Penjelasan Ustaz Abdul Somad soal Alasan Deportasi Singapura: Saya Kafir terhadap Setan dan Iblis
Pendakwah kondang Tanah Air Ustaz Abdul Somad Batubara (UAS) memberikan penjelasan terkait alasan Singapura yang telah mendeportasinya.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
"Kenapa tidak mau malaikat masuk? Karena malaikat tidak mau satu majelis dengan jin. Bukan malaikat itu takut, dia tidak mau kotor," paparnya.
"Itulah maka di rumah orang Islam tak boleh ada patung," sambung UAS.
Lebih lanjut, UAS menerangkan terkait istilah kafir.
Baca juga: Perasaan UAS saat Ditahan di Ruang Sempit sebelum Dideportasi Singapura: Pas seperti Liang Lahad
Menurut UAS, kafir hanyalah sebagai istilah dalam agama yang mengandung arti 'ingkar'.
"Tentang masalah kafir, kafir itu artinya ingkar. Siapa saja yang tidak percaya Nabi Muhammad SAW itu adalah rasul utusan Allah SWT, maka dia kafir," ungkap UAS.
Agar lebih dipahami, UAS bahkan mengibaratkan dirinya sebagai kafir terhadap setan dan iblis karena tak percaya dengan ajakan buruknya.
"Saya ini adalah kafir, saya tidak percaya kepada ajakan iblis dan setan, maka saya ini kafir, kafir terhadap iblis dan setan," jelas UAS.
Baca juga: Perasaan UAS saat Ditahan di Ruang Sempit sebelum Dideportasi Singapura: Pas seperti Liang Lahad
"Kafir itu artinya ingkar, itu adalah istilah dalam agama." tegasnya.
UAS menegaskan bahwa ia tak akan berhenti mengajarkan ajaran agama Islam menyusul adanya kejadian deportasi ini.
"Saya tidak akan pernah berhenti mengajarkan itu, kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi, maka biarlah semua orang mengatakan itu, karena itu bagian dari ajaran agama," bebernya.
"Saya akan tetap mengajar dan saya sampai sekarang masih sebagai pengajar," lanjut UAS.
Baca juga: Kronologi Lengkap UAS Dideportasi dari Singapura: Ngaku Tokoh Intelektual Muslim, Bukan Teroris
Bahkan disebutkan UAS, bahwa ia merupakan profesor yang dikontrak oleh salah satu universitas di Brunei Darussalam.
"Saya visiting professor di Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Brunei Darussalam) masih ada kontrak," kata UAS.
"Saya mendapat honoris causa (gelar) dari Universitas Islam Internasional Antarbangsa Selangor Malaysia dan saya sarjana," tambahnya.
Pendakwah kondang Tanah Air itu pun mengaku bahwa ia bukanlah seseorang yang sembarangan dalam menyampaikan ajaran.
"Saya pendidik, dosen, saya bukan orang yang ngomong sembarangan," tegasnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)