.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangannya minggu ini.
Dugaan ini muncul karena para pemimpin Uni Eropa mempertimbangkan apakah akan mendukung upaya Kyiv untuk bergabung dengan blok tersebut dan Rusia menekan kampanyenya untuk memenangkan kendali atas Ukraina timur.
"Jelas, minggu ini kita harus menduga dari Rusia intensifikasi kegiatan permusuhannya," kata Zelenskyy dalam pidato video Minggu (19/6/2022) malam waktu setempat seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Reuters.
"Kami sedang mempersiapkan. Kami siap." imbuhnya.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-117: Zelenskyy Prediksi Putin akan Serang Negara Eropa Lain
Sebagaimana diketahui bahwa Ukraina mengajukan permohonan untuk bergabung dengan UE empat hari setelah pasukan Rusia melintasi perbatasannya pada Februari lalu.
Eksekutif UE, Komisi Eropa, pada Jumat (24/6/2022) merekomendasikan agar Ukraina menerima status kandidat.
Para pemimpin serikat 27 negara akan mempertimbangkan pertanyaan itu pada pertemuan puncak pada Kamis (23/6/2022) dan Jumat mendatang diharapkan untuk mendukung aplikasi Ukraina meskipun ada keraguan dari beberapa negara anggota UE.
Proses masuknya Ukraina ke UE disebut bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.
Baca juga: Imbas Perang di Ukraina, Kyiv Rancang UU Larang Impor Buku dan Musik dari Rusia hingga Belarusia
Pelukan UE atas Ukraina diniliai akan mengganggu salah satu tujuan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika ia memerintahkan pasukannya ke Ukraina "untuk menjaga tetangga selatan Moskow di luar lingkup pengaruh Barat".
Sebelumnya, Putin pada Jumat (17/6/2022) mengatakan Moskow "tidak menentang" keanggotaan UE Ukraina.
Tetapi juru bicara Kremlin mengatakan Rusia mengikuti dengan cermat tawaran Kyiv terutama mengingat peningkatan kerja sama pertahanan di antara anggota UE.
Di medan perang, pasukan Rusia berusaha untuk mengambil kendali penuh atas wilayah Donbas timur, yang sebagian sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia sebelum invasi 24 Februari 2022.
Baca juga: Imbas Perang di Ukraina, Putin Sebut Barat Ingin Hancurkan Rusia dengan Sanksi Bodoh
Target utama serangan timur Moskow adalah kota industri Ukraina yakni Sievierodonetsk.
Rusia mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah merebut Metyolkine, sebuah desa di pinggiran, dan kantor berita negara Rusia TASS melaporkan bahwa banyak pejuang Ukraina telah menyerah di sana.
Militer Ukraina mengatakan Rusia memiliki "keberhasilan parsial" di daerah itu.
Baik Rusia dan Ukraina terus melakukan pemboman besar-besaran di sekitar Sievierodonetsk "dengan sedikit perubahan di garis depan", kata Kementerian Pertahanan Inggris pada Minggu.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-116: NATO Sebut Invasi Putin Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
Di kota kembar Sievierodonetsk, Lysychansk, bangunan tempat tinggal dan rumah pribadi telah dihancurkan oleh serangan Rusia, kata Gubernur Luhansk Serhiy Haidai.
"Orang-orang sekarat di jalanan dan di tempat perlindungan bom," ungkap Haidai.
'Perang dapat Berlangsung Bertahun-tahun'
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perang antara Rusia dengan Ukraina bisa berlangsung selama bertahun-tahun, surat kabar Jerman Bild am Sonntag melaporkan.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-114: Sumy Dihantam Roket dan Puluhan Mortir Pasukan Putin
Menurut Stoltenberg, perang ini juga bisa mendesak pemerintah Barat untuk terus mengirim persenjataan canggih ke pasukan Ukraina.
"Kita harus mempersiapkan fakta bahwa itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Kita tidak boleh menyerah dalam mendukung Ukraina," sebut Stoltenberg.
Sementara itu, pada Senin (20/6/2022) Kementerian Pertahanan Australia mengatakan bahwa mereka telah mengirim empat dari 14 pengangkut personel lapis baja yang dijanjikan ke Ukraina, bagian dari janji bantuan 200 juta dolar.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-113: Pejuang di Sievierodonetsk Abaikan Ultimatum Moskow
“Australia mendukung Ukraina, dan sekali lagi menyerukan kepada Rusia untuk menghentikan invasi yang tidak beralasan, tidak adil dan ilegal ke Ukraina,” ujar Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dalam sebuah pernyataan.
Adapun keputusan UE yang mendukung keanggotaan utama Kyiv akan menempatkan Ukraina di jalur yang tepat untuk mewujudkan aspirasi yang tidak dapat dijangkau oleh bekas republik Soviet sebelum invasi Rusia.
"Seluruh generasi berjuang untuk kesempatan melarikan diri dari penjara Uni Soviet dan, seperti burung bebas, terbang ke peradaban Eropa," terang Ketua Parlemen Ukraina, Ruslan Stefanchuk dalam sebuah pernyataan.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)