Rusia Datangkan Puluhan Teknisi Bom Suriah, Apa yang akan Terjadi pada Ukraina?
Presiden Rusia Vladimir Putin menggandeng puluhan pakar bom barel Suriah untuk membantu serangan invasi ke Ukraina, hal diyakini oleh pejabat Eropa.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menggandeng puluhan pakar bom barel Suriah untuk membantu serangan invasi ke Ukraina.
Teknisi terkait dengan bom barel terkenal militer Suriah yang telah mendatangkan kehancuran di sebagian besar negara telah dikerahkan ke Rusia.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, pejabat Eropa yakin bahwa langkah Putin itu bertujuan untuk membantu mempersiapkan potensi kampanye serupa dalam perang Ukraina.
Petugas intelijen mengatakan lebih dari 50 spesialis yang semuanya berpengalaman luas dalam membuat dan mengirimkan bahan peledak mentah telah berada di Rusia selama beberapa minggu.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-89: Kyiv Tolak Gencatan Senjata dan Ahli Bom Suriah Bantu Putin
Puluhan teknisi bom Suriah itu disebut telah bekerja bersama dengan pejabat dari pasukan militer Putin.
Kedatangan mereka dipahami sebagai salah satu faktor di balik peringatan Amerika Serikat dan Eropa bahwa militer Rusia mungkin telah mempersiapkan penggunaan senjata kimia dalam invasi yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Untuk diketahui, bom barel merupakan bahan peledak mentah yang dikemas dalam drum dan dijatuhkan dari helikopter.
Bom barel telah digunakan untuk menimbulkan dampak yang menghancurkan selama perang Suriah.
Baca juga: Pengacara Ukraina Pendukung Iblis Bela Tentara Rusia yang Bunuh Kakek-kakek: Saya Kasihan Padanya
Rezim juga secara teratur dituduh mengisi tabung dengan klorin dan menjatuhkannya di kota-kota yang dikuasai oposisi.
Hingga menyebabkan ratusan kematian dan memicu kekhawatiran yang meluas.
Tanpa senjata anti-pesawat, oposisi anti-Assad atau anti Presiden Suriah Bashar al-Assad hanya memiliki sedikit untuk melawan supremasi udara militer Suriah yang merupakan faktor besar dalam rezim merebut kembali bagian-bagian negara itu setelah 10 tahun perang.
Meski demikian, situasinya sangat berbeda di Ukraina.
Baca juga: AS hingga Jepang Walk Out dari Rapat APEC Imbas Perang Rusia-Ukraina, Apakah Indonesia Ikut?
Sebab, walau bagaimanapun pasukan Ukraina yang dipersenjatai dengan rudal darat ke udara yang mematikan dapat menjatuhkan jet dan helikopter Rusia.
Bahkan dapat menghentikan kemajuan dan membuat pasukan darat Rusia terkena tembakan artileri yang mematikan.
“Ini mungkin mengapa kita belum melihat mereka melintasi perbatasan,” kata seorang pejabat Eropa seperti dilansir dari The Guardian, Senin (23/5/2022).
“Kami tahu kapasitasnya ada, tetapi jika mereka menggunakannya, mereka kalah, kita akan tahu siapa yang melakukannya, dan mereka kemungkinan besar akan dibunuh.” lanjutnya.
Baca juga: Pengakuan Tentara Rusia saat Bunuh Kakek-kakek Ukraina: Gugup, Kini Pasrah Terima Hukuman
Dikabarkan bahwa spesialis bom barel berada di garda depan pasukan yang dikirim pemerintah Suriah ke Rusia untuk mendukung Putin.
Yang mana dukungan ini telah berperan penting dalam mengamankan cengkeraman kekuasaan rezim Assad.
Para pejabat percaya antara 800 dan 1.000 tentara Suriah sejauh ini secara sukarela melakukan perjalanan ke Rusia.
Kremlin juga telah menjanjikan mereka gaji antara 1.500 - 4.000 dolar hingga 20 kali lipat dari jumlah yang akan mereka terima di Suriah, di mana keruntuhan ekonomi telah menghancurkan negara itu.
Baca juga: Update Perang di Ukraina Hari Ke-88: Moskow Putus Pasokan Gas Finlandia dan Larang Biden Masuk Rusia
Pemerintah Suriah telah mendirikan empat pusat perekrutan utama untuk penempatan Rusia, di Damaskus, Latakia, Hama, dan Homs.
Perekrutan dikerahkan di bawah kontrak dengan Grup Wagner, organisasi militer swasta Rusia yang telah memainkan peran utama dalam mempekerjakan tentara bayaran.
Wagner diketahui juga telah menonjol di Libya dan Suriah timur yang mendukung kepentingan Rusia.
Sejak itu, Wagner telah menjadi pusat tindakan Rusia.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-87: Pasukan Terakhir Azovstal Menyerah, Rudal Rusia Hantam Pusat Budaya Ukraina
Pasukannya termasuk yang pertama dikerahkan ke Ukraina dan dituduh melakukan kekejaman di Bucha, di mana hingga 1.000 orang dibantai selama beberapa hari pada awal April 2022.
Seorang kerabat dari letnan tentara Suriah yang mendaftar untuk berperang di Ukraina menyangkal bahwa pamannya adalah seorang tentara bayaran.
“Mereka pergi ke sana sebagai unit tentara reguler,” katanya.
“Dia bepergian dengan satu peleton penuh. Hanya empat dari mereka yang tidak mau pergi. Putin melakukan banyak hal untuk kami, dan kami dapat membantunya sekarang.” lanjutnya.
Baca juga: 850 Gerai McDonald di Rusia Bakal Beroperasi dengan Nama Baru setelah Diborong Miliarder Govor
Pada akhir April, pemerintah Ukraina mengklaim bahwa hingga 25 pejuang Libya atau Suriah telah tewas di Kota Popasna, meskipun hal ini dibantah oleh pejabat Suriah dan anggota oposisi.
Wagner diperkirakan telah mengerahkan hingga 500 orang sebagai elemen pengintai di Ukraina.
Banyak di antaranya yang telah diterbangkan dari titik api di sekitar Afrika utara dan tengah.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)