Jerman: Persatuan Uni Eropa Mulai Runtuh gegara Bahas Sanksi untuk Rusia Imbas Perang di Ukraina
Persatuan Uni Eropa (UE) saat membahas tentang sanksi untuk Rusia sebagai tanggapan atas invasi di Ukraina, dikhawatirkan mulai runtuh.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Persatuan Uni Eropa (UE) saat membahas tentang sanksi Rusia sebagai tanggapan atas invasi di Ukraina, disebut mulai runtuh.
Kekhawatiran itu disampaikan oleh Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck pada Minggu (29/5/2022).
Yakni menjelang pertemuan puncak atau KTT UE pada Senin (30/5/2022) dan Selasa (31/5/2022) di markas mereka di Ibu Kota Belgia, Brussel.
KTT UE ini untuk membahas paket sanksi baru terhadap Rusia yang mencakup embargo minyak terhadap Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-96: Pasukan Putin Hancurkan Kota Terbesar di Donbas
Serta membahas rencana untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.
"Setelah serangan Rusia di Ukraina, kami melihat apa yang bisa terjadi ketika Eropa bersatu." ujar Habeck, Minggu (29/5/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Reuters.
"Dengan pandangan ke KTT besok (Senin-Selasa), mari berharap itu terus seperti ini. Tapi itu sudah mulai runtuh dan runtuh lagi," sebutnya.
Sebelumnya, pada Jumat (27/5/2022), negara-negara Eropa bergegas mencapai kesepakatan untuk embargo pengiriman minyak Rusia melalui laut tetapi juga mengizinkan pengiriman melalui pipa.
Baca juga: Vladimir Putin Pecat Ratusan Tentara Rusia yang Tolak Tugas Resmi untuk Perang di Ukraina
Yang mana disebut sebagai kompromi untuk memenangkan Hongaria dan membuka blokir sanksi baru terhadap Moskow.
Habeck meminta Jerman untuk berbicara dengan satu suara di KTT daripada abstain dari suara karena perbedaan pendapat dalam koalisi yang berkuasa di negara itu.
Habeck menyerukan persatuan serupa dari negara-negara Uni Eropa lainnya.
"Eropa masih merupakan wilayah ekonomi besar dengan kekuatan ekonomi yang luar biasa. Dan ketika bersatu, ia dapat menggunakan kekuatan itu," kata Habeck dalam pembukaan pameran dagang Jerman Hannover Messe.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)